Mohon tunggu...
Siapasiapap
Siapasiapap Mohon Tunggu... Lainnya - Profil

Hallo real life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Benci

31 Maret 2016   17:48 Diperbarui: 31 Maret 2016   17:59 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah 20 tahun menjalani kehidupan ada satu hal penting yang luput dari pengamatanku. Aku membenci diriku. 

 

Aneh bukan? Bagaimana mungkin ada seorang individu membenci dirinya sendiri dan parahnya itu baru disadari setelah 20 tahun berlalu. Sebenarnya sejak kapan hal ini terjadi?. Kurasa sudah lama. Mungkin saja sudah bertahun-tahun yang lalu, tapi bisa saja hanya beberapa hari yang lalu. 

 

Baiklah, mari kita jawab pertanyaan di atas satu persatu.

 

Pertanyaan pertama, kenapa aku bisa membenci diri sendiri.

Benci? Sepertinya itu bukan kata yang tepat. Masalahnya aku tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana caraku untuk dapat melihat jelas individu yang dipantulkan oleh cermin.

 

Mahluk seperti apakah aku?

Aku tidak menyukai Tiara. Dia adalah anak yang suka mengkritik tetapi tidak melakukan perubahan. Sebenarnya aku menyukai kata-kata yang keluar dari mulut mungilnya, tegas tanpa basa-basi dan tepat, sama sekali tidak cocok dengan wajahnya yang manis dan terlihat rapuh. Lagipula ini Indonesia, tidak sopan untuk berbicara secara lugas langsung di depan wajah objek. Tapi lebih menjijikan lagi orang yang bermanis-manis lalu mengatakan keburukan di belakang. Penjilat.

 

Mari fokus kembali kepada Tiara, bukankah dia lebih baik dari para penjilat? Dia benar-benar anak yang lurus dan berbicara apa adanya. Walaupun Tiara seorang remaja putri dia tidak pernah menunjukan emosi yang berlebihan. Wajahnya selalu memancarkan ketenangan. Hal yang menjadi masalah adalah Aku dapat memaafkan penjilat. Aku yakin mereka tidak akan mampu untuk melampauiku, sedangkan Tiara memiliki potensi. Jadi intinya Aku iri?. Tidak juga, Aku hanya merasa memperhatikan penjilat hanya membuang-buang waktu dan Tiara adalah seseorang yang perlu diwaspadai.

 

Tiara selalu tenang dan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk dirinya. Tidak peduli dengan tanggapan ataupun keadaan pribadi-pribadi yang ada disekitarnya. Itulah alasannya mampu untuk berkata pedas di hadapan sang pelaku. Tiara tidak peduli apakah kata-katanya membawa pengaruh. Apakah ada yang tersakiti. Apakah waktu untuk mengatakan hal tersebut tepat. Apakah dia tidak membuat kesalahan yang sama.

 

Ya

 

Aku adalah Tiara 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun