Setelah 20 tahun menjalani kehidupan ada satu hal penting yang luput dari pengamatanku. Aku membenci diriku.Â
Â
Aneh bukan? Bagaimana mungkin ada seorang individu membenci dirinya sendiri dan parahnya itu baru disadari setelah 20 tahun berlalu. Sebenarnya sejak kapan hal ini terjadi?. Kurasa sudah lama. Mungkin saja sudah bertahun-tahun yang lalu, tapi bisa saja hanya beberapa hari yang lalu.Â
Â
Baiklah, mari kita jawab pertanyaan di atas satu persatu.
Â
Pertanyaan pertama, kenapa aku bisa membenci diri sendiri.
Benci? Sepertinya itu bukan kata yang tepat. Masalahnya aku tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana caraku untuk dapat melihat jelas individu yang dipantulkan oleh cermin.
Â
Mahluk seperti apakah aku?
Aku tidak menyukai Tiara. Dia adalah anak yang suka mengkritik tetapi tidak melakukan perubahan. Sebenarnya aku menyukai kata-kata yang keluar dari mulut mungilnya, tegas tanpa basa-basi dan tepat, sama sekali tidak cocok dengan wajahnya yang manis dan terlihat rapuh. Lagipula ini Indonesia, tidak sopan untuk berbicara secara lugas langsung di depan wajah objek. Tapi lebih menjijikan lagi orang yang bermanis-manis lalu mengatakan keburukan di belakang. Penjilat.