Mohon tunggu...
Saifurrazi
Saifurrazi Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Senang menulis dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip

Intip Tahapan yang Dilakukan Petani di Gayo Untuk Menghasilkan Kopi Gayo yang Berkualitas

17 Januari 2023   15:35 Diperbarui: 17 Januari 2023   16:20 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gayo adalah salah satu nama suku yang mendiami dataran tinggi pegunungan Gayo, Aceh. Suku Gayo tersebar luas di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Masyarakat Gayo umumnya berprofesi sebagai petani kopi. Kopi Gayo merupakan salah satu produk unggulan daerah Dataran Tinggi Gayo. Kopi Gayo merupakan produksi perkebunan rakyat di kawasan Tanah Gayo dan Gayo Lues. Menurut salah seorang Petua di desa yang saya tempati saat ini, perkebunan kopi di daerah Gayo sudah berkembang sejak tahu. 1900-an. Pada tahun 1904 Belanda memasuki Dataran Tinggi Gayo.

Mereka mengenalkan berbagai jenis tumbuhan kepada masyarakat, salah satunya adalah kopi. Saat itu kopi yang diperkenalkan adalah kopi Robusta dan Arabica. Kedua jenis kopi ini masih dibudidayakan hingga sekarang. Awalnya pada saat itu perkebunan kopi Gayo adalah milik Kolonel Belanda yang berada di bawah kekuasaan penjajahannya. Namun, perkebunan tersebut kini dimiliki oleh masyarakat Gayo. Selain menjadi sumber mata pencaharian ekonomi, perkebunan Kopi Gayo juga menjadi identitas bagi masyarakat Gayo. Pada saat menanam, merawat, dan setelah panen masih kental dengan unsur gotong royong dan gotong royong di antara mereka.

Berikut tabel perbedaan kopi arabika dan kopi robusta :


Deskripsi : Arabica | Robusta
Tahun Ditemukan : 1753 | 1895
Kromosom : 44 | 22
Waktu Buah : 10 bulan | 11 bulan
Produksi : 3000 kg/ha | 4000 kg/ha
Suhu : 15-24 C | 24-30 C
Bentuk Biji : Pipih | Oval


Lalu, apa yang dilakukan untuk bisa menghasilkan kopi yang nikmat?


Berikut ulasan khusus yang saya tulis berdasarkan analisa saya saat berkunjung ke Gayo. Saya telah tinggal di tempat ini selama lebih dari 1 bulan. Saya mendapat beberapa informasi tentang produksi kopi.

Pembibitan kopi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

(Salah Satu Usaha Rumahan Yang Membudidayakan Bibit Kopi)


Ada dua jenis tanaman kopi yang ditanam para petani di kawasan Pegunungan Gayo, yaitu kopi Arabika dan Robusta. Bibit tanaman kopi dibudidayakan langsung oleh masyarakat Gayo yang mengambil asli dari asal tanamannya. Bibit kopi ditanam dalam media polybag secara hidroponik. Tanah yang digunakan dalam polybag adalah tanah yang dicampur dengan kompos. Agar bibit kopi tumbuh subur maka perlu dilakukan penyiraman setiap sore hari. Biasanya bibit kopi akan dipindakah ke kebun pada umur 3-4 minggu.

Perawatan

PicsArt_04-01-03.26.19.jpg
PicsArt_04-01-03.26.19.jpg

(Salah Satu Jenis Hama Tanaman Kopi)


Salah satu hama tanaman kopi adalah ulat bulu. Pembasmian hama dilakukan dengan penyemprotan obat hama. Penyemprotan hama dilakukan minimal 15 kali. Kopi yang baik memiliki ketinggian sekitar 2-3 meter. Agar tidak terlalu tinggi, pucuk perlu dipotong. Di perkebunan kopi kita sering melihat tanaman pisang. Petani kopi sengaja menanam pisang ini untuk menanam kopi. Budidaya kopi jatuh serbuk sari Pete merupakan proses perkawinan untuk menghasilkan buah kopi.


Memanen

PicsArt_04-01-03.19.00.jpg
PicsArt_04-01-03.19.00.jpg

(Pemilihan Kopi)


Tanaman kopi akan berbuah paling lambat 1,5 tahun sejak tanam. Jika buah kopi sudah mulai tumbuh, pemetikan bisa dilakukan selama 15 hari. Kopi yang dipetik adalah kopi yang berwarna merah. Memilih buah kopi bukanlah hal yang mudah, perlu ketelitian dalam memilih dan memilah buah kopi yang layak untuk dipetik. Saat memetik kopi, biasanya petani akan berdiri berjajar menurut tanaman kopi di setiap banjar. Setiap kali panen, petani bisa menghasilkan sekitar 5-10 karung kopi. Harga jual satu karung biji kopi mentah sekitar 200-300 ribu rupiah.

Biji Kopi

PicsArt_04-03-03.30.31.jpg
PicsArt_04-03-03.30.31.jpg

(Proses pengeringan dilakukan di tempat yang terkena sinar matahari)


Setelah dipetik, biji kopi akan dibawa ke tempat pengelupasan kulit luar. Setelah melalui tahapan tersebut, biji kopi akan dikeringkan secara manual menggunakan bantuan sinar matahari. Saat cuaca cerah proses penjemuran biji akan memakan waktu 2-3 minggu. Penjemuran dilakukan hingga biji kopi berwarna hitam pekat. Dejemur biji kopi mulai pagi hingga sore hari menggunakan terpal.

Ketinggian tanah dan serta pohon naungan kopi (pete) dengan metode pertanian organik masyarakat gayo sangat menjaga kearifan lokal. Rasa kopi Gayo yang sangat menggoda membuat semua orang menyukai kopi jenis ini. Sekali mencoba kopi Aceh, dijamin akan jatuh cinta. Sekarang, besok, atau lusa akan ada rasa menikmati nikmatnya aroma kopi Aceh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun