Mohon tunggu...
Michael Siahaan
Michael Siahaan Mohon Tunggu... Jurnalis - Berpikir, bekerja, bersahaja.

Apa guna membaca tanpa menulis?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaklumi Thukul

24 Januari 2017   01:18 Diperbarui: 24 Januari 2017   01:31 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oh ya, sekalian saya berpesan, misalnya anda berharap "Istirahatlah Kata-Kata" menampilkan sisi revolusioner seorang Thukul, anda tidak perlu keluar duit untuk membeli tiket karena lebih baik mencari sumber lain tentang pria kelahiran 26 Agustus 1963 ini. Saya jamin film ini tidak memuaskan keinginan anda.

Namun, kalau kita melihat dari sisi keluarga dan teman-teman yang pernah bersinggungan dengan Thukul, film ini tentu layaknya "masterpiece". Terima kasih setinggi-tingginya patut diberikan kepada sang sutradara karena berhasil mendokumentasikan perjalanan Thukul di pengasingan, sesuatu yang bisa saja selama ini menjadi misteri atau bayang-bayang semata. Keluarga dan teman tidak perlu lagi tahu tentang kehebatan pria yang sulit berucap huruf "R" ini, karena tentu mereka sudah mengetahui siapa dia sebenarnya.

Karena itu mari kita memaklumi film ini dengan segala kelebihan dan kekurangan. Maklumi pula Wiji Thukul dengan semua sifat dasar kemanusiannya.

 

 

Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun