Mohon tunggu...
Michael Siahaan
Michael Siahaan Mohon Tunggu... Jurnalis - Berpikir, bekerja, bersahaja.

Apa guna membaca tanpa menulis?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Bertongkat

21 Maret 2016   23:53 Diperbarui: 22 Maret 2016   00:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Lelaki Bertongkat"][/caption]Dari jauh ku pandang,
nyaris tak terlihat
hanya langkah bimbang
bersama tongkat kayu sepat 

Langkahmu tiada lagi cepat
Seperti dulu
Saat di mana kau masih berlari
Menemani kaki-kakiku yang mungil
Melindungiku dari petaka
Dari sedih yang berkunjung tanpa diduga  

Tak bisa dia memandangku,
Jarak kami terlalu jauh
Namun suaranya masih jelas
Bedanya, di sana tak ada lagi  
Pria dengan nada tegas
Berkata lantang dan berani 

Suara itu kini lemah,
Seakan tak bertenaga
Aku ingin menyentuh
Tapi apa daya
Kami terlalu jauh...

Tangan yang ketika itu
gendong tubuh mungilku
dengan sayang tanpa kaku
Kini berbayang pekat
Bergelut dengan tongkat
Paksa langkahmu tersekat

Aku tahu kau bersusah payah
Tetaplah tabah, Ayah!

 

(Jakarta, 21 Maret 2016) | ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun