Mohon tunggu...
Humaniora

Belajar Mengasihi Walaupun Disakiti: Pesan dari Seorang Yang Memang Benar Ulama

16 November 2016   13:04 Diperbarui: 16 November 2016   13:24 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber detik.com gambar Gereja Oikumene Samarinda

Perasaan kecewa, sedih dan menangis, bercampur aduk pasca melihat tindakan teror yang terjadi di Gereja Oikumene Samarinda. Dimana kejadian ini terjadi di Kalimantan tepatnya di Samarinda dan menyebabkan hilangnya nyawa seorang anak kecil bernama intan marbun. Sedih sekali melihat seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa, masih polos, dan punya harapan panjang akan hidupnya, namun nyawa menghilang pasca terjadi pemboman di gereja oikumene kalimantan, samarinda.Kejadian ini telah banyak diberitakan di berbagai media online, surat kabar, maupun, televisi. Pada tanggal 15 November, selasa malam kemarin, ILC kembali mengulas ini dengan judul tema INTAN. Yang membuat saya menjadi semakin tertarik menonton acara ini adalah ketika seorang ulama yaitu Pendeta bernama  Elmun Rumahorbo, menyampaikan jangan sampai ada yang memukuli teroris ini, kita harus mengasihi dia (pelaku teror). Sebuah pernyataan yang luar biasa keluar dari ucapan seorang ulama ini. Pernyataan ini membuat teduh hati dan bukan malah memperkeruh suasana. Memang sudah sepatutnya seorang ulama bersikap dan memiliki jiwa seperti ini.

Beliau Amang Pdt. Elmun Rumahorbo pun mengatakan bawalah teroris ini ke polisi, janganlah kita menghakimi. Sebuah pernyataan yang lagi-lagi membuat saya terkagum. Dia percaya dengan proses hukum, bukannya malah memprovokasi keadaan menjadi semakin keruh. Lagi-lagi saya menggelengkan kepala, dan takjub mendengar pernyataan seperti ini. Bila banyak ulama yang seperti Amang Pdt. Elmun Rumahorbo maka kurasa damai Indonesia ini akan teduh sekali terasa. 

Bahkan ketika beliau Elmun Rumahorbo sampai di Polresta Samarinda, beliau malah ingin mendoakan teroris tersebut. Dia menginginkan agar damai sejahtera ada dalam benak dan hati si pelaku teroris ini. Beliau menginginkan damai sejahtera senantiasa ada di dalam pikiran teroris ini. Pelajaran berharga dan penting yang bisa kita ambil dari sikap ulama ini. Marilah kita sama-sama berpikir jernih, dan jangan ada provokasi, terhadap segala perkara kejadian yang terjadi di Negara kita. Mudah-mudahan kedepannya Indonesia semakin aman, damai, dan rukun dalam berkehidupan sosial antar sesamanya.

Mengenai selengkapnya pernyataan ulama ini silahkan tonton video tautan di bawah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun