Mohon tunggu...
Bayu Siaga Krismana
Bayu Siaga Krismana Mohon Tunggu... Freelancer - Siaga

Berjalan sendiri, hidup sendiri, mati pun sendiri... - Abu dzar. ra

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Uang dan Generasi yang berjuang

30 Oktober 2020   08:15 Diperbarui: 30 Oktober 2020   09:04 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaykum,

Halo sobat kompasiana...

sebelumnya, saya mau mengucapkan

Selamat Hari Sumpah Pemuda

buat semua... 

.

nah, tiba-tiba kepingin nulis ni, 

ada hubungannya... sedikit sih agak sedikit nyambung lah dengan peringatan 2 hari yang lalu. Agak telat sih nulisnya 😅

yow... sob... khususnya para pemuda nih,

dan yang sudah kerja ni, bergelut dengan hiruk pikuk keramaian dunia pemerasan keringat-tenaga-pikiran untuk menyambung tali kehidupan.

Oke...

Jadi ini tentang generasi dan uang,

Uang?...

Hmmm... siapa sih yang gak mau uang?(beberapa orang selalu bilang gini ke saya😓)

Padahal... uang itu bukan segalanya sob... tapi sayangnya, di belahan dunia ini... ternyata segalanya hampir selalu berkaitan dan butuh uang... dilema, kan.

Nah...

Sebenarnya gak masalah sih... mau mengejar dan menyimpan seberapa banyak pun... itu hak sih.

Namun yang jadi masalah, ketika sumbernya dari hal yang tidak baik (padahal dari sumber yang di ragukan saja sudah membawa dampak yang cukup buruk lho).

Kok bisa?

Iya dong, kan hampir segalanya perlu uang.

Hubungannya dengan generasi?

Ya... berhubungan,

Jika ingin melahirkan dan menumbuhkan generasi penerus yang berkualitas dan bermoral (plus berakhlak mulia). Salah satunya adalah sumber uang berasal.

Karena, dari uang ini... ujung-ujungnya nanti akan menjadi bagian dari hidup kita lagi. 

Gambarannya begini sob:

(Ini contoh yang sering kita temui di kalangan menengah kebawah)

Dapat uang ni... kita tahu itu dari hal yang gak baik, misal KKN (KKN itu kuas lho ya), nah... kita tahu dan sadar itu, terus... uangnya gak kita buat makan dan gak kita kasih ke keluarga di rumah.

Tetapi, kita buat beli BBM... pernah kepikiran gak sih, padahal kalo dibelikan BBM ujungnya bakalan sama lho...

Kok bisa?

Kan, abis beli BBM pake uang itu, trus kendaraannya dipake buat kerja, kerja dapat gaji, gajinya kita pake makan, dikasih ke keluarga juga, dipake makan oleh keluarga. Terus, abis kita makan, makanan itu sebagian jadi daging, dan dagingnya itu tumbuh dan melekat sama diri kita, dan keluarga kita termasuk anak-anak kita. 

Atau gini...

Uangnya cuman dibuat beli mainan atau pulsa, nah terus... kan dari pulsa atau mainan atau kesenangan apapun itu, bisa bikin kita refresh. Trus kita abis refresh, kerja, kerja dapat gaji, gajinya dipake makan, dikasih keluarga dipake makan juga. Atau kalo dipake makan sendiri, terus jadi daging, dari daging itu dikemudian hari melahirkan seorang anak yang juga tumbuh sama daging itu... nah lo...

Muter aja kan, ujung-ujungnya... ketemunya juga sama kok, bagian hidup dan napas kita lagi.

,

Jadi...

Cuman uneg-uneg dari pikiran yang lagi kacau aja sih...mungkin, hehe

.

Yuk... kita semua, 

Kalau kita ingin menghasilkan generasi oenerus bangsa yang berkualitas, bermartabat, bermoral dan berakhlak...

Ingat untuk perhatikan baik-baik, sumber dari penghasilan/upah/gaji kita ya...

Ya... bersih banget kan mustahil (misalnya, dan seringnya sih banyak yang berpikir begini mungkin ya)

Gak perlu bersihnya kok (ini pendapat saya lho ya), tapi sejauh mana kita peduli dan perhatian dengan hal itu, serta langkah apa yang akan kita ambil (peduli dan perhatian itu berdasarkan tindakan yah, bukan cuman pemikiran... yg jelas, maksudnya effort -kata orang-orang jama now 😁)

.

Demi generasi penerus bangsa yang lebih mulia.

Salam, 

Pemuda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun