Mohon tunggu...
Bayu Siaga Krismana
Bayu Siaga Krismana Mohon Tunggu... Freelancer - Siaga

Berjalan sendiri, hidup sendiri, mati pun sendiri... - Abu dzar. ra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Milenial

25 November 2019   11:33 Diperbarui: 25 November 2019   11:49 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Hari Guru pada seluruh Guru di dunia, khususnya di negeri tercinta Indonesia.

Tulisan ini, adalah artikel pertama saya dan sebenarnya mungkin hanya semacam diary atau curhatan yang seolah ditampilkan dalam bentuk artikel, ya... mungkin sekalian belajar menulis artikel. Jadi apapun yang tertulis dan terkandung didalamnya secara mutlak berlaku untuk saya sendiri, bisa dibilang ini diary tapi berbagi rasa siapa tahu ada yang punya unek-unek sama sehingga bisa saling bersilaturahmi antar unek-unek yang ada.

Secara umum ucapan Selamat Hari Guru ini saya sampaikan bukan hanya dikhususkan untuk para Guru yang memang berprofesi sebagai Guru, namun seluruh pengajar yang ada baik itu yang berprofesi Guru atau hanya sekedar ibu rumah tangga yang memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.

Memang di dalam KBBI disebutkan bahwa Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar, disebutkan pula bahwa kelakuan murid (orang bawahan) selalu mencontoh guru (orang atasan). saya bukanlah ahli bahasa, namun hanya kadang sering menarik kesimpulan sendiri yang menurut saya pribadi itu logis dan bagi saya Guru adalah seorang pengajar, jadi seorang ibu rumah tangga pun yang mengajari anak-anaknya juga termasuk guru, begitu juga dengan para atasan disuatu perusahaan atau industri yang membimbing bawahannya.

seperti yang kita tahu bahwa pendidikan selalu update, ilmu dan wawasan selalu terbarukan sehingga untuk mendukung itupun sudah bukan rahasia umum lagi bahwa balistung (Baca Tulis Hitung) saat ini menjadi seperti makanan pokok yang harus ditanamkan pada anak-anak  terutama diusia prasekolah, karena memang tuntutan dunia saat ini begitu ketat dan tinggi. Namun untuk mengejar itu kita pun ada baiknya tidak melupakan bahwa anak-anak tetaplah anak-anak dan manusia tetaplah manusia. hmmm....lalu apa hubungannya balistung dengan melupakan jati diri manusia? dan apa sih yang sebenarnya mau ditulis ini?.

tentang balistung, sebenarnya adalah sebagian kecil dari pendidikan namun penting. nah.. di lingkungan saya tinggal, yang kebetulan seperti tinggalnya nenek moyang jaman dulu yang sering dikenal dengan sebutan "nomaden" alias berpindah-pindah tempat tinggal dari satu tempat ke tempat lainnya dan kebetulan juga ternyata secara tidak sengaja terwariskan dari orangtua kepada saya.

Kembali lagi ke lingkungan saya tinggal, balistung ini sudah dianggap oleh sebagian orangtua seperti prosesor yang harus terpasang pada sebuah CPU dimana yang memasang adalah tukang CPU atau ahli IT. kenapa saya ibaratkan begitu? karena memang sebagian orangtua merasa balistung hanya bisa diajarkan oleh orang yang telah memiliki ijazah sarjana pendidikan (red. guru), sebagian besar melupakan peranan orangtua sebagai guru bagi anak-anaknya dimana peran guru ini bukan hanya masalah moral namun juga hal penting lainnya seperti balistung.

Mereka mengajarkan balistung, namun mengajarkan kembali apa yang sudah diajarkan oleh sekolahnya. maksudnya gimana ya? kan sudah tentu orangtua mengajarkan kembali apa yang diajarkan guru-guru anak mereka di sekolahnya? ada yang salah?

Tidak, tidak ada yang salah tentang itu, justru itu sangat bagus.

Namun  yang saya sayangkan adalah caranya, sebagian kecil seakan melupakan bahwa manusia bukanlah robot dan anak-anak memiliki jiwa anak-anak, dimana mereka punya hak untuk bermain dan bersenang-senang dan merekapun memiliki orangtua untuk menjadi teman dalam bersenang-senang menikmati dunianya sebagai anak-anak. selain itu tak jarang pendidikan anak prasekolah seperti TK, telah memberlakukan pekerjaan rumah bagi muridnya yang berhubungan dengan balistung, khususnya membaca dan menulis, namun PR berbentuk membaca dan menulis. lah....emang mau bentuk gimana lagi? tulisannya semakin gak jelas, hehehe

Lanjut curhatannya ni,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun