Mohon tunggu...
yusuf siregar
yusuf siregar Mohon Tunggu... -

Berpikir Kritis & Etis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Perbedaan Unsur Intrinsik Hikayat Si Miskin dengan Cerita Pendek Tangan-tangan Buntung

25 Februari 2016   11:11 Diperbarui: 4 April 2017   17:44 5406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hikayat Si Miskin adalah sebuah hikayat asli melayu karya Aman Datuk Madjoindo. Sedagkan Cerita Pendek Tangan-Tangan Buntung adalah salah satu cerita pendek yang diterbitkan oleh harian Kompas. Cerita pendek Tangan-Tangan Buntung merupakan hasil karya Budi Darma. Kedua karya sastra ini memiliki perbedaan unsur intrinsik yang sangat banyak. Kedua karya sastra ini memiliki perbedaan di tema, latar, alur, penokohan, sudut pandang, dan amanat.

Dari segi tema Hikayat Si Miskin dan cerita pendek Tangan-Tangan Buntung memiliki perbedaan di mana Hikayat Si Miskin memiliki tema Islam sedangkan cerita pendek Tangan-Tangan Buntung memiliki tema hukum. Tema Islam Hikayat Si Miskin bisa dilihat dari kata-kata awal cerita pendek tersebut yang berbunyi: “Suatu peristiwa yang mana Allah SWT menunjukkan kekayaanNya kepada hambaNya.”. Selain itu diceritakan dalam Hikayat tersebut sepasang suami-istri miskin yang pada awalnya didiskriminasi oleh masyrakat namun pada akhirnya dipedulikan oleh masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa orang yang sedang dalam kesusahan akan mendapat berkah Allah swt.. Cerita pendek Tangan-Tangan Buntung memiliki tema hukum karena dalam cerita pendek tersebut sering diceritakan bagaiman seharusnya seorang pemimpin memimipin negara. Pembuktian bahwa cerita pendek Tangan-Tangan Buntung memiliki tema hukum bias dilihat dari kutipan berikut: “Dalam undang-undang dasar dinyatakan dengan tegas, siapa pun berhak menjadi presiden, asalkan memenuhi syarat.”

Latar Hikayat Si Miskin berbeda dengan latar cerita pendek Tangan-Tangan Buntung. Hikayat Si Miskin memiliki latar tempat di kerajaan, hutan, pasar, dan istana. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berikut: “Ketika hari sudah petang, si miskin masuk ke dalam hutan tempatnya sediakala.”. Sedangkan cerita pendek Tangan-Tangan buntung memiliki latar tempat di sebuah Republik Nusantara, gedung M.P.R., rumah Nirdawat, dan beberapa negara di Amerika Latin. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berikut: “Lalu dengan sikap hormat mereka memanggul Nirdawat beramai-ramai menuju Gedung M.P.R.”. Hikayat Si Miskin memiliki latar waktu ketika malam, petang, pagi, dan siang. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berikut: “Ketika hari sudah petang, si miskin masuk ke dalam hutan tempatnya sediakala.”. Sedangkan cerita pendek Tangan-Tangan bunting memiliki latar waktu ketika pagi dan malam. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan berikut: “Terceritalah, setelah malam tiba, dalam keadaan lelah Presiden Nirdawat masuk ke kamar tidur”.

Alur daripada Hikayat Si Miskin dan cerita pendek Tangan-Tangan Buntung juga berbeda. HIkayat Si Miskin memiliki alur maju karena penulis menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi secara kronologis. Sedangkan cerita pendek Tangan-Tangan Buntung memiliki alur campuran.  Hal ini dikarenakan penulis pada awalnya menceritakan kejadian yang sedang terjadi. Kemudian di tengah-tengah cerpen penulis menceritakan apa yang telah terjadi di masa lalu. Setelah menceritakan apa yang terjadi di masa lalu, penulis menceritakan kembali kejadian-kejadian yang sedang terjadi.

Terdapat banyak tokoh dan juga metode penokohan baik dalam Hikayat Si Miskin maupun cerita pendek Tangan-Tangan Buntung. Di dalam Hikayat Si Miskin, terdapat beberapa tokoh seperti Si Miskin, Istri Si Miskin, Baginda Raja, dll. Metode. penokohan yang digunakan oleh penulis dalam Hikayat Si Miskin diantaranya adalah melalui perbuatan atau tingkah laku tokoh dan melalui percakapan para tokoh. Hal ini bias dilihat dari kutipan berikut: Baginda berkata" ada apakah gerangan di luar itu?". Para raja menjawab" ya taunku Syah Alam, orang melempari Si Miskin tuanku". Baginda berkata" usirlah jauh-jauh!". Sedangkan dalam cerita pendek Tangan-Tangan Buntung terdapat tokoh-tokoh seperti Presiden Nirdawat, Istri Presiden Nirdawat, Dobol, Abdul Jedul, Jiglong, dll. Di dala cerita pendek ini, sang penulis menggunakan metode penokohan langsung dan melalui perbuatan atau tingkah laku tokoh. Hal ini bias dilihat dari kutipan berikut: “ Kebetulan Jiglong anak manja, malas, suka foya-foya, dan tentu saja suka main perempuan, dan karena merasa kekuasaan dan hartanya tidak mengenal batas, maka berjudi pun dia lakukan dengan penuh semangat.”.

Sudut pandang dari kedua karya sastra ini juga memiliki perbedaan. Sudut Pandang Hikayat Si Miskin merupakan sudut pandang orang ketiga pengamat. Hal ini dikarenakan penulis menceritakan cerita dengan menggunakan kata ganti orang seperti ia dan dia. Sang penulis juga merupakan seorang pengamat yang berada di luar cerita. Sedangkan untuk cerita pendek Tangan-Tangan Buntung, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang ketiga orang serba tahu. Hal ini dikarenakan penulis menceritakan cerita dengan menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia dan ia. Penulis ketika menceritakan cerita juga memaparkan hal-hal yang sudah terjadi sebelumnya dan tidak semua orang mengetahuinya.

Terdapat perbedaan amanat dari Hikayat Si Miskin dan cerita pendek Tangan-tangan Buntung. Hikayat Si Miskin memiliki amanat yaitu ketika ada penderitaan kelak nanti akan ada kebahagiaan jika kita tetap berusaha. Sedangkan untuk cerita pendek Tangan-Tangan Buntung memiliki amnat yaitu seorang pemimpin yang memimpin sebuah negri haruslah bijak dan bersikap seperti pemimpin dan juga menikuti hukum yang sudah ada.

Link Cerita Pendek Tangan-Tangan Buntung:

https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/07/29/tangan-tangan-buntung/

Link Hikayat Si Miskin:

http://smanplusprovinsiriau.blogspot.co.id/2013/10/hikayat-si-miskin-prosa-karya-sastra.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun