Mohon tunggu...
Ida Bagus Indra Dewangkara
Ida Bagus Indra Dewangkara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Antusias saat membahas teknologi/sistem informasi dan sejenisnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalkan Transformasi Digital Pendidikan Melalui Rencana Strategis Sistem/Teknologi Informasi

13 Juli 2024   23:02 Diperbarui: 14 Juli 2024   22:26 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freepik/rawpixelInput sumber gambar

Transformasi digital merupakan konsep yang kini sering digaungkan oleh banyak elemen masyarakat.

Secara definisi, transformasi digital sendiri dapat diartikan sebagai fenomena pengalihan aktivitas konvensional ke dalam bentuk digital.

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang tidak terlepas dari fenomena transformasi digital.

Terlebih lagi, pandemi Covid-19 yang melanda pada tahun 2020 hingga 2022 membuat sektor pendidikan harus memanfaatkan sistem/teknologi informasi (SI/TI).

Apa Saja Bentuk dari Transformasi Digital dalam Pendidikan?

Betuk transformasi digital di dalam pendidikan sudah banyak dirasakan. Berbagai bentuk transformasi digital adalah virtual class melalui Zoom, Google Meet, atau Webex, adanya E-Learning, pemanfaatan chatbot AI seperti ChatGPT, pemanfaatan e-book, hingga platform aplikasi yang lainnya.

Di dalam pendidikan tinggi, kampus saat ini sedang gencar memanfaatkan berbagai SI berbasis web ataupun aplikasi untuk menunjang aktivitas akademik.

Kesempatan Transformasi Digital bagi Lembaga Pendidikan

Di era saat ini, seluruh sektor pendidikan memang perlu melakukan transformasi digitai. Terlebih lagi, jika kita sama-sama melihat manfaatnya bagi kemudahaan aktivitas akademik maupun non akademik.

Namun, melakukan transformasi digital yang baik tidak boleh berdasarkan keinginan pribadi saja. Menurut Joe Peppard dan John Ward pada tahun 2002, untuk melakukan transformasi digital diperlukan perencanaan strategis yang matang.

Memang, terkadang konsep "transformasi digital" di Indonesia sering dijadikan ajang "pemborosan anggaran" semata. Contohnya sangat nyata ada di sektor pemerintahan. Dilansir pada laman Kompas, pemerintah saat ini memiliki sekitar 27 ribu aplikasi yang dikembangkan melalui vendor.

Tentu data tersebut bukanlah sebuah kabar yang baik. Mengapa demikian? Ya, karena jumlah aplikasi yang ada sangat berbanding terbalik dengan jumlah aplikasi yang digunakan. Bahkan, ada banya masyarakat yang tidak menggunakan satu pun aplikasi milik pemerintah.

Tidak hanya di dalam pemerintahan, sektor pendidikan juga sebaiknya tidak melakukan transformasi digital secara "grasak-grusuk". Untuk melakukan transformasi digital, langkah-langkah yang paling penting sejatinya ada pada tahap awal. Tahap-tahap tersebut antara lain adalah perencanaan, analisis, dan desain.

Rencana Strategis SI/TI: Langkah Awal Transformasi Digital

Rencana Strategis SI/TI merupakan salah satu langkah yang tepat untuk memulai transformasi digital. Salah satu konsep mengenai rencana strategis SI/TI dicetuskan oleh dua profesor asal Cranfield School of Management, yakni Joe Peppard dan John Ward.

Dilihat dari definisinya, rencanan strategis SI/TI merupakan hasil dari proses perencanaan strategis. Di mana, perencanaan strategis meliputi berbagai analisis yang bertujuan untuk "menyelaraskan antara kebutuhan dan implementasi SI/TI".

Melalui proses rencana strategis, lembaga pendidikan dapat melakukan analisis bisnis internal dan eksternal mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang tepat terkait transformasi digital.

Tidak hanya itu, dalam perencanaan strategis ini, kita juga dapat merencanakan strategi SI/TI untuk lima sampai tujuh tahun ke depan.

Mengapa Harus Rencana Strategis SI?

Satu hal yang harus kita ketahui adalah alasan mengapa kita harus mengutamakan rencana strategis SI/TI untuk transformasi digital, khususnya pada sektor pendidikan. Untuk lebih mudah dipahami, berikut merupakan alasan mengapa kita tidak boleh melewatkan tahap yang satu ini.

1. Memahami Kebutuhan Bisnis

Sebelum melakukan transformasi digital, kita sangat perlu untuk memahami kebutuhan bisnis terlebih dahulu. Baik itu kebutuhan internal, ataupun pengaruh eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi internal. Bisnis tidak hanya membahas tentang uang, tetapi tentang aktivitas yang ada pada lembaga, khususnya pendidikan.

2. Memahami Kondisi SI/TI Internal

Selanjutnya adalah memahami kondisi SI/TI internal. Ya, kita juga harus mengetahui bagaimana kondisi SI/TI internal kita agar dapat memikirkan strategi ke depannya. Apakah saat ini infrastruktur kita sudah matang? Apakah pengelolaan SI kita sudah baik? Apa saja SI/TI yang sudah kita miliki? Semua hal tersebut harus dianalisis matang-matang.

3. Menyelaraskan Kebutuhan dan Implementasi

Melalui pemahaman kebutuhan yang matang, kita dapat mengusulkan SI/TI masa depan yang selaras. Terlebih lagi jika kita mengedepankan obyektifitas dalam metode tertentu, maka transformasi digital yang berhasil bukanlah sebuah mimpi belaka.

4. Menyelaraskan Kebutuhan dan Implementasi

Rencana strategis SI/TI juga mampu mewujudkan transformasi digital jangka panjang. Tidak hanya untuk saat ini atau besok, tetapi lima sampai tujuh tahun ke depan. Rencana strategis SI/TI juga dapat melihat kebutuhan masa depan dengan mengedepankan obyektifitas.

Saatnya Lembaga Pendidikan Mementingkan Rencana Strategis SI/TI Demi Transformasi Digital yang Berhasil

Melihat pentingnya rencana strategis SI/TI, maka transformasi digital bagi sektor pendidikan dapat mengutamakannya. Terlebih lagi, dengan rencana strategis kita dapat mengoptimalkan produktivitas anggaran transformasi digital.

Saat ini, sudah banyak lembaga pendidikan seperti sekolah dan kampus yang memiliki rencana strategis. Maka dari itu, sudah saatnya seluruh sektor pendidikan di Indonesia mengedepankan rencana strategis yang matang sebelum melakukan transformasi digital. Melalui tahap awal yang sangat penting ini, saya berharap sektor pendidikan dalam lebih maju dalam hal digitalisasi.

Penutup

Sekali lagi, transformasi digital bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi jika kita mengimplementasikannya tanpa keahlian atau ilmu yang matang.

Transformasi digital perlu analisis yang matang dan rencana yang strategis. Maka itu, pelaksanaan rencana strategis dengan metode-metode tertentu dapat dilakukan demi mematangkan transformasi digital, khususnya bagi sektor pendidikan.

Saya harap, sektor pendidikan dapat maju dengan transformasi digital yang matang ini. Sebagai penutup, jika ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan kita dapat berdiskusi pada kolom komentar. Semoga kita dapat bersama memajukan pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun