Mohon tunggu...
Sita Fajriah
Sita Fajriah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arti Penting Jabar dan Menanti Terkaman Macan di Pilgub

5 Juni 2017   11:24 Diperbarui: 5 Juni 2017   11:56 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Gubernur Jawa Barat tinggal hitungan bulan lagi. Deretan nama telah muncul kepermukaan, dan yang memimpin dalam beberapa lembaga survei adalah nama Walikota Bandung, Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur, Deddy Mizwar. Dibelakang kedua nama tersebut ada muncul Dede Yusuf, Dedi Mulyadi, Rieke Diah Pitaloka, Desi Ratnasari dan deretan nama lainnya.

Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar dan punya daftar pemilih terbesar juga di Indonesia. Dengan posisi seperti itu, Jawa Barat akan mempunyai arti penting dalam pemilu legislatif 2019. Karena itu, Pilkada Jabar akan mendapatkan perhatian lebih dari seluruh partai. Jika DKI Jakarta berguna untuk pencitraan, sedangkan Jabar berguna untuk menguasai lumbung suara.

Jumlah pemilih di Jabar hampir sebanding dengan pulau Sumatera yang dihuni beberapa provinsi. Makanya itu partai-partai akan mengerahkan kader terbaik dan strategi pamungkas untuk mencuri perhatian dalam Pilgub mendatang. Pertarungan ini tentu akan kembali melibatkan partai-partai yang bersaing secara nasional jelang pemilihan legislatif dan Pilpres 2019.

Boleh dikatakan siapa yang mampu meraup keuntungan dalam Pilgub Jabar 2018, maka dia punya kesempatan lebih untuk meraup suara pada Pileg 2019. Tidak mengherankan jika Nasdem kembali menggunakan strategi mereka dengan buru-buru mendeklarasikan Ridwan Kamil sebagai Cagub, mereka ingin mendapatkan keuntungan dari populernya nama Kang Emil. Strategi itu juga diterapkan Nasdem dalam Pilgub DKI Jakarta, dengan menjadikan partai pertama yang mengusung Ahok ditengah isu calon independen sedang hangat.

Deddy Mizwar masih menunggu restu dari Gerindra dan PKS, namun besar kemungkinan dia akan mendapatkan restu tersebut. Karena secara sosok belum ada kandidat dari dua partai tersebut menyaingi Emil. Memang Naga Bonar tidak kader, tapi selama mendampingi Aher, terlihat dia sangat sepaham dengan kedua partai pemenang Pilkada DKI tersebut.

PDI P belum memutuskan siapa yang akan diusung, sedangkan Golkar menjagokan Dedi Mulyadi. Sayangnya nama itu dianggap belum mampu menyaingi dua kandidat teratas, dan kalaupun mau akan jadi nomor dua.

Menanti Terkaman Macan di Jabar

Namun ada yang harus diperhatikan, selain nama Deddy dan Emil ada satu nama yang tidak boleh dilupakan. Dia adalah Dede Macan Effendi atau populer dengan sebutan Dede Yusuf. Politisi Demokrat yang pernah menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat dan kini menjabat sebagai Ketua Komisi X DPR RI.

Meski dia tidak terlalu larut dalam hiruk pikuk Pilgub Jabar belakangan ini, tapi sosoknya mempunyai potensi untuk membuat gebrakan besar. Dia masih punya basis massa yang kuat, dan kemampuannya menjaga popularitas patut diperhitungkan. Pasca kekalahan di Pilgub Jabar 2013, Dede mampu bangkit kembali dan duduk sebagai anggota DPR RI. Dia juga tetap berkarya untuk Jabar dengan statusnya sebagai pembina Pramuka. Itu berarti Dede telah menunjukkan bahwa pengabdian kepada Jabar tidak musti sebagai eksekutif, tapi bisa lewat legislatif ataupun organisasi lainnya.

Dede Yusuf juga menjadi peraih suara terbanyak se Jabar, dia mewakili daerah pemilihan (Dapil) Jabar II meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kepastian tersebut diperoleh usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) di dua daerah pemilihan tersebut menggelar pleno dan dari data tersebut diperoleh fakta bahwa Dede Yusuf meraih 142.608 suara.

Sebelum kalah dalam Pilgub, Dede Yusuf pernah merajai survei sama seperti yang didapati Emil saat ini. Namun makin mendekati hari pencoblosan elektabilitas Dede makin turun dan kalah melawan Aher.

Hal itu tentu bisa juga dialami Emil saat ini, apalagi dia tengah menghadapi serangan terkait dengan pidatonya saat bertemu dengan pesantren se Jabar terkait dengan alasan menerima pinangan Nasdem.

Dengan jaringan yang masih dijaga oleh Dede serta popularitas yang masih tinggi, Dede diyakini masih mampu membuat kejutan dengan memenangkan Pilgub Jawa Barat. Terlebih lagi dia akan kemungkinan akan mendapatkan dukungan penuh dari SBY dan AHY, seperti yang terlihat beberapa waktu lalu dimana Dede menemani kedua sosok tersebut saat melakukan olahraga pagi disalah satu tempat di Jawa Barat.

sumber foto: Brilio

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun