Mohon tunggu...
SHYVARINDA LAYRISNA AKEYLA
SHYVARINDA LAYRISNA AKEYLA Mohon Tunggu... Lainnya - Shyvarinda

Life to Learn

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tsunami Covid-19 di Indonesia

16 Juli 2021   12:32 Diperbarui: 16 Juli 2021   13:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 masih belum usai, virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada Maret 2020 itu masih merajalela, bahkan sampai saat ini kasus semakin bertambah pesat. Dikutip dari situs Kawal Covid-19 kasus positif Covid-19 telah tembus di angka 25.000 kasus per hari. Bahkan usai vaksinasi pun kasus Covid-19 masih terus bertambah. Hal inilah yang menjadi pertanyaan banyak orang, mengapa setelah ada vaksin jumlah kasus justru semakin bertambah?
Apakah ada yang salah dengan vaksinasi Covid-19 yang beredar saat ini? Ataukah vaksinasi tersebut palsu? Jawabannya tidak! Sebenarnya pemberian vaksin saat ini sudah tepat dan vaksin tersebut terjamin keasliannya serta sudah teruji dan mendapat izin dari WHO (World Health Organization).
Lalu mengapa jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 semakin merajalela? Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran tentang prosedur kesehatan dan terlalu menganggap remeh tentang vaksinasi. Banyak yang beranggapan, jika sudah mendapat vaksin maka tubuh akan kebal dengan virus dan hal tersebut langsung dimanfaatkan sebagian orang untuk mendapat kesenangannya sendiri seperti bepergian tanpa menaati prosedur kesehatan. Padahal anggapan tersebut salah, vaksin hanya akan menambah kekebalan tubuh. Pemberian vaksin ini memang tidak menjamin seseorang akan seratus persen terhindar dari Covid-19, namun kekebalan tubuh orang tersebut terhadap virus Covid-19 akan semakin meningkat sehingga akan meminimalisir efek dari virus Covid-19 tersebut. Vaksin yang beredar saat ini seperti Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm memang memiliki efek samping tersendiri bagi tubuh, dan sebagian orang enggan diberi
vaksin karena takut akan efek samping yang muncul dari pemberian vaksin tersebut. Secara umum efek yang sering muncul setelah vaksin tersebut diberikan antara lain demam, mudah merasa ngantuk dan lelah, cepat merasa lapar, serta beberapa efek samping lainnya. Namun, efek yang muncul ini hanya bersifat sementara dan tidak berbahaya bagi tubuh. Sebelum melakukan vaksinasi
masyarakat juga akan mendapat pengecekan kesehatan oleh pihak medis meliputi pengecekan suhu tubuh, pengecekan gula darah, pengecekan tekanan darah serta riwayat penyakit yang dimiliki, dan setelah dinyatakan sehat maka kegiatan pemberian vaksin akan dilakukan, sehingga dapat dipastikan bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 ini aman dan tidak berbahaya. Info-info hoax yang beredar di media sosial seperti kasus kematian seseorang setelah melakukan vaksinasi atau seseorang yang mengalami kelumpuhan setelah vaksinasi malah semakin membuat masyarakat takut akan vaksin Covid-19, mereka tidak menyaring info yang beredar terlebih dahulu dan langsung menelannya mentah mentah. Padahal bisa saja efek samping yang muncul setelah vaksinasi dalam berita tersebut merupakan dampak dari penyakit bawaan yang dimiliki. Dari hal di atas dapat kita simpulkan, bahwa kasus "Tsunami Covid" terjadi karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang program vaksin itu sendiri. Untuk itu, selain memberikan vaksin, pemerintah harus gencar melakukan sosialisasi tentang vaksin itu sendiri. Vaksin bukan obat, vaksin bukan ilmu kebal, vaksin hanya menambah kekebalan tubuh. Maka dari itu, marilah kita tingkatkan kesadaran tentang bahaya Covid-19, kita tingkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan, dan senantiasa menaati prosedur kesehatan yang berlaku. Pandemi Covid-19 ini memang sangat merugikan banyak pihak, di dunia pendidikan banyak orang tua yang kebingungan cara mendidik anak di rumah karena terbentur pekerjaan dan hal hal lainnya. Selain itu, dari segi ekonomi juga banyak sektor yang gulung tikar karena pandemi ini, dan banyak pula orang yang terancam kehilangan pekerjaan di luar sana. Lalu siapa yang bisa menghentikan laju tsunami Covid-19 saat ini? tentunya bukan WHO, bukan pemerintah, dan bukan orang lain yang bisa menghentikan "Tsunami Covid" ini, tapi hal tersebut datang dari kesadaran diri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun