Mohon tunggu...
Shyntako
Shyntako Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

A Cancerian woman who love her Taurus's son so much. I'm also a freelancer and blogger who love to write about culinary, travelling, financial, parenting, and daily life. And let's get connected https://www.yoayoproject.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Imbas Banjir Awal Tahun, Garut-Jakarta Ditempuh Selama 20 Jam

3 Januari 2020   16:12 Diperbarui: 3 Januari 2020   16:37 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sekitar 4-5 jam kami tertahan dalam kemacetan total di Cikarang. Saudara saya yang tinggal di Cikarang pun berusaha untuk menjemput dan mengevakuasi kami. Tapi, saat itu kondisinya malam dan susah menentukan titik temu karena kami berada di sisi kali dan di pinggir jalan hanya terlihat bedeng-bedeng khas Madura. 

Dan benar saja, ketika kami sudah turun bis, hujan pun kembali turun cukup deras diiringi dengan kilatan petir. Anak saya pun akhirnya ketakutan dan mulai menangis merengek untuk naik kembali ke dalam bis. Karena kondisi sedang macet total, kami pun bisa kembali ke dalam bis dengan kondisi basah, untungnya saya memberikan sebuah rompi untuk menutupi tubuh dan kepala anak saya sehingga ia tidak terlalu kuyup. 

Setelah kembali duduk didalam bis, saya pun mengganti baju anak saya yang rada basah. Dia pun kembali melanjutkan tidurnya karena merasa kembali nyaman di dalam bis. Gelisah mencari solusi lain, saya pun akhirnya terlelap setelah lelah mencari hotel terdekat untuk beristirahat sejenak daripada terjebak macet total di dalam bis.

Matahari sudah bersinar menyapa dari balik kaca bis ketika saya terjaga. Dan, tebak posisi kami dimana? Ya, benar sekali masih di Cikarang! Perut saya pun mulai perih pertanda lapar, tapi di jalan antah berantah ini susah mencari makanan. Tukang mi instan pun laris manis diserbu semua orang yang ikut terjebak kemacetan yang melelahkan ini. 

Secercah harapan datang. Papa saya menghubungi temannya yang tinggal di sekitar situ untuk menjemput saya. Seluruh penumpang terlihat pasrah sekaligus lelah. Saya pun mencoba menghubungi seorang teman yang kantornya berlokasi di sekitar area Cikarang. Dia pun segera meluncur ke lokasi saya dan menjemput kami tepat begitu bis memasuki area Cibitung. Lega sekali rasanya bisa keluar dari bis. 

Setelah sarapan di kantor teman saya tersebut, saya pun segera memesan ojek online untuk melanjutkan perjalanan ke arah rumah dengan kereta commuter tujuan Bekasi-Kota. Nggak sabar rasanya ingin segera merebahkan badan di kasur dalam kamar tercinta. 

Ojek yang kami tumpangi pun harus mencari rute karena banyak jalan yang ditutup akibat terkena musibah banjir. Papa siaga saya pun segera menjemput anak dan cucu kesayangannya di stasiun Klender Baru. Wajahnya pun terlihat kelelahan karena mungkin khawatir juga semalaman dengan kondisi kami yang terjebak macet total terlama sepanjang hidup saya.

Kemacetan total yang terjadi ini merupakan imbas dari banjir besar yang melanda Jabodetabek. Tol Cikampek pun rupanya mengalami banjir yang cukup parah. Banyak kendaraan terjebak saat banjir terjadi. Oleh karena itu, pihak Jasa Marga dan pihak berwenang pun mengalihkan arus kendaraan keluar tol Cikarang Barat dan melalui jalur non tol via Kalimalang.

Musibah banjir ini musibah kita bersama. Tidak ada manfaatnya juga hanya mencaci maki pejabat tertentu atau pemerintah. Kita harusnya fokus untuk evakuasi dan solusi penanganan banjir. Masalah evaluasi, nanti lah bisa dibahas setelah semua korban banjir mendapatkan bala bantuan. 

Tidak perlu juga sibuk berceramah bahwa ini azab. Karena sungguh, omongan seperti itu sama sekali nggak membantu para korban banjir dan yang terjebak macet total seperti saya. Kalo kita masih punya hati, yuk belajar empati terhadap duka dan kesulitan orang lain. Kalo kamu nggak bisa banyak membantu, cukup diam, atau berdoa atau bagikan informasi yang baik dan berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun