Mohon tunggu...
Muhammad Idi Kurnianto
Muhammad Idi Kurnianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ada banyak jenis mata. Spinx pun punya mata. Masih banyak kebenaran Maka dari itu tidak ada kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bila Rasulullah SAW Menjenguk Kita

16 April 2013   23:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:05 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizin Allah SWT, tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita...

Beliau datang dengan tersenyum dan wajah bersih berseri di depan pintu rumah kita.

Lalu….Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan merasa sangat berbahagia; memeluk beliau erat-erat, lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian tentunya kita akan memohon dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari di rumah kita.

Beliau tentu tersenyum...

Namun, barangkali pula kita meminta Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat koleksi film didalam vcd kita yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkannya ke dalam.

Beliau tentu tersenyum...

Atau barangkali kita teringat pada gambar yang mengumbar aurat yang sengaja kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang dengan tergesa-gesa.

Beliau tentu tersenyum...

Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita letakkan di ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum...

Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap dirumah kita?

Barangkali kita akan teringat bahwa adik atau ponakan kita lebih hafal lagu ketimbang menghafal Shalawat kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu karena adik atau ponakan kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW, karena kita lupa dan lalai mengajari mereka.

Beliau tentu tersenyum...

Barangkali kita menjadi malu karena adik atau ponakan kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah SAW dan Sahabat, namun hafal diluar kepala nama tokoh film kartun kesukaannya

Barangkali kita terpaksa menyulap satu kamar menjadi ruang shalat. Barangkali kita baru sadar bahwa para wanita di rumah kita tidak memiliki satupun pakaian yang pantas dipakai untuk berhadapan dengan Rasulullah SAW.

Beliau tentu tersenyum...

Belum lagi koleksi buku kita

Belum lagi koleksi Koleksi film kita

Belum lagi koleksi poster di kamar kita

Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita?

Beliau tentu tersenyum...

Barangkali kita menjadi malu karena pada saat Maghrib keluarga kita malah sibuk di depan televisi

Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tak pernah menjalankan shalat sunnah

Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tak bisa membaca Al Qur'an

Barangkali kita menjadi malu karena kita tidak mengenal tetangga sebelah rumah kita

Beliau tentu tersenyum...

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan nama penjaga mesjid di kampung kita

Betapa senyum beliau masih ada disitu...

Bayangkan apabila Rasulullah SAW,

tiba-tiba muncul di depan pintu rumah kita...

Apa yang akan kita lakukan?

Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap dirumah kita?

Ataukah akhirnya dengan berat hati kita akan menolak beliau berkunjung kerumah kita karena hal itu akan membuat kita repot dan malu?

Maafkan kami

Ya Rasulullah..

Masihkah beliau tersenyum?

Senyum pilu..

Senyum sedih..

Dan senyum getir..

Masya Allah..

Betapa memalukannya kehidupan kita saat ini dimata Rasulullah SAW

Apalagi di Mata yang mengutus beliau?

Wallahu 'alam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun