Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menaklukkan Keraguan dalam Menulis

26 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 29 Juli 2024   20:52 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis buku. (Sumber: Saliha Büyükkaya/Pexels.com via kompas.com)

---

Seorang penulis tidak ada salahnya mengapresiasi kualitas karyanya sendiri karena ini dapat menjadi sumber dorongan yang kuat. 

Terkadang, seorang penulis justru meragukan dirinya sendiri. Dia menulis satu paragraf, lalu berhenti dan menganalisis atau meragukan hasilnya.

Nah, bagaimana seorang penulis dapat menghilangkan keraguan diri dan menentukan sendiri apakah tulisan yang dihasilkannya itu sudah bagus?

Kebenaran yang Menyesatkan

Semua orang adalah penulis yang buruk ketika baru mulai menulis. Ini hal yang lumrah. Jadi, bersyukurlah bahwa setidaknya kamu sudah menulis. Kebanyakan orang hanya bermimpi menulis, tetapi kamu benar-benar telah melakukannya---itu sudah luar biasa.

Namun, ada semacam keyakinan yang menyesatkan bahwa seorang penulis harus menjadi sempurna sejak awal. Kebanyakan orang belajar menyusun kata dan kalimat di sekolah dari guru Bahasa yang hanya peduli dengan tata bahasa. 

Itulah mengapa orang-orang seakan-akan mendapatkan gagasan kaku bahwa tulisan hanya bagus jika tata bahasanya benar. Tata bahasa mungkin adalah ilmu menulis, tetapi seni menulis berbeda dan bahkan melampaui ilmu tata bahasa.

Ironisnya, di sekolah, beberapa guru sering kali kurang memiliki kepekaan kreatif terhadap bidang tulis menulis. Sebagai contoh, siswa yang melakukan kesalahan patut diberi hukuman menulis atau membaca. 

Akibatnya, terlalu banyak siswa yang akhirnya menganggap bahwa kegiatan menulis atau membaca sebagai bentuk hukuman, padahal seharusnya membaca dan menulis adalah bentuk kegembiraan untuk siswa.

Hal ini tidak bermaksud mengkritik guru yang lebih berfokus pada rencana pelajaran atau ujian standard daripada terhadap siswa itu sendiri, tetapi menyarankan para guru untuk mengambil setiap kesempatan untuk mendorong anak-anak menulis kapan pun mereka bisa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun