Mereka mungkin tidak mendapatkan dorongan itu di sekolah, jadi mereka harus mendapatkannya dari guru. Jika menerima dorongan seperti itu, mereka mungkin akan menjadi penulis yang lebih baik di kemudian hari.
Tulisan bagus bukanlah "satu kali selesai"
Biasanya, usaha pertama dalam menulis yang justru menghasilkan tulisan buruk disebabkan terlalu banyak penulis baru yang memiliki harapan menulis "satu kali selesai". Banyak dari penulis yang mengira usaha pertama mereka adalah usaha terakhir.Â
Mereka tidak memahami bahwa draf pertama hanyalah draf kasar pertama. Jadi, kecil kemungkinan sebuah naskah akan bagus sampai penulis melakukan beberapa revisi untuk memperbaikinya.
James Michener, novelis Amerika terkenal di abad ke-20, memahami ini. Dia berkata, "Saya bukan penulis yang sangat baik, tetapi saya penulis ulang yang luar biasa."
Menulis bukanlah tentang menulis itu sendiri, melainkan tentang menyempurnakan karya dengan menulis ulang hingga sebaik mungkin. Analoginya seperti berlian.Â
Ketika ditambang, berlian hanyalah batu seperti yang lainnya, tetapi berlian kasar dipotong dan dipoles hingga menjadi sesuatu yang unik dan berharga.Â
Draf pertama dari buku atau artikel apa pun hanyalah berlian kasar. Maka, supaya bagus, penulis perlu mengedit dan memolesnya, tanpa pengecualian.
Intinya di sini adalah bahwa tulisan buruk yang penulis buat akan menjadi lebih baik seiring waktu. Kamu tidak bisa menulis dengan baik sampai kamu menulis omong kosong terlebih dahulu dan kemudian memperbaikinya.
Penulis fiksi ilmiah berkulit hitam, Octavia E. Butler, berkata, "Anda tidak mulai menulis hal-hal yang bagus. Anda mulai menulis omong kosong dan mengira itu hal yang bagus, dan kemudian secara bertahap Anda menjadi lebih baik." Itulah sebabnya salah satu sifat paling berharga adalah ketekunan.
Mengukur tingkat keterampilan menulisÂ
Untuk mengukur tingkat keterampilan menulis, tingkat keobjektifan penilaian perlu diperhatikan. Misalnya, teman atau kerabat yang menilai tulisanmu, ketika mereka mengatakan itu bagus, apakah kamu kemudian percaya?
Misalnya, ibumu memberitahukan bahwa tulisanmu bagus, kendatipun kamu merasa tulisanmu tidak bagus, atau teman yang iri mungkin mengatakan bahwa tulisanmu buruk.Â