Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengadopsi Pemikiran John Dewey untuk Sistem Pendidikan Berkelanjutan, Bisakah?

2 Mei 2023   20:04 Diperbarui: 3 Mei 2023   09:33 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi John Dewey , filsuf pendidikan pragmatis| image by www.inspiringquotes.us

Semua faktor ini harus diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan, sebab jika tidak, masyarakat berisiko mengasingkan anak-anak hanya karena apa yang diajarkan kepada mereka tidak sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka---dan jika masyarakat tidak berhasil menciptakan lingkungan yang mereproduksi keadaan sosial individu anak, maka minat serta keberhasilan dalam pendidikan, kemungkinan besar akan menurun secara dramatis.

Pendekatan pragmatis John Dewey (kebenaran dari segala sesuatu berdasarkan dari kemanfaatannya) untuk pendidikan dan pembelajaran telah berpengaruh secara internasional dan bertahan dari waktu ke waktu. Dia melihat tujuan pendidikan lebih ditekankan untuk menjadi budidaya individu berpikir kritis, reflektif, terlibat secara sosial, daripada menerima pengetahuan secara pasif. 

Dengan mengingat hal ini, tidak perlu dia katakan bahwa standardisasi nasional tidak akan berhasil karena perbedaan besar antara masing-masing anak pasti akan mencegah keberhasilannya. Seharusnya, perbedaan tersebut tidak menjadi pola pikir bahwa setiap anak harus berjuang untuk menuntaskan pendidikannya dengan berkuliah di universitas bergengsi yang hanya akan dicapai oleh beberapa orang terpilih. 

Tujuan Dewey menciptakan sistem pemikiran pendidikannya tidak lain adalah untuk mendidik dengan tujuan utama mempersiapkan setiap anak untuk berfungsi setinggi mungkin dalam masyarakat demokratis yang akan segera mereka warisi. Jika dijalankan dengan benar, kemungkinan terbesar untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh dan memberi setiap siswa kemampuan untuk memanfaatkan kapasitas masing-masing akan tercapai. 

Persoalan pendidikan, menurut Dewey, adalah persoalan mengendalikan kegiatan anak-anak dengan memberi mereka arahan. 

Kita tidak hanya mempersiapkan anak-anak untuk lulus dari remaja ke dewasa, tetapi mempersiapkan mereka untuk pertumbuhan pikiran yang berkelanjutan dan penerangan hidup yang berkelanjutan. 

Agar sebagai masyarakat dapat mencapai hal ini, kita harus melakukan perubahan yang signifikan terhadap para pendidik yang mendidik anak-anak kita. Selain mengetahui subjek spesifiknya, para pendidik tersebut juga dilatih untuk mengidentifikasi dan memisahkan sistem budaya yang berbeda. 

Hal ini, tentu saja, akan agak sulit bagi para pendidik kita dan akan membutuhkan kemurahan hati yang jauh dari pengekangan untuk menahan prasangka pribadi agar dapat menghindari indoktrinasi apapun terhadap ideologi pendidik tersebut atau lembaga terkait. 

Masing-masing anak harus diberi pelajaran yang membahas masalah yang berkaitan dengan kehidupan mereka yang sebenarnya atau apa yang paling mungkin menjadi kehidupan di mana mereka akan tumbuh. 

Keinginannya untuk menghubungkan pendidikan dengan lingkungan masyarakat secara keseluruhan berakar pada kekuatan demokrasi yang berkembang. Dewey pun berpendapat bahwa berhasil atau tidaknya suatu demokrasi, itu tergantung pada pendidikan yang diberikannya kepada rakyatnya. Hal ini menurut Dewey karena yang paling dibutuhkan oleh demokrasi adalah kemampuan rakyatnya untuk mengatasi masalah dan mengembangkan solusi kreatif yang memungkinkan komunikasi produktif dan koeksistensi di antara pendapat yang berbeda. 

Tanpa pelajaran untuk mengembangkan karakteristik ini, akan sulit bagi seorang anak untuk mengembangkan keterampilan dan kebiasaan yang diperlukan untuk berkembang dan berkontribusi sepenuhnya pada masyarakat yang demokratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun