Betapa banyak orang merindukan keabadian di alam semesta ini, terutama dalam hal keterikatan kepada orang lain.Â
Ketika sesuatu berjalan baik, tentu kita ingin bertahan dalam situasi tersebut selama mungkin; dan ketika terikat kepada orang-orang yang kita cintai, kita tidak ingin ikatan ini berakhir selamanya.Â
Kenyataannya bahwa sirkulasi manusia di dunia ini mengalami hidup dan mati. Hal itulah yang menjadikan kita semua fana, tidak ada yang kekal, kecuali Sang Pemberi Kekekalan itu sendiri.Â
Namun, jika menelisik lebih dalam, kita akan melihat bahwa pada hakikatnya ketidakkekalan ini justru merupakan sesuatu yang menarik. Nah, bagaimana kita bisa memandangnya demikian?
Sebagian besar kita pernah pada posisi mengucapkan selamat tinggal kepada seseorang yang kita sayangi. Ini karena siklus "hidup dan mati" tersebut bisa juga dimaknai sebagai "datang dan pergi".Â
Perpisahan dengan seseorang, baik berupa putus cinta maupun terpisah karena kepindahannya ke tempat lain, bisa jadi sangat menyakitkan kita.Â
Ketika terikat dengan seseorang, kita sering kali mengalami kesedihan disertai dengan perasaan melankolis yang tidak tertahankan.Â
Akan tetapi, ketika melihatnya dari sudut pandang lain, apabila kita membayangkan kehadiran orang-orang yang kita cintai ini adalah permanen, itu artinya mereka selalu ada di sini dan tidak akan pernah lenyap.
Mereka tidak pernah lahir, tidak pernah mati, tidak akan berubah, statis, dan sepenuhnya dapat diprediksi. Maka apa daya tariknya?
Sebagai manusia, kita tertarik pada hal yang tidak berubah, apalagi jika itu adalah keadaan yang menyenangkan.Â
Namun, dalam hubungan dengan orang lain, kita sesungguhnya terikat di hadapan alam semesta yang sepenuhnya di luar kendali, termasuk dengan diri kita sendiri.Â