Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Hidup Tidak Selalu Mengandalkan "Kekuatan"

1 Februari 2023   12:17 Diperbarui: 1 Februari 2023   12:26 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang menjinakkan harimau tanpa "kekuatan" |by pixabay

Pemimpin itu dengan cepat terisiolasi dan jauh dari rakyatnya karena menentang dan menindas rakyat, alih-alih bersekutu dengan rakyat. Itu adalah posisi yang sangat melelahkan dan tidak berkelanjutan. Pemimpin semacam itu jarang bertahan lama; mereka akhirnya dihancurkan oleh tiraninya sendiri. Maka bukan tanpa alasan bahwa seorang pemimpin yang baik lebih mengutamakan kepentingan rakyat dan dicintai oleh rakyat. Sebaliknya, pemimpin terburuk adalah pemimpin yang dibenci rakyatnya.

Jadi, tampaknya kelemahan menang di sini. Kelemahan, dalam hal ini adalah kelembutan,  berfokus pada pencegahan dan dengan hati-hati menciptakan keadaan yang mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, alih-alih berfokus pada memerangi masalah  yang seharusnya dapat dicegah. Sebuah anonym yang perlu kita resapi: Atasi masalah yang sulit selagi masih mudah, lakukanlah hal hal yang mudah sebelum menjadi terlalu sulit.

Sebuah cerita lain, yaitu tentang seorang penjaga hewan bernama Liang yang memiliki bakat menjinakkan hewan liar, seperti harimau dan serigala.

Liang mengambil sebuah pekerjaan di kebun binatang yang sebelumnya telah menyampaikan keahliannnya dan menjelaskan bahwa rahasia untuk menjinakkan hewan-hewan liar adalah dengan memahami sifat mereka. Seseorang seharusnya tidak memaksakan kehendak para hewan atau mencoba membangkitkan keganasan mereka. Kunci keberhasilan penjaga hewan terletak pada kehati-hatian dan adaptasi.

Liang menyampaikan idenya bahwa sebagai penjaga hewan, misalnya untuk harimau, dia tidak akan memberikan makanan yang masih hidup kepada hewan liar itu karena bisa membangkitkan keganasannya. Dia tidak akan memberi makan saat harimau lapar atau kenyang sebab jika terlalu senang atau bersemangat, harimau mungkin menjadi marah. Jadi, dia perlu menjaga hewan liar itu dalam keadaan seimbang, tidak terlalu senang dan tidak kecewa. Dengan demikian, harimau akan merasa nyaman berkeliaran di kebun binatang.

Liang tidak menggunakan kekerasan. Dia menyesuaikan pendekatannya dengan sifat alamiah hewan. Jika memaksa, harimau mungkin akan membalasnya dengan ganas atau pergi. Liang sangat berhati-hati memutuskan tindakannnya, nyatanya itu berhasil. Pendekatan persuasifnya adalah pendekatan cerdas. Itu tidak datang dari kemarahan, ketidaksabaran, atau ketakutan, tetapi kebijaksanaan.

Dalam dunia ini, zat yang kita anggap paling lembut adalah air. Segera kita menyentuhnya, air akan mudah bergerak. Bahkan, jika kita meniupnya, air akan membengkok bersama udara. Air juga mudah dicampur dengan zat lain dan oleh karena itu mudah tercemar. Air tidak pernah mempertahankan bentuknya dengan sendirinya karena ia selalu membutuhkan lingkungan untuk membentuknya. Disamping itu, air juga bisa beradaptasi pada keadaan lingkungan: Saat panas, ia menguap. Saat dingin, ia membeku.

Dalam banyak hal, air itu lemah hanya karena ia tidak ingin mencapai apapun, padahal bukan tidak melakukan apa apa, melainkan air tidak tinggal di tempat yang lebih tinggi karena secara alami mencari yang terendah. Namun, tidak ada yang lebih baik dari air untuk mengatasi yang keras dan kaku karena tidak ada yang menandinginya. Semua orang tahu bahwa yang lembut dan tunduk mengalahkan yang kaku dan keras, tetapi hanya sedikit yang dapat memraktikkan pengetahuan ini.

Bayangkan sebuah ruangan, di dalamnya sekelompok orang mendiskusiskan topik tertentu. Beberapa dari mereka memiliki pengetahuan tentang subyek masalah tersebut sehingga bisa mendominasi pembicaraan dan menggunakannya untuk melawan omong kosong yang diucapkan oleh berapa orang lainnya yang memiliki sedikit pengetahuan. Namun, ada satu orang pria yang sebenarnya memiliki pengetahuan paling banyak, tetapi hanya duduk tenang sambil mendengarkan perdebatan dalam diskusi itu dan sesekali mengajukan pertanyaan. Maka, siapa yang terpintar di ruangan itu?

Dialah pria yang paling banyak ilmunya, yang bukan hanya kerena dia yang paling banyak ilmunya, melainkan karena dia telah memposisikan dirinya di posisi paling bawah. Dia ingin mendapatkan ilmu dan wawasan baru yang lebih banyak dari apa yang sudah dia miliki. Alih-alih menggunakan kekuatan untuk mendominasi percakapan dan memaksakan ide pengetahuannya kepada orang lain, pria itu lebih memilih menggunakan pendekatan kerendahan hati dan penerimaan yang 'lembut' dengan mendengarkan secara seksama dan mengajukan pertanyaan. Dia bersedia memperbarui keahliannya, jika memungkinkan, melalui pendekatannya yang lembut, dia mengatasi yang "kaku dan keras". Seperti air, dengan mencari posisi terendah sebagai tempat mengalirnya, ia tinggal di tempat yang paling tidak popoler, tetapi paling subur.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun