Kedua, mengarah meta-emosi berupa kekecewaan. Ketiga, meregulasi kebahagiaan  yang tidak selalu memberikan hasil yang diinginkan---yang terakhir terjadi karena seseorang memilih strategi yang salah karena tujuan kebahagiaan yang diinginkan telah kita tetapkan terlalu tinggi untuk dicapai. Intinya adalah kita melakukan hal-hal yang mungkin menghasilkan kebahagiaan secara paradoks. Melakukan hal itu mencegah seseorang menetapkan tujuan yang sulit atau tidak mungkin dicapai akan berdampak negatif pada kondisi mental seseorang ketika gagal mencapainya.
Jika tindakan kita tidak menghasilkan kebahagiaan sebenarnya tidak apa-apa, tetapi jika ya, itu lebih baik lagi karena tindakan kita telah menghasilkan produk sampingan yang disambut baik. Contoh membiarkan kebahagiaan muncul sebagai produk sampingan adalah bagaimana kaum Stoa mengejar kebajikan. Â Bagi kaum Stoa, kebahagiaan adalah konsekuensi dari hidup dengan kebajikan, jadi tidak diperoleh secara langsung. Kebajikan akan mendorong kita untuk menemukan makna lain kebahagiaan dalam keadaan orang lain, misalnya, kita melakukan perbuatan baik untuk orang-orang di sekitar kita sehingga kebahagiaan bisa terjadi.
Setiap kebahagiaan yang mungkin datang dari sebuah kebajikan akan menjadi bonus tak terduga. Dengan demikian, secara positif, hal itu dapat memengaruhi suasana hati kita.Â
Misalnya, daripada melakukan perjalanan untuk kesenangan pribadi, kita lebih baik mengunakan dana perjalanan itu untuk mendapatkan manfaat lain. Alih-alih membelanjakan uang dan harta benda dengan harapan menghasilkan kebahagiaan, kita dapat menggunakan uang itu untuk membantu orang lain. Namun, jika tidak merasakan bahagia sama sekali sebagai akibat dari tindakan kita, kemungkinan kita melakukan ekspektasi tujuan dengan tanpa sadar. Jadi, sebaiknya, kita melakukan kebajikan tanpa adanya ekspektasi, maka dengan demikian kemungkinan kebahagiaan itu akan datang sendiri.
--Shyants Eleftheria, Life is A Journey--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H