Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Psikologis Buruk di Balik Kalimat yang Seharusnya Tidak Kita Ucapkan

10 Desember 2022   15:35 Diperbarui: 17 Desember 2022   03:04 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia merupakan mahluk yang kompleks dan emosional. Sebagian dari kita, termasuk kita, mungkin pernah mengatakan beberapa hal yang menyakitkan kepada orang lain dan cenderung meningkat buruk ketika sedang marah atau frustasi---tentu saja, setelah itu kita merasa tidak enak dan berharap mencabut kata-kata itu kembali.

Akan tetapi, ketika mengatakan sesuatu yang buruk, kita tidak bisa begitu saja membuat orang lain tidak mendengarnya atau bahkan tidak tersinggung. 

Kata-kata buruk yang kita lontarkan kepada seseorang dampaknya ternyata bisa memengaruhi sisi psikologisnya, seperti sedih atau kecewa, bahkan bisa jadi mengalami yang lebih buruk lagi. 

Maka cara terbaik untuk menghindari kosekuensi negatif dari kata-kata yang menyakitkan itu adalah dengan menghindari mengatakannya sejak awal.

Nah, berikut beberapa kalimat yang seharusnya tidak untuk dikatakan kepada orang lain karena kemungkinan bisa menimbulkan presepsi negatif.

Aku Membencimu

Salah satu kalimat paling menyakitkan yang pernah kita katakan kepada seseorang adalah bahwa kita membencinya. 

Parahnya, ungkapan ini sering kita ucapkan karena marah kepada seseorang tersebut yang sebenarnya kita cintai dan sayangi.

Bagi orang-orang yang mungkin juga mencintai dan peduli kepada kita, kata-kata tersebut bisa sangat menusuk hati mereka. 

Sedihnya, kita tidak mungkin menarik kembali pernyataan yang teramat dalam tersebut, bahkan jika tidak bersungguh-sungguhpun, mereka mungkin tidak akan pernah lupa bahwa kita mengatakannnya.

Aku berharap kamu tidak pernah menjadi bagian dari hidupku

Setiap orang datang silih berganti ke dalam kehidupan kita dengan caranya masing-masing. Kita pun dapat belajar dari setiap hubungan yang kita miliki dan dari setiap orang yang kita temui, baik hubungan yang menyenangkan maupun tidak.

Inilah masalahnya. Ketika kita menganggap seseorang melakukan kesalahan, memberitahukan harapan bahwa dia tidak pernah datang lagi ke dalam hidup kita menyiratkan bahwa kita tidak pernah mempelajari setiap peristiwa terhadap hubungan yang kita alami. 

Hal itu juga menunjukkan bahwa kenangan indah dengan seseorang juga tidak berarti apa-apa bagi kita dan itu membuatnya bersedih.

Aku tidak peduli terhadap yang kamu katakan

Komentar ini benar-benar kasar karena menutup celah berkomunikasi yang baik.

Ketika kita memberitahu seseorang bahwa kita tidak peduli dengan yang dia katakan, itu memberi kesan bahwa kita tidak menghargai sudut pandangnya terhadap pikiran kita. 

Karena membuat dirinya merasa sendirian dan tidak terlihat penting, komentar negatif itu juga berpotensi menyebabkan perpecahan yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan kita dengannya.

Kamu tahu, ini semua kesalahanmu

Menyalahkan orang lain pada peristiwa yang terjadi merupakan ide yang tidak baik, terutama saat kita sedang marah.

Memberitahu seseorang bahwa itu semua salahnya adalah hal yang kejam. Pernyataan seperti itu tidak hanya menghancurkan kepercayaan diri seseorang tetapi juga membuat mereka merasa dihakimi dan diremehkan.

Selain itu, pernyataan itu juga dapat menyebabkan emosi negatif, seperti kebencian dan kurangnya kepercayaan.

Menyalahkan adalah perilaku yang digerakkan oleh kekuatan dan pengendalian emosional. Ini mengasumsikan bahwa kesalahan akan berfokus pada siapa yang salah daripada apa yang salah.

Aku membenci orang-orang dalam hidupmu

Mengekspresikan kebencian terhadap keluarga atau teman seseorang adalah serangan pribadi yang serius terhadap individu tersebut.

Sebuah fakta menyatakan bahwa pernyataan negatif tentang orang-orang yang dicintai seringkali dianggap lebih serius daripada komentar negatif terhadap diri sendiri.

Mengatakan sesuatu yang mengerikan tentu tidak akan pernah dilupakan orang lain. Tidak peduli seberapa kesalnya kita, sebaiknya hindarilah mengatakan hal-hal negatif tentang orang lain, termasuk orang-orang di dalam kehidupan orang tersebut.

Kamu layak menerima hal buruk yang terjadi padamu

Hal-hal buruk kemungkinan besar pasti terjadi dalam hidup setiap orang. Namun, itu tidak berarti bahwa seseorang pantas mendapatkannya.

Memberitahu seseorang bahwa mereka pantas menerima hal-hal buruk yang terjadi kepadanya adalah sikap menghakimi dan menghina. 

Selain itu, pernyataan tersebut membuat seseorang mempertanyakan kepribadiannya dan bisa juga membuatnya merasa tidak layak untuk hal-hal baik. 

Akibatnya, dia mungkin mengembangkan sikap negatif terhadap dirinya sehingga kehilangan pengalaman dan peluang positif.

Kamu tidak akan pernah bisa berubah

Menginginkan yang terbaik untuk seseorang merupakan hal yang wajar. Namun, ada perbedaan besar antara mendorong seseorang untuk menjadi dirinya dengan yang terbaik dan mencoba mengubah siapa dirinya sepenuhnya.

Memberitahu seseorang bahwa dia tidak akan pernah bisa berubah sungguh sangat merusak. Hal itu menyiratkan bahwa kita tidak menyukai seseorang itu apa adanya. Dampak buruknya, seseorang akan merasa tidak mampu atau tidak bisa berkembang.  

Tidak ada orang yang sempurna. Seseorang mungkin berurusan dengan masalah mendasar dan mungkin benar-benar mencoba yang terbaik. Jadi, jika kita benar-benar ingin membantunya, selesaikan saja masalahnya, bukan menghakimi personalnya.  

Lupakanlah ini semua

Kalimat ini sepertinya tidak terlalu buruk, tetapi sebenarnya begitu. Komentar itu juga bisa membuat orang lain menjadi lebih stres atau khawatir.

Memberitahu seseorang untuk melupakan percakapan atau masalah yang sedang dihadapi justru sangat tidak membantu karena hal itu menekan emosi yang sebenarnya. 

Memang, jika memiliki pemikiran atau perasaan tentang sesuatu, mengungkapkannya adalah hal yang penting. Namun, jika tidak dapat mengekspresikan diri dengan bijaksana, kita bisa menjadi racun bagi orang lain.

Jadi, daripada menyuruh seseorang melupakan semua, jauh lebih baik jika kita meminta waktu untuk sedikit tenang. Itu menunjukkan bahwa kita tidak mengabaikannya begitu saja untuk menyerah terhadap keadaan buruk.

Kamu ternyata begitu bodoh

Ini adalah komentar penghinaan lainnya yang harus kita hindari. Menyebut seseorang bodoh akan merusak harga dirinya dan menbuat dia meragukan kemampuannya sendiri---dan itu pasti akan membuatnya mempertanyakan bagaimana kita memandangnya secara  umum.

Semua orang membuat kesalahan, tetapi hal itu tidak membuat seseorang menjadi bodoh atau tidak kompeten. 

Komentar seperti itu hanya akan menimbulkan konflik dan perasaan terluka karena bukan hanya menjelekkan kesalahan yang mereka lakukan, tetapi juga merendahkan seseorang secara keseluruhan.

Kamu berhutang budi kepadaku

Ketika rela melakukan sesuatu untuk seseorang, kita seharusnya tidak mengharapkan imbalan apa pun. Lakukan saja bantuan atau tawarkan bantuan kita, tetapi jangan menahannya terhadap orang lain.

Memberitahu seseorang bahwa mereka berutang budi kepada kita akan membuat dirinya merasa tidak seharusnya menerima bantuan. 

Bagaikan melemparkan sesuatu ke muka orang tersebut, hal itu justru akan merusak kepercayaan dalam hubungan kita karena seseorang merasa seperti tertipu.

Aku tidak ingin melihat kamu lagi

Memberitahu seseorang bahwa kamu tidak ingin bertemu dengannya lagi adalah pernyataan yang sangat menyakitkan karena pada dasarnya kata-kata tersebut bisa mengurangi keharmonisan hubungan dan membuat orang tersebut merasa ditolak.

Bahkan, jika ujungnya meminta maaf, kata-kata yang kita lontarkan tersebut terus akan bergema di benak seseorang selamanya dan dia akan selalu bertanya-tanya apakah kita memang tidak ingin bersama dirinya lagi.  

***

Nah, dalam berkata-kata, apa yang kita sampaikan kepada orang lain seringkali dapat berdampak besar terhadap orang tersebut. Maka apa pun yang hendak kita ucapkan, sebaiknya perlu kita pikirkan kembali.

Memang, ketika marah dengan emosi kita meluap-luap, kita sangat mudah menyerang dan mengatakan beberapa hal yang sangat menyakitkan. 

Perlu juga kita ingat bahwa melakukannya hanya akan memperburuk keadaan, bahkan jika tidak bersungguh-sungguh pun dengan apa yang kita katakan.

Dengan hati-hati memilih apa yang kita katakan---termasuk yang tidak perlu---dan tetap tenang saat keadaan memanas, kita dapat menghindari rasa sakit secara emosional yang dapat memengaruhi hubungan sosial. 

Jadi, upayakanlah berpikir sebelum kita berkata-kata.

-Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi serasan-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun