Bahkan sepele sehingga orang lain mulai mengambil lebih banyak waktu kita, dan hal-hal penting yang seharusnya membuat kita sukses. Itulah sebabnya mengapa kita perlu mengidentifikasi perihal apa yang penting dan apa yang tidak secara teratur.
Sayangnya, terkadang kita mengetahui bahwa tidak ada kecukupan waktu untuk mengejar semua pekerjaan untuk peluang kesuksesan kita. Bahkan kita kemudian mereka mencoba memaksakan lebih banyak waktu dengan memotong aset terpenting kita, yaitu tidur.
Orang-orang non-esensialisme kerap mengatakan bahwa mereka hanya tidur selama lima jam setiap malam---dan itu semacam pengakuan jumawa.Â
Mereka berusaha meyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa mereka produktif dan penting karena mereka hanya punya waktu untuk tidur lima jam semalam.
Akan tetapi, meskipun upaya itu mungkin menghasilkan lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk tetap terjaga dan bekerja.
Mereka justru akhirnya memiliki lebih sedikit energi dan tidak produktif dan tentu saja mengarah pada kegagalan --tidur kurang dari enam jam per malam dapat menghasilkan kapasitas mental yang sama dengan orang mabuk secara legal. Bagaimana mungkin orang mabuk bekerja secara optimal, bukan?
Itulah mengapa orang-orang esensialisme meluangkan waktu mereka untuk mengidentifikasi, berulang kali, mengenai peluang mana yang sepadan dengan waktu mereka.Â
Kemudian mereka melakukan pertukaran yang disengaja dan mengatakan "tidak" untuk hal-hal yang tidak penting dan mereka memastikan untuk tidak pernah mengorbankan apa yang penting bagi mereka.
Tidak mengadaptasi pola pikir esensialisme akan menjauhkan kita dari apa yang kita inginkan dalam kehidupan.Â
Ingat, ketika kita tidak mempunyai cukup waktu dan energi untuk membuangnya pada hal-hal yang tidak penting dan jika kita tidak memprioritaskan hidup kita sendiri, orang lain yang akan mengambil esensialisme itu dari kita.
-Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi Serasan-