Meski kita senang melakukan beberapa pekerjaan sebanyak yang kita mau, tetapi kita jelas tidak bisa melakukan semuanya---karena memang tidak ada satu pun dari kita yang bisa melakukannya. Sebaliknya, kita harus memilih pekerjaan apa yang akan kita lakukan untuk menghabiskan waktu kita.Â
Itulah yang disebut dengan realitas trade-off, yaitu situasi tentang seseorang yang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau lebih dengan mengorbankan/kehilangan suatu aspek lainya.
Karena alasan tertentu untuk memperoleh aspek utama sebagai pilihan yang diambil berdasarkan kualitas yang berbeda---dan ketika tidak sengaja memilih pun, kita harus memfokuskan energi dan waktu kita untuk pilihan tersebut.Â
Itulah sebabnya mengapa kita harus berhenti mengatakan "ya" kepada semuanya dan semua orang. Sebaliknya, kita harus belajar mengatakan "tidak" pada permintaan yang kita tahu akan menyita waktu kita dari hal-hal yang sebenarnya penting.
Satu hal yang terkadang menjadi pergolakan batin terhadap beberapa permintaan adalah ketika mengatakan "tidak" terhadap permintaan seseorang, kita mungkin mengalami sebuah kesulitan karena seringkali merasa bersalah.
Kita tidak ingin mengecewakan seseorang dan khawatir akan merusak hubungan baik dengannya.Â
Namun, sadarkah kita bahwa berapa kalikah kita menyesal mengatakan "ya" untuk sebuah permintaan saat kita benar-benar ingin mengatakan "tidak"? Mengatakan "tidak", mungkin menyakitkan pada saat itu, tetapi itu lebih baik daripada mengatakan "ya" dan menyesalinya setelahnya.
Banyak alasan yang membuat kita menolak permintaan tertentu, di antaranya adalah karena kita ingin menyenangkan orang lain. Ironisnya, ketika melakukannya, kita malah membenci mereka karena kita merasa mereka membuang-buang waktu dan tenaga kita.
Bagusnya, ketika terjadi kesalahan pertama, yaitu mengatakan "ya", padahal seharusnya dengan tegas mengatakan "tidak", kita akhirnya menyadari bahwa jika kita tidak memprioritaskan hidup kita sendiri, orang lainlah yang akan mengambil alihnya dari kita.
Meski demikian, imbasnya, setiap kali ada permintaan baru, kemungkinan kita mulai berhenti sejenak dan memikirkan semua hal. Jika itu tidak sepadan dengan pertukarannya, sebaiknya kita menolaknya, tetapi tentu saja, kita tidak boleh menolak semua permintaan yang kita dapatkan.