Pernahkah suatu saat Anda merasa senang, kemudian hanya dalam beberapa menit ke depan, perasaan itu berubah menjadi jengkel?Â
Seperti misalnya, Anda sangat bersemangat untuk persiapan pergi ke pesta, tapi ketika hari itu tiba, Anda kecewa tanpa alasan.
Nah, itu artinya bahwa Anda mengalami perubahan suasana hati atau yang dikenal dengan istilah "mood swing".
Mood swing adalah ketika kita memiliki perubahan yang cepat dalam kerangka berpikir kita sebagai reaksi terhadap perubahan di lingkungan kita.Â
Terkadang skala reaksi kita mungkin tidak sebanding dengan kondisi yang ada di lingkungan tersebut---dalam beberapa kasus, mood swing terjadi tanpa alasan yang jelas.
Menurut Dr. John Grohol, salah satu psikolog asal Amerika Serikat, semua orang kerap mengalami mood swing.Â
Mood swing itu normal dan merupakan hal yang natural terjadi di kehidupan sehari-hari---pagi kita bisa senang dan malamnya kita bisa sedih; suatu hari kita bisa merasa bahwa kita adalah orang yang paling hebat di dunia ini, tetapi besoknya kita merasa lelah dan capek.
Para ahli berpikir mood swing atau perubahan suasana hati terjadi karena ketidakseimbangan kimia di dalam otak. Belum diketahui mengapa ketidakseimbangan ini terjadi, tetapi tampaknya menjadi alasan utama mengapa mood swing itu terjadi. Â
Gejala Mood SwingÂ
Salah satu gejala utama mood swing adalah lekas marah dan cemas. Seseorang yang cenderung kesal dengan hal-hal yang relatif kecil dalam kehidupan sehari-hari pertanda bahwa dia menderita mood swing.Â
Gejala lainnya, yaitu seseorang yang mengalami kebosanan yang kemudian mengakibatkan salah satunya adalah kehilangan minat pada hobi favoritnya.Â
Jika kita mengalami kesulitan memahami situasi atau memiliki pikiran yang kacau, kemungkinan itu karena mood swing; jika kita kesulitan membaca dan menulis, ini gejala lain dari mood swing juga---ini juga berlaku untuk berbicara, berpikir, dan bahkan kehilangan ingatan.Â
Kita juga akan menemukan perubahan dalam kepribadian dan perilaku kita---dalam kasus perubahan suasana hati yang ekstrem, beberapa orang mungkin menderita delusi dan halusinasi.Â
Gejala yang Berhubungan dengan Tubuh
Selain gejala yang telah disebutkan, ada juga tanda-tanda fisik yang dipengaruhi oleh mood swing. Misalnya, kita mungkin mengalami perubahan nafsu makan yang berakibat susutnya berat badan atau bahkan mungkin membengkak.Â
Selain itu, kelelahan serta kelemahan energi tubuh juga merupakan pengaruh dari mood swing yang sedang kita alami.Â
Khusus bagi perempuan, misalnya, yang melewatkan siklus menstruasi, gejala mood swing kerap terjadi karena kondisi hormonal yang tidak seimbang.Â
Gejala fisik lainnya berupa mual, terlepas dari apakah itu diikuti dengan muntah atau tidak, dan dalam beberapa kasus, seseorang bahkan mungkin mengalami kejang dan tremor, sesak napas, bahkan hingga gangguan tidur.
Pertanyaannya, mengapa orang-orang bisa mengalami mood swing?
Ada banyak alasan yang bisa membuat orang-orang, termasuk kita, merasakan mood swing, yaitu mulai dari level hormon, makanan, atau hal sederhana berupa kelelahan akibat kurang tidur atau istirahat.
Apa pun sebabnya, pada akhirnya mood swing merupakan pekerjaan rumah kita masing-masing. Kita harus bisa mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya membuat kita mengalami mood swing dan pemicu apa yang membuat kita menjadi mood swing.
Sampai akhirnya kita menjadi peduli dan bisa menangani mood swing ini tanpa perlu panik, tanpa perlu cemas, dan tanpa perlu merasa bahwa kita adalah orang yang tidak normal---dan jangan sampai kita pun melabeli diri sebagai orang yang mengalami gangguan karena banyak sekali kasus orang-orang yang merasa mood swingnya itu tidak wajar. Â
Ketidakwajaran mood swing dianggap sesuatu yang berlebihan dan beberapa orang bahkan menganggapnya sebagai bipolar, padahal antara mood swing dengan bipolar itu sangat jelas berbeda---mood swing adalah perubahan suasana hati yang terjadi cepat dalam satu hari.
Sementara bipolar merupakan gangguan mood yang membuat seseorang merasakan episode mania (perasaan berenergi yang meledak-ledak sehingga mengalami fase senang dan sedih secara berlebihan) serta merasakan episode depresi secara bergantian dalam waktu yang cukup signifikan lama, biasanya dalam hitungan minggu.Â
Jadi, ketika kita berpikir lebih lanjut, emosi yang kita rasakan sebenarnya masih dalam taraf wajar-wajar saja. Â
Yang perlu kita sikapi adalah perlunya melatih self-awarness (satu kemampuan seseorang dala memahami perasaan, pikiran, serta evaluasi diri) kita supaya bisa menanggulangi mood swing ini tanpa adanya kepanikan dan kecemasan---karena ketika kita sudah merasa cemas dengan emosi yang kita rasakan, itu pertanda bahwa kita kurang mengenali diri sendiri.Â
Dan itu menyebabkan, ketika perasaaan sedih yang kita larang untuk hadir, maka emosi yang kita rasakan justru makin menjadi-jadi. Mengapa demikian? Ya, karena perasaan itu seharusnya kita terima, bukan kita lawan.
Lantas, hal apa saja yang bisa kita lakukan supaya kita bisa aware atau siap dengan serangan mood swing?
Melacak hal apa saja yang kita lakukanÂ
Pada saat kita melakukan aktivitas dan bersiap-siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, maka kita lebih bisa menyadari alasan-alasan yang ada ketika terjadi mood swing pada diri kita. Â
Mengapa kita bisa tiba-tiba sensitif dan marah-marah, itu sebenarnya bisa kita minimalisir dengan cara melacak hal apa yang terjadi pada diri kita, misalnya kemungkinan kita sedang kedatangan bulan (bagi wanita), kurang tidur, atau mungkin juga lupa sarapan.Â
Nah, ketika menyadari sumber pemicunya, kita akan bisa melakukan tindakan pencegahan dari dampak negatif atas terjadinya mood swing pada diri kita.
Sebagai contoh, ketika mengantuk atau kurang istirahat, atau sedang kedatangan tamu bulanan, kita bisa memberitahukan kepada orang-orang di sekeliling untuk tidak mengajak kita bercanda secara berlebihan dalam beberapa waktu karena hal tersebut bisa membuat kita memiliki kecenderungan mudah marah atau lebih sensitif dari biasanya.
Antisipasi yang kita lakukan tersebut merupakan skill atau keahlian terhadap self-knowledge yang sangat penting untuk kita miliki. Makin kita melatih self-knowledge, makin mudah mengatasi permasalahan apa pun dan itu berawal dari pengetahuan kita terhadap diri kita sendiri.
Melakukan kebiasaan untuk melatih penguasaan emosi diri sendiri
Membuat daftar kebiasaan dan melakukannya ternyata bisa menjadi alternatif penting sebagai bagian dari keahlian melatih penguasaan emosional, yaitu dengan cara membuat catatan kecil atau semacam diari mengenai kondisi harian kita.Â
Kebiasaan ini bisa juga dijadikan sebagai bahan evaluasi diri menjadi lebih baik dalam hal mengantisipasi dan menangani situasi mood swing.
Sebagian orang mungkin menilai kebiasaan yang dilakukan tersebut, yaitu menulis detil kejadian harian, terkesan tidak efektif, sebab biasanya mereka hanya melewatkannya berlalu begitu saja tanpa harus mempelajari secara terperinci.
Namun, mungkin banyak yang tidak percaya bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil tersebut justru sangat berguna, bahkan riset membuktikan bahwa kebiasaan menulis diari, baik di ponsel pintar, buku catatan, maupun di mana saja, ternyata mampu mengurangi kecemasan dan bisa membuat seseorang lebih bahagia.
Mengingat apa saja faktor-faktor penting yang memengaruhi emosi kita
Hasil riset menunjukkan bahwa  ketiga hal, yaitu, menjaga makan, olah raga dan tidur, bisa terbukti membuat kita lebih mengendalikan stres, menurunkan tekanan darah, dan lain sebagainya.
Umumnya, seseorang yang mengalami mood swing, minimal salah satu aspek dari ketiga faktor penting tersebut itu sedang tidak bekerja dengan baik, entah makan, olah raga, atau tidur.Â
Nah, ketika bisa menyelesaikan aspek yang memengaruhi emosional, kita akan merasa lebih baik sehingga dapat mengurangi mood swing.
Mood swing dan cara menangani emosi memang sangat berkaitan erat. Kebanyakan, orang-orang yang mengalami mood swing adalah orang-orang yang bermasalah dengan penanganan emosi---bisa jadi karena kurangnya pengetahuan dasar mengenai emosional dan bagaimana cara meregulasi emosi, stres, dan lain sebagainya.
Meskipun kita mungkin tidak dapat menghindari mood swing, setidaknya kita bisa menyadari bahwa dengan melewati waktu dan hari, semua akan berlalu.Â
--Shyants Eleftheria, Salam wong Bumi Serasan---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H