Nak, hidup ini sebagaimana kita memahami matematika
Perihal angka dan bilangan di sana
Hakikatnya mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan
Perihal deret hitung yang tak pernah ada batasnya
Hakikatnya mengajarkan tentang sebuah kesabaran dan keikhlasan
Buahnya ranum akan teramat manis dirasakan
Bagi perenung untuk setiap apa yang Tuhan ciptakan
Nak, sekarang zamannya orang-orang lebih suka berbicara daripada mendengar maupun melihat sendiri
Dengan lisan yang belum sempurna, tanpa mau menggunakan telinga dan mata hati
Maka kusampaikan kepadamu untuk kauresapi
Bergurulah pada apa yang kita dengar
Agar telinga paham bahwa kesombongan ilmu tidaklah benar
Bergurulah pada apa yang kita lihat
Agar tidak kita tiru orang yang menjadikan pengetahuan sebagai muslihat
Bergurulah pada apa yang kita rasa
Agar nurani lebih peka membaca pertanda dari Sang Kuasa
Nak, jadilah pejuang dan pemenang
Karena bumi ini sudah penuh sesak dengan para pengecut dan pecundang
Jadilah pemaaf bukan pendendam
Karena samudera maaf kini sudah mulai dangkal diuruk oleh keangkuhan
Tak perlu kita mencari-cari kesalahan orang
Hanya karena ingin dianggap hebat
Ingat selalu pesan Bapak, tentang nasehat
Dunia ini semu dan maya
Aromanya kuat menyebar, menggeleggar di angkasa
Tetaplah kita waspada karena bujuk rayunya yang memabukkan
Tipu dayanya yang membutakan
Hidup di dunia ibarat bertandang sekelebat
Kita hanya sebentar singgah dan segera pulang
-S. Eleftheria, Februari 2021-