Mohon tunggu...
Shyam Nur Fitriani
Shyam Nur Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UPI 2022: Inovasi Nasi Uduk dengan Membuat Ketan Tetel untuk Mengatasi Kemiskinan di Desa Setia Mekar

24 Juli 2022   21:00 Diperbarui: 24 Juli 2022   21:23 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia memiliki berbagai permasalahan, salah satunya tingkat kemiskinan. Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,50 orang anggota rumah tangga. 

Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp. 2.187.756,-/rumah tangga miskin/bulan. Upaya untuk mengatasi kemiskinan, Universitas Pendidikan Indonesia ikut berkontribusi dalam meningkatkan sumber daya manusia melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dilakukan oleh mahasiswa. Kegiatan KKN dilakukan selama 30 hari.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) UPI tahun 2021/2022 membawa tema "Pemberdayaan Mayarakat Berbasis SDG's desa dan MBKM. Sustainable Development Goals (SDG's) merupakan program pembangunan yang berkelanjutan dalam pemberdayaan masyarakat. 

Pada pertemuan tingkat tinggi di markas PBB pada September 2015, sebanyak 193 negara anggota PBB sepakat untuk menjadikan SDG's sebagai kerangka agenda pembangunan dan kebijakan politis selama 15 tahun ke depan mulai 2016 hingga 2030.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dilaksanakan berbasis SDG's bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya (Ipteksbud) yang diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah  yang ada di masyarakat, melatih dan mengembangkan soft skills dan karakter mahasiswa, melatih mahasiswa untuk memahami kondisi masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan, sehingga mahasiswa memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat yang memerlukan bantuan, menyiapkan calon pemimpin bangsa yang berpihak kepada kejujuran, keadilan, kebenaran dan melatih mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program di masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu mahasiswa UPI Kampus Daerah Purwakarta yang bernama Shyam Nur Fitriani dari kelompok 178 program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang didampingi oleh Dr. Indah Nurmahanani, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Mahasiswa UPI melakukan KKN untuk mengatasi kemiskinan. Program KKN yang dibuat oleh mahasiswa UPI akan dilaksanakan secara offline dengan mitra pendamping Pak RT dan Bu RW dengan sasaran warga Desa Setia Mekar yang mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

Berdasarkan seorang penjual nasi uduk di Desa Setia Mekar. Beliau berkata setiap hari pendapatan dari hasil penjualan tidak ada peningkatan. Hal ini jika berlarut uang bantuan yang diberikan tentunya akan habis. Maka penjual nasi uduk disarankan untuk menginovasi makanan yang akan dijual. Inovasi tersebut adalah pembuatan ketan tetel. Ketan tetel tersebut adalah khas Betawi yang mana sudah sangat langka di pasaran. 

Akhirnya beliau membuat ketan tetel sebagai tambahan makanan yang akan dijual. Selain menginovasi makanan, perlu juga pemasaran bukan hanya dari mulut ke mulut akan tetapi perlu juga promosi di media sosial dengan membuat konten dan poster yang menarik. Dengan membuat konten dan poster tersebut dapat memperluas pangsa pasar. Selain itu penjual nasi uduk dapat menjadi wadah untuk warga yang membuat kue dan akan dititipkan di tempat nasi uduk.

Langkah pertama yang dilakukan adalah observasi dan berkomunikasi dengan pelaku UMKM. Kemudian menanyakan kekurangan apa yang terdapat di UMKM tersebut, setelah mengetahui kekurangan dan kendala maka langkah selanjutnya adalah mencari cara untuk mengatasi kendala tersebut dan didapati kekurangan UMKM tersebut adalah pendapatan dari hasil penjualan tidak ada peningkatan. Langkah selanjutnya adalah melakukan edukasi dan sosialisasi terkait makanan yang unik dan cara pemasarannya sebagai upaya menghadapi kekurangan. 

Kemudian pelatihan dalam membuat ketan tetel. Langkah selanjutnya adalah mendampingi pelaku untuk membuat foto dan membuat poster yang menarik serta menggunggahnya di media sosial. Langkah selanjutnya adalah mencari orang yang senang membuat kue atau orang yang selalu buat kue untuk acara kemudian melakukan kerjasama. Dengan begitu, warung nasi uduk akan banyak sekali makanannya dan diharapkan mendapat keuntungan dari hasil penjualan dan kerjasama tersebut.  

Sumber :

Tematik, T. P. (2022). Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa MBKM Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022. Bandung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun