Mohon tunggu...
Kosuman
Kosuman Mohon Tunggu... Konsultan - Manajemen, Tax Advisor, Profesional Hipnoterapi, Praktisi Metafisik Yijing, Trainer, Virtual Author Uni Eropa

Penulis merupakan Pemerhati dan Pecinta yang berkaitan erat dengan aspek holistik yakni: Sejarah, Adat, Budaya, Religi dan Alam (SABARA)

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perkembangan Budaya Tionghoa di Dalam Perspektif Metafisik di Indonesia

22 Februari 2023   20:40 Diperbarui: 1 Mei 2023   07:14 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlintas didalam pikiran untuk menulis tentang kehidupan pracovid-19 dan paska covid-19 hampir 4 Tahun berjalan, ketika itu diawal Bulan Januari Tahun 2019  menjelang Pilpres, Saya melakukan Perjalanan Spiritual ke Semarang di Kelenteng Tay Kak Sie, Sam Po Kong kemudian ke Sunan KaliJogo di Demak, Kadilangu didalam perjalanan pulang diKota Semarang kemudian Saya menceriterakan kepada seorang sahabat umat Konghucu notabene tertarik Ilmu Fengshui,  singkat cerita diperkenalkan dengan Dr Oesman Arief, Mpd kemudian beliau menjelaskan Ilmu Filsafat, gelar Doktor  diperoleh dari Ilmu Filsafat Tiongkok Kuno, hampir 3 bulan lamanya Saya dbimbing beliau dari sisi Filsafat Tiongkok Kuno sampai ke Kitab Klasik Yijing (I-Ching) di era awal Covid-19 sekitar akhir Tahun 2019 dengan berjalannya waktu Saya mulai menggali refrensi Sejarah sampai memasuki ke Ilmuwan Yijing yang artikel maupun rekaman ajarannya banyak saya peroleh dari Pakar Budaya Tionghoa, Manajemen dan Kitab Klasik Yijing bernama Alm Prof Zeng Shiqiang kemudian Prof Fu Peirong, beliau juga ahli Filsafat dan Budaya Tiongkok Kuno dan juga masih ada lagi beberapa guru besar YiJing terkemuka tentunya kita dapat menggali lebih mendalam dan luas kitab klasik Yijing yang menurut Prof Zeng bahwa Kitab Klasik Yijing dapat dipelajari dari Perspektif Misteri Kitab Klasik Yijing lebih kearah Ramal/ Prediksi dan Perspektif Kebijakan Kitab Klasik Yijing mengarah pada Panduan Kehidupan seperti Mengelola Emosi, Mengelola SDM, Mengelola Rumah Tangga, Mengelola Perusahaan dan banyak lagi aspek yang lain  bersifat Holisitik karena Kitab Klasik Yijing merupakan Kitab Toleransi.

Setelah belajar Kitab Klasik Yijing mulailah saya masuk kedalam keilmuwannya seperti Plum Blossom Oracle/ Divination (MeiHua Yishu), kenapa harus belajar meramal? apakah kehidupan ini tidak luput dari  ramalan? sebenarnya kalo kita simak lebih jeli kehidupan ini berdiri dari suatu ramalan/ prediksi berdasarkan data-data (angka) dan fenomena (wujud) yang ada akan tetapi persoalannya kenapa yang ramalan satu berbeda dengan yang lainnya, jawaban sederhana: data primer atau sekunder, mengolah data, membaca dan menganalisa data didalam suatu laporan bila itu terjadi didalam pekerjaan keseharian, namun bagaimana data yang didapat untuk diolah dan dianalisa secara Metafisika sebenarnya hampir sama akan tetapi karena sifatnya Metafisika adanya aspek Spiritual bermain bisa dikatakan seperti six sense, maka dari itu seorang praktisi Metafisik harus dapat melakukan analisa dengan data primer maupun sekunder mencakup segala aspek disebut Holisitik. Didalam Kitab Yijing ada 3 aspek yang menjadi panduan didalam menganalisa data dari 3 aspek tersebut: Angka (bermain hitungan), Wujud (melihat fenomena) dan aspek terakhir merupakan bagian tersulit yakni menuangkan analisa atau interpretasi makna hakikinya berdasarkan alasan yang kuat dari aspek holistik, dan bagian ini banyak sekali praktisi gagal memberikan konklusi yang tepat. "Plum Blossom Oracle" merupakan suatu Ilmu Meramal yang diciptakan oleh Shao Yong (1011-1077) diera Song Utara, Filsuf  yang sangat terkenal, pengagas Noeo Confucianism dan menulis kitab terkenal dengan memprediksi 10.000 Tahun dari pra sampai dengan paska kematiannya yakni kitab 'Book of supreme world ordering principles" 

Kedua tentang Ilmu meramal Xiao Liuren merupakan Keilmuan tingkat tinggi bagian dari Da Liuren yang banyak dipelajari ahli strategi seperti Zuge Liang merupakan astrologi Tiongkok Kuno seperti Qimen Dunjia dan sangat terkenal diera The Warring States disebut era 7 Negara, akan tetapi yang saya pelajari hanya Xiao Liuren, semua hitungan berdasarkan angka kemudian menganalisa hasil hitungan angka tersebut dibagi 6 aspek: 3 aspek Baik dan 3 aspek buruk kemudian dari masing 3 aspek tersebut dibagi menjadi 3 bagian: Kurang, Cukup, Paling Baik/Buruk dengan interpretasi makna hakikinya.

Ketiga Ilmu meramal LiuYao dengan melakukan ritual terlebih dahulu kemudian menggunakan media koin melempar sebanyak 6x dan menyusun dari bawah garis YinYang sehingga terbentuklah 6 garis (Hexagram) dan dapat bertanya dari penanya terhadap masalah apa saja karena simbol yang terbentuk merupakan obyek yang dapat diidentifikasi kemudian analisa dan mewujudkan interpretasi makna hakiki.

Keempat Ilmu Bazi merupakan Ilmu Astrologi Tiongkok Kuno yang telah dimodifikasi menjadi sempurna  mencakup data: Tgl, Bulan, Hari dan Jam Kelahiran oleh Filosof Xu Zi Ping hidup Tahun 398 diera Dinasti Song Utara  menjadikan Bazi modern 4 Pilar (4 Pillars Destiny) yang sebelumnya hanya 3 pilar dipopulerkan era The Warring States oleh Gui Guzi  merupakan suratan Takdir sejak belum lahir disebut kehidupan Xian Tian kemudian memasuki kehidupan Hou Tian (lahir).  Sehingga didalam Budaya Tionghoa mempunyai Budaya, pertama harus memahami adanya takdir, kedua peruntungan (nasib),  ketiga mengenai Topografi (Fengshui), keempat akumulasi kebajikan, kelima membaca dan menuntut ilmu.

Didalam Ilmu Bazi perpaduan 10 Batang Langit dan 12 Cabang Bumi akan menghasilkan Fenomena 5 unsur YinYang sehingga akan tersurat polanya seperti apa sehingga akan merefleksi 10 tahun berjalan (dekade) yang merefleksikan Dewa Baik atau buruk didalam Tahun Berjalan. Apakah Bazi dapat mengidentifikasi secara detail? menurut apa yang diketahui  ilmu Bazi didalam membangun peta baik didalam mengidentifikasi angka/ fenomena yang ditimbulkan harus dapat dianalisa secara komprehensif dan holistik sehingga dapat menghasilkan pemahaman makna hakiki yang terdapat didalam 4 pilar, dan teringat akan 4 pilar kebangsaan yang sering didengungkan, sebenarnya merupakan 4 nilai konsensus kebangsaan: Pancasila, sesanti Bhinneka Tunggal Ika,  Negara Kesatuan Republik Indonesia dan UUD 1945.

Kelima melanjutkan Ilmu Qimen Dunjia, Ilmu memprediksi sifatnya lebih mikro dibandingkan Bazi lebih makro dan Ilmu ini dapat dikatakan semacam alat CT-Scan dengan membangun peta yang mencakup 80 simbol yang harus dihafalkan dan diplotkan kemudian dielaborasikan sesuai keinginan penanya dalam hal apa saja seperti Jodoh, Pernikahan, Penyakit, Fengshui, Bisnis, Perusahaan, Produk, SDM, Suplier sampai dengan kejadian ada didalam kehidupan kita.  Awalnya Ilmu ini diciptakan di era Dinasti Zhou dari seorang penasehat militer bernama Jiang Ziya (abad 12 SM) kemudian setelah meninggal menjadi Dewa bernama Jiang Taigong, pertama kali menggunakan Ilmu Qimen Dunjian konon ceritanya Ilmu ini diturunkan oleh Dewi 9 kepada beliau sebagai alat strategi berperang,  kemudian banyak dipelajari oleh kalangan istana maupun Spiritual Dao seperti Maha Guru Gui Guzi, penasehat militer era 3 Kerajaan, Zhuge Liang, dll.

Ada hal yang penting didalam Ilmu Metafisika Tionghoa bersifat meramal/ prediksi dan membangun peta, termasuk juga didalam kehidupan kita tentunya pemetaan sangat penting didalam menyusun strategi ataupun mengidentifikasi masalah sekaligus barulah dapat menganalisa didalam menghasilkan kesimpulan yang kredibel dan akurat.

Didalam Ilmu Qimen Dunjia ada bagiannya Ilmu Fengshui seperti dalam Huo Tian Bagua  menjelaskan arah dan kedudukan istana dari membangun peta (Qi Pan) kemudian muncullah fenomena seperti informasi ada di Piringan Langit, Piringan Dewa, Piringan Manusia, Piringan Bintang akan terus dan selalu bergerak/ berubah terhadap Piringan Bumi yang selalu konstan atau tidak bergerak.

Bagian terakhir apa hubungannya Karma dengan Takdir, Nasib, Fengshui? Menurut sejarah seorang tokoh sangat terkenal Tuan Yuan LiaoFan didalam mengubah takdirnya yang sangat terkenal ajarannya yakni "Empat ajaran Liao Fan", Ajaran Pertama: Belajar Menciptakan Takdir yakni upaya-upaya yang dilakukan untuk mengubah takdir, untuk tidak terikat oleh nasib, tetapi sebaliknya berusah sekuat tenaga untuk mempraktekkan kebajikan dan mengikis habis perbuatan yang salah. Ajaran Kedua: cara mereformasi diri dengan 3 cara: Pertama, Orang yang harus merasa malu, Kedua, orang harus mempunyai rasa takut, dan Ketiga, orang harus mempunyai kebulatan tekad dan keberanian. Ajaran Ketiga: Cara Mengembangkan Kebajikan yakni Pelanggaran yang telah dilakukan dikehidupan sebelumnya. Hukuman yang harus diterima akibat perbuatan salah dimasa lampau masih harus dijalani. Oleh karena itu, untuk dapat merubah kehidupan yang buruk menjadi kehidupan yang baik, tidak hanya harus mereformasi kesalahan kita, tetapi juga harus mempraktekkan segala bentuk kebajikan dan membangun jasa-jasa baik yang merupakan bentuk mengembangkan kebajikan dan berakumulasi dan didalam Kitab Klasik YiJing tersirat dan tersurat berdasarkan 3 aspek yakni: Langit (Tuhan), Manusia, Bumi. Dan Ajaran Keempat: Kerendahan Hati, Orang yang rendah hati didalam masyarakat menerima dukungan dan kepercayaan orang banyak. Jika memahami kerendahan hati, maka akan merasakan pentingnya perbaikan diri terus menerus tidak hanya mencakup upaya mencari pengetahuan, tetapi juga meliputi kebutuhan untuk menjadi manusiawi, untuk menjadi lebih baik lagi dalam tugas sehari-hari dan selalu membina diri sesuai ajaran Maha Guru Confusius.

Artikel menarik  dari seorang Grand Master Fengshui, Tuan Shao Weihua menyatakan seseorang Takdir dan Nasibnya tidak semata tergantung hitungan maupun Qi Baik yang tercipta dari membangun Fengshui (artikel Pengaruh Fengshui Terhadap Nasib Manusia ditayangkan 16 Mei, 2022) menceritakan tentang Deposito Kebajikan (Akumulasi Kebajikan), masih berapa banyak yang ada ditabungan dari masa lampau ataukah sudah habis malahan defisit.

Akan tetapi ada hal yang menarik didalam kehidupan kita sebenarnya kekuatan apa yang mengontrol nasib kita? didalam ajaran Kitab Klasik Yijing tentunya mengenal jelas Hukum, Sistim dan Konsep YinYang dan 5 Unsur sehingga melahirkan Emosi atau Mood seseorang maka dari itu didalam Kitab Klasik YiJing melalui 64 Hexagram diajarkan didalam mengelola emosi seperti didalam mengelola perusahaan atau diri sendiri, bila kita dapat mengelola dengan baik tentunya nasib peruntungan baik akan menjadi bagian hidup dan sama seperti sebuah perusahaan  yang dapat menikmati keuntungan dan rejeki berlimpah bila dikelola dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun