Mohon tunggu...
Shultana Amin
Shultana Amin Mohon Tunggu... -

Menulis dan membaca adalah hobbyku :)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Miris: Mark Zuckerberg Untung Besar, Indonesia Cuma Jadi Penonton!

11 November 2014   01:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:08 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Jejaring sosial atau media sosial (medsos) punya potensi bisnis yang sangat besar. Namun, baru segelintir negara saja yang serius memperhatikannya. Dan seperti biasa, Indonesia cuma jadi penonton. Paling banter, manfaatin medsos untuk jualan, keripik pedas misalnya.

Nggak salah sih jualan di medsos. Tapi coba telaah lebih dalam deh. Jangan cuma lihat medsos sebagai sarana komunikasi atau jualan. Tapi... produk jualan itu sndiri.

Ambil contoh Facebook. Facebook Inc merupakan perusahaan besar. Berdiri pada 2004, akhir tahun lalu asetnya mencapai USD 13,07 miliar. Silahkan dirupiahin sendiri :)

CEO-nya, Mark Zuckerberg mengantongi USD 31 miliar atau Rp 365 triliun dari Facebook. Jangankan buat beli keripik pedas, buat beli rumah atau mobil mewah saja bisa dapat banyak banget tuh.

Saat ini, Mark yang baru saja mengunjungi Indonesia dan terkagum-kagum sama Candi Bororbudur, menguasai lebih dari 50 persen atau sekitar 500 juta lembar saham Facebook.

Terus kenapa? Kesimpulannya, Facebook adalah bisnis! Seperti bisnis lain, ada produsen dan konsumen. Dan kita, Indonesia dijadikan konsumen produk yang ditawarkan Mark, mahasiswa DO Harvard University, Amerika Serikat.

Di China, orang kayak Mark itu banyak banget. Makanya, negara itu sukses mengembangkan media sosial sendiri.

Tentu saja tidak terlepas dari dukungan pemerintah yang memperketat regulasi. Pemerintah China sampai memblokir Facebook, Twitter dan kawan-kawannya lho supaya pekerja kreatif dalam negeri bisa mengembangkan produknya.

Hasilnya, mengesankan. Banyak perusahaan lokal yang tumbuh besar dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ini daftar jejaring sosial buatan China:

1. Sina Weibo. Jejaring sosial yang mirip Twiiter ini dipakai 22 persen populasi pengguna internet di China.

2. Renren. Kalau yang ini, Facebook versi China. Tahu berapa penggunanya? 147 juta orang bo! Dan perbulannya ada 31 juta pengguna aktif baru.

3. Tencent. Jejaring sosial ini punya komunitas terbesar di China dalam hal pengguna terdaftar.

4. Douban.

5. WeChat

Kalau mau, Indonesia bisa saja seperti China. Asaaaall...

Pemerintah Indonesia berpihak pada industri kreatif dalam negeri. Larang Facebook dan Twitter!
Emang agak ekstrem sih. Tapi China berhasil tuh.

Warga China nggak cuma rajin update status atau cengengesan di Facebook atau Twitter. Mereka juga bukan cuma berbisnis melalui media sosial. Tapi orang-orang China mempelajari, meniru, dan mengembangkan media sosial mereka sendiri sampai akhirnya mereka bisnis media sosial itu sendiri.

So, kesimpulannya, media sosial itu bisnis besar. Jangan sampe kita cuma jadi penonton, jangan cuma jadi konsumen. Pemerintah mesti dorong pekerja kreatif di Tanah Air. Biar lebih banyak lagi jejaring sosial kayak Kaskus atau Sebangsa.

Hidup industri kreatif tanah air!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun