Mohon tunggu...
Shulhan Tasdiqi
Shulhan Tasdiqi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar SMA yang sedang menekuni bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Upacara Sedekah Laut

13 Maret 2023   16:28 Diperbarui: 13 Maret 2023   16:39 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Upacara Sedekah Laut

Kebudayaan turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu memang tidak bisa ditinggalkan untuk sebagian orang, terutama orang yang mempercayainya. Kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia tidak hanya satu ataupun dua melainkan lebih daripada itu. Hampir semua aspek dalam kehidupan memiliki sejarah kebudayaan, contohnya saja seperti gunung, laut atau apapun itu, pasti memiliki sejarah kebudayaan.

Di kota Cilacap laut menjadi salah satu tempat untuk menapaki karir bagi sebagian orang, contohnya nelayan. Kehidupan di dunia ini memang selalu berdampingan dengan kehidupan di dunia lain (alam gaib). Di kota ini banyak orang yang percaya bahwa laut mempunyai pemimpin dari dunia lain yang lebih dikenal dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul atau bisa juga disebut Nyi Roro Kidul.

Tradisi dengan melakukan pemberian sebuah sesaji atau lebih dikenal sebagai sesajen merupakan tradisi yang sangat fenomenal di kota ini, sebutan untuk tradisi ini adalah Sedekah Laut.

Sedekah laut merupakan tradisi dimana para nelayan memberikan sesaji (sesajen) kepada Kanjeng Ratu Kidul atau lebih dikenal sebagai Nyi Roro Kidul. 

Kebudayaan ini memang awalnya hanya dipercayai dan dilakukan oleh para nelayan yang bekerja, tapi semakin berjalannya waktu masyarakat ikut mempercayai dan mengikuti budaya ini, biasanya mereka melaksanakan ini ketika bulan Sura (Kalender Jawa) bertepatan dengan hari Selasa kliwon atau Jumat kliwon, pada bulan itu. 

Sebelum mereka melakukan upacara sedekah laut ini, mereka melaksanakan prosesi nyekar atau ziarah ke Pantai Karang Bandung (Pulau Majethi) yang terletak di sebelah timur tenggara Pulau Nusakambangan yang dilakukan oleh ketua adat Nelayan Cilacap dan diikuti berbagai kelompok nelayan serta masyarakat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tangkapan ikan pada musim panen ikan melimpah dan para nelayan diberi keselamatan.

Tradisi ini mencakup beberapa aspek diantaranya adalah aspek agama, budaya, ekonomi, dan sastra. Novianti (2007). Di dalam aspek budaya, tradisi ini menggambarkan tentang adat-istiadat masyarakat sebelumnya dan dalam hal agama tradisi ini menggambarkan wujud permohonan atau doa untuk para nelayan agar tidak menjumpai banyak hambatan ketika melaut dan diberi hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Umumnya tujuan para nelayan melakukan ini adalah untuk menunjukan rasa syukur atas nikmat dan rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan memohon keselamatan bagi para nelayan juga keluarga agar diberi kelancaran dan dijauhkan dari mara bahaya supaya melakukan pekerjaan dengan baik dan tidak mendapat gangguan apapun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun