"Perhatikan dalam WA di atas Rizieq yang bilang "PS lemah tentang Islam & lingkarannya pun masih banyak yang "Islamphobia". Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan Politik Islam yang disebutnya sebagai "Politik Integritas" beraroma SARA" dan seterusnya," ujar Yusril kepada sejumlah awak media.
Barangkali, politik identitas seperti ini sengaja dipaksakan dengan harapan ingin mendulang kembali kemenangan seperti Pilakda DKI Jakarta 2017 lalu. Lantas, apa yang bisa kita harapkan dari sebuah kampanye yang  beraroma ekslusif, tidak mencerminkan keterbukaan Indonesia akan banyaknya keberbedaan yang sejatinya haruslah satu jua? Tentu saja, hal ini berpotensi hanya memenangkan kelompok-kelompok kepentingan yang saban waktu mendompleng Prabowo-Sandi. Entahlah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H