Mohon tunggu...
Shulhan Rumaru
Shulhan Rumaru Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Aksara

Penikmat Aksara

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Membaca Narasi Survei Kompas

28 Maret 2019   23:30 Diperbarui: 28 Maret 2019   23:48 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Publik tentu saja tak ingin kontestasi ini berakhir antiklimaks dengan keseragaman bahasa dan persepsi akan keunggulan Jokowi-KMA, tapi dibutuhkan juga riak-riak harapan akan elektabilitas Prabowo-Sandi yang merangkak naik. Ibarat pertandingan bola, jual-beli serangan dan saling kejar jumlah gol akan membuat pertandingan tersebut semakin menarik ditonton, ketimbang menonton kemenangan mutlak tanpa perlawanan.

Terakhir, rilis survei Kompas juga bisa jadi terapi kejut bagi kita yang selama ini memilih pasangan tertentu karena efek ikut-ikutan atau dalam term politik disebut sebagai bandwagon effect. Sehingga, yang diharapkan dari survei ini adalah adanya kesadaran pemilih Jokowi-KMA bahwa memilih pasangan petahana ini haruslah berdasarkan kinerja dan pencapaian selama ini, bukan karena terpengaruhi oleh "bisik-bisik tetangga" atau bisikan media.

Kesimpulannya, survei Kompas sejatinya tetap menyatakan Jokowi keluar sebagai pemenang, namun narasi yang dibuat membuat Jokowi-KMA harus melek bahwa segala kemungkinan terburuk bisa terjadi. Hal ini juga pernah terjadi dalam Pilpres di negeri Paman Sam antara Hillary vs Trump yang meski Hillary unggul jumlah suara juga menang dalam banyak survei, namun Trump tetap keluar sebagai pemenang dengan menang lebih banyak di negara bagian. 

Artinya, survei bisa berubah dari waktu ke watu (belum sepenuhnya menjamin kemenangan), sehingga wajar bagi Jokowi untuk mewaspadai narasi ini. Syukurnya, Jokowi masih tenang menyikapi hasil survei Kompas dan meminta relawan agar bekerja lebih keras dan giat.

Berikutnya, kontestasi kian terasa seru dan menegangkan, sehingga seluruh perhatian dan energi bangsa ini tetap mengawal dengan baik jalannya hajat akbar demokrasi Indonesia ini. 

Setidaknya, saya juga Anda masih mau bicara politik lagi, tidak apatis apalagi apolitis. Jadi, tak perlu ribut menyikapi hasil survei Kompas, tapi yang terpenting kita semua masih "waras" selama helatan Pilpres berlangsung dan tetap semangat menjaga keutuhan NKRI tercinta. Sepakat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun