Tantangan terberat KKA yaitu keterbatasan peralatan medis dasar seperti tabung O2 portable, nasa canul, ambu bag, P3K kit bag, tensimeter, minor set, thermometer raksa/digital, linek/Doppler, masker dll. Karena belum punya donatur, setiap anggota KKA yang punya backround keilmuan kesehatan (kedokteran, keperawatan, kebidanan, apoteker, farmasi, dll), menggunakan alat medis yang mereka miliki dan anggota lain rela urunan untuk belanja kebutuhan program.
Di lapangan, kami menemukan beberapa penyakit yang sering diderita warga, yaitu demam berdarah (DBD), penyakit kuning (hepatitis), asam urat, dan hipertensi. Sayang seribu sayang, kami tak mampu menangani semuanya akibat keterbatasan alat bantu medis dan pendanaan. Hanya bermodal 2 juta rupiah, kami nekat menyambangi warga menawarkan bantuan medis.
Selain itu, saya coba menawarkan kerjasama program-program penyuluhan dengan beberapa sekolah, dan satu di antaranya sudah sepakat untuk menandatangi MoU yaitu SMA Insan Cita, Desa Kwaos. Saya berharap, mimpi besar saya untuk membuka ruang bagi penyuluhan gaya hidup sehat dan pelayanan kesehatan gratis di masyarakat pesisir Maluku, terutama di Kabupaten Seram Bagian Timur, bisa terwujud.
Supaya ada keterbukaan dengan masyarakat dan memudahkan kerjasama, kami punya beberapa program. Secara umum, kami punya dua program induk: 1) Penyuluhan Kesehatan. 2) Pelayanan Kesehatan.
- Penyuluhan Kesehatan, kami preteli lagi menjadi beberapa program taktis, di antaranya:
- Kebun obat organik/tradisional: akan kami upayakan setiap kecamatan sampai desa memiliki kebun khusus obat-obat tradisional. Hal ini mengantisipasi keterbatasan/kekurangan obat medis (kimia). Kebun ini juga mendorong warga agar lebih membatasi konsumsi obat-obat kimia untuk penyakit-penyakit ringan.
- Bank Sampah: program ini sudah dilaksanakan di banyak daerah di Indonesia. Karena itu, kami mengadopsi program ini untuk mencoba mengurai permasalahan sampah di Kabupaten Seram Bagaian Timur.
- Penyuluhan dan pendampingan khusus kepada ibu hamil. Konsultasi umum seputar kesehatan dan gaya hidup sehat lewat sosial media. Penyebaran informasi kesehatan melalui media dan jejaring sosial. Penyuluhan kesehatan secara tematik di lingkungan masyarakat dan civitas akademika; mulai dari tingkat SD, SLTP, SLTA, & Kampus.
- Pelayanan Kesehatan, kami bagi lagi ke dalam program-program taktis:
- Pengobatan murah/gratis: program ini dilaksanakan secara periodik, minimal 1 bulan satu kali. Akan dipimpin oleh dokter kepala yang kami undang sebagai relawan. Desa yang menjadi tujuan kegiatan ini adalah desa mitra. Kami berharap, banyak desa yang mau bermitra.
- Ambulance apung: ini program unggulan kami yaitu antar jemput pasien antarpulau ke rumah sakit dengan satu unit speedboat, setiap hari, sesuai kebutuhan masyarakat.
- Donor darah: program donor darah akan dilakukan setiap 6 bukan sekali atau 2 kali selama satu tahun. Kami akan bekerjasama dengan rumah sakit yang ada di kabupaten maupun provinsi.
Pada akhirnya, saya terinjeksi dengan pemikiran binaragawan ternama Indonesia, Ade Rai, yang pada satu sesi wawancara di Jakarta, dia balik bertanya kepada saya:
“Menurut Mas Shulhan, apa hal paling konsumtif yang dilakukan manusia?”
“Membeli tas Hermes, sebab harga satu tas saja sudah bisa dikonversi menjadi 3 rumah untuk orang miskin,” jawab saya sekenanya.