Mohon tunggu...
Shulhan Rumaru
Shulhan Rumaru Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Aksara

Penikmat Aksara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ai Nurhidayat, Selamatkan Sekolah Bangkrut Bermodal Komunitas Belajar

31 Januari 2016   23:46 Diperbarui: 1 Februari 2016   21:10 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain rutin diskusi jangkrik, mereka mulai berkebun dengan konsep tumpang sari alias apa saja ditanam di lahan yang dihibahkan keluarga Ai Boy untuk kawan-kawan Komunitas Belajar Sabalad. Konsep pertanian ekologis dengan banana circle pun diterapkan, di sekelilingnya ditanami lemon, jagung, kasbi/singkong, cabai, sawi, daun bawang, kacang panjang, markisa, sorgum merah, dan berbagai jenis sayur-sayuran lainnya. Mereka juga mulai beternak ayam dan domba di tengah-tengah kebun, memproduksi pupuk kandang, dan pakanan domba.

Setelah kegiatan berkebun mulai jalan, Komunitas Belajar Sabalad tak lupa mengadakan kegiatan penyuluhan pertanian ke warga sekitar, tak jarang Ai Boy turun sendiri untuk memberikan materi dan praktik. Selain itu, kawan-kawan Sabalad mulai melebarkan kreativitas ke dunia bisnis kecil-kecilan, memproduksi sendiri bisnis rumahan mereka di Saung Sabalad.

Dalam catatan saya, Komunitas Sabalad sudah memproduksi madu dengan merk dagang Honey Bee yang didapat langsung dari petani desa. Ada juga budidaya ikan lele, minyak kelapa murni (virgin coconut oil), gula kristal, serundeng, membuka warung kopi, membuat sketsa, ukiran dan pahatan dari kayu, dan produksi kripik Kojek, yang ide awalnya lahir dari keinginan para jomblowan Sabalad untuk segera menikah. Makanya, tagline-nya juga unik, “Kami Kerja Keras karena Faktor Pernikahan.” Saya sempat kepikiran untuk membantu strategi pemasaran semua produk-produk mereka, tapi betapa kagetnya saya, ternyata kawan-kawan Komunitas Sabalad sudah diwisuda sebagai “pebisnis bangkrut” alias semua usaha bisnisnya keburu gulung tikar. Saya berharap, inovasi bisnis lainnya masih akan lahir dari kreativitas kawan-kawan Sabalad.

[caption caption="Kan g Temon, salah satu aktivis Komunitas Belajar Sabalad yang rajin melakukan inovasi di kebun dan karya; termasuk produksi kripik Kojek, keahliannya dalam seni pahatan kayu, sketsa, editing video dll."]

[/caption]

Meski bangkrut, komunitas ini semakin dikenal luas di pangandaran karena eksistensi dan niatan tulus mereka untuk berkembang bersama masyarakat lokal. Tak heran, beberapa prestasi pun ditorehkan Komunitas Belajar Sabalad, seperti penghargaan sebagai organisasi kepemudaan Jawa Barat bidang Tata Kelola Organisasi, Pengabdian Pada Masyarakat, Lingkungan Hidup, Program Inovatif, Seni dan Budaya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2015, juga meraih Juara I Organisasi Kepemudaan Berbasis Komunitas oleh Kemenpora tahun 2015.

Taman baca yang dicita-citakan Ai Boy di awal, ternyata bermetamorfosa menjadi komunitas belajar yang mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat di lingkungannya. Masyarakat Pangandaran banyak yang mulai mengenal komunitas ini, bahkan banyak yang datang untuk belajar, mulai dari teater, video editing, film, seni pahat kayu, bercocok tanam dll. Tak tanggung-tanggung, tamu Sabalad tak hanya dari dalam negeri tapi juga luar negeri. Di awal Januari ini, Sabalad kedatangan pelajar dari Jerman yang juga melihat langsung keasrian kampung Sabalad.

Harapan ke depan, menurut Pembina Komunitas Belajar Sabalad, Pak Usep Ependi, S.Pd., M.Pd., bahwa Komunitas Belajar Sabalad harus fokus pada program-program yang berpihak pada kepentingan masyarakat, memberi penajaman pada gagasan yang menjadikan Pangandaran sebagai kabupaten pariwisata dan budaya. Komunitas Belajar Sabalad pun disiapkan sebagai model baru dalam menyiapkan generasi muda Pangandaran yang berbasis komunitas, dan spiritnya bisa ditularkan ke seluruh Indonesia.

Ai Boy berharap, Komunitas Belajar Sabalad dapat mewujudkan Istana Domba pada tahun 2016 ini. Sementara, mereka baru punya sekitar 6 ekor domba yang niatannya akan ditambah lagi jumlahnya, bekerjasama dengan masyarakat dan pemerintah setempat.

Sekarang, kawan-kawan Komunitas Belajar Sabalad sedang disibukkan dengan perayaan ulang tahun ke-3 yang jatuh tepat hari ini, 31 Januari. Dengar kabar, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bakal hadir di acara puncak yang bertema Nayuh Dangiang ini.

 

 

Selamatkan Sekolah Bangkrut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun