Ket Foto: Yopie Latul saat dibesuk rombongan Bunda Lolita. Ki-ka: Bang Jo, Om Harry, Tante Mel, Om Yopie, Tante Emma (Istri Yopie Latul), dan Bunda Lolita.
*******
Balenggang pata-pata
Ngana pe goyang pica-pica
Ngana pe bodi poco-poco…
Rasanya, kita sudah sangat familiar dengan sepenggal lirik di atas. Yup, apalagi kalau bukan lagu Poco-poco yang dipopulerkan penyanyi kondang asal Maluku, Yopie Latul (1995). Lagu yang menggabungkan dua goyang kenamaan asal timur yaitu Yospan Papua dan Wayase Ambon, sering dipakai dalam setiap event senam nusantara lantaran koreografinya yang mudah dan sedap buat dansa/bergoyang. Meskipun lagu satu ini sudah cukup lawas, tapi boleh dibilang gaungnya masih menusantara bahkan mendunia sampai sekarang.
Nah, berhubung saya sangat suka dengan lagu ini, sekaligus ngefans dengan Om Yopie begitu sapaan akrabnya di kalangan insan muda musik Indonesia, saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu saat diajak Bunda Lolita (Produser & Penanggung Jawab Album Perdana SBY “Rindu Padamu”) membesuk Om Yopie di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat.
Rombongan kami; Bunda Lolita, Tante Mel, Bang Jo Oratmangun, Bang Yani, & Saya, tiba di RS PGI Cikini sekitar pukul tujuh malam. Kami langsung menuju kamar TG C nomor 7. Setiba di depan kamar, kami disambut senyum manis dari tante Emma Tahapari, istri terkasih Om Yopie, beserta keluarga. Saat melihat kedatangan Bunda Lolita dan rombongan kecilnya, Om Yopie nampak semringah, dan langsung cipika-cipiki dan ngobrol sana-sini melepas kangen karena lama tak jumpa Bunda.
Di dalam ruangan juga ada Om Harry Leiwakabessy penyanyi senior asal Maluku, dimana keluarga besar beliau banyak andil dalam karir Om Yopie. Beliau selalu menghibur seisi ruangan dengan jokes jenaka yang memecahkan tawa kami saat itu. Oya, kalau bicara Om Harry, beta suka lagu Ikang Makang Ikang. Di lagu ini, suara Om Harry berhasil bikin kita anak rantau selalu kangen Ambon.
Kembali ke kondisi Om Yopie, terlihat mulai membaik dan sudah rajin tebar senyum pascaoperasi pecah usus buntu. Sepenuturan Tante Emma yang juga mantan atlit lari jarak pendek ternama Indonesia ini (sekarang Anggota DPRRI 2014-2019), penyakit ini sudah dirasakan Om Yoppie saat manggung terakhir di Saparua, Ambon, dalam acara Duurstede Festival (23/9). Saat itu, Om Yopie sudah merasa sakit perut, namun ia tetap memaksakan diri demi memuaskan penggemar. Alhasil, tanggal 26 kemarin, Om Yopie langsung masuk rumah sakit PGI Cikini, Jakpus. Sebelumnya, menurut penuturan Om harry, tgl 24-25 Om Yopie sudah mengalami pecah usus buntu, yang akhirnya ia memaksa diri untuk terbang dari Ambon ke Jakarta. Setiba di Bandara Soekarno-Hatta, Om Yoppie dijemput Tante Emma dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Lewat Facebook Om Harry yang selalu update kondisi terkini Om Yopie, Puji Tuhan, banyak sekali yang mendoakan kesembuhannya:
“Marina Sahuburua: Om Harry Leiwakabessy tolong bilang sama Om Yoppi ada salam dari Anak2 Grup Iriantos yang pernah jadi Video clip buat Om Yoppi di Manokwari Papua Barat.Semoga cepat sembuh.Gb”
“Victor Latuputty: Puji Tuhan, kami terus doakan memulihan kesehatan bung Yoppy agar setelah sembuh lebih berkarya demi kemuliaan nama Tuhan Yesus.”
*******
“Om kanapa mau manyanyi sampe anam lagu padahal poro su saki? (Om, kenpa nyanyi sampai enam lagu padahal perutnya sudah berasa sakit?).” tanya saya singkat.
“Sakit skali, aduuuh…” rengek Om Yopie mengekspresikan sakitnya waktu itu. Saya yang melihat ekspresi itu malah senang karena ini momen paling spesial buat saya. Kapan lagi bisa melihat Om Yopie dengan ekspresi senatural itu dari dekat.
“Ya, anam lagu itu, ternyata poro su saki di dalam tapi beta seng mau bikin orang tersinggung. Itu moto hidup beta. Meski manyanyi pegang-pegang tiang, tapi beta manyanyi, abis dong su panggil-panggil mana Yopie Latul, mana Yopie Latul. (Ya, enam lagu itu, ternyata perut saya sudah sakit, tapi saya tidak mau mengecewakan penggemar. Itu moto hidup saya. Jadi, saya menyanyi meskipun sambil pegang-pegang tiang biar tidak jatuh. Penggemar juga sudah panggil, mana Yopie Latul, mana Yopie Latul).” lanjutnya dengan wajah berseri-seri mengingat momen tersebut.
“Lalu, lagu apa saja yang Om Yopie nyanyikan waktu itu?” tanya saya penasaran.
“Africa my anggola, negro fallow anggola,mulata puri conella, pura uma dalena, vor madalena mulata negra, zai narida mulata, eu zamaria rida, mulata qo amang daong… (kalo yang ini saya gak ngerti apa artinya.hehehe)” Bukannya dapat jawaban, saya malah dihadiahi lagu My Africa, bahkan Om Yopie manyanyi sambil goyang kepala dan tangan, padahal lagi berbaring. Suara emasnya melantun merdu meski dalam kondisi sakit dan berbaring. Saya senang alang-kepalang, dalam keadaan sakit pun Om Yopie masih mau bernyanyi (dengar lagunya di sini ya).
Ket Foto: Para perawat yang ingin berfoto dengan sang pelantun My Africa, Yopie Latul.
Yopie Latul Usul Maluku Punya Sekolah Musik
Sebagao tokoh dan musisi Maluku, tentu Om Yopie tak sekedar memikirkan karir pribadinya melainkan juga memikirkan perkembangan musik tanah Maluku secara keseluruhan. “Bayangkan saja, selama saya berjalan di Manado, Kupang, itu semua pakai band. Tapi di Ambon tidak ada, hanya organ tunggal yang mengisi kafe-kafe. Kemana para musisi kita?” tanya Om Yopie serius.
Disinggung soal slogan Ambon City of Music? Penyanyi yang tenar dengan album Ambon Jazz Rock, Enggo Lari cipta Georgie Leiwakabessy di tahun 1984 itu pun bertanya-tanya lantaran menurutnya belum ada realisasi nyata dari slogan tersebut. “Beta jua seng tau. Kok bisa kota musik tapi tidak ada group band yang dibina dengan serius. Seharusnya, musti ada sekolah-sekolah musik supaya enak. Anak-anak bisa latihan, bisa ada group band dll,” ungkapnya. Menurut Om Yopie, bagaimana bisa dijuluki City of Music tapi tidak ada implementasi jelas terkait hal tersebut.
Namun di lain sisi, sebagai musisi kebanggaan Maluku, ia tetap berharap ada penyanyi-penyanyi berbakat lainnya yang lahir dari rahim tanah Maluku. “Tapi kita berharap, suatu saat ada ya group band bagus dari tanah Ambon. Kuncinya mereka harus disiplin. Beta pengen liat mereka disiplin saja dulu. Semua itu disiplin kuncinya,” tegasnya.
Lalu tanya saya lagi, “Om, kalau di bola ada istilah gantung sepatu. Apakah Om Yopie ada rencana “gantung sepatu” dari industri musik tanah air?” Jawabnya, “Saya sudah 60-an ini tapi masih dipakai di industri musik. Mungkin karena karakter saya, kalau manggung bukan satu dua lagu tapi 30 menit sampai 1 jam karena niat menghibur.” Well, apapun keinginan Om Yopie ke depan, semoga Tuhan bimbing dan kabulkan. Amin.
Terakhir, kabar gembira untuk fans dan semua yang mencintai Om Yopie, sore hari ini (29/9), berkat kesabaran dan ketelatenan Tante Emma mengurus hal-ihwal Om Yopie di rumah sakit, walhasil dokter sudah membolehkan Om Yopie meninggalkan rumah sakit PGI Cikini. “Selamat sore Basudara !!. Lewat media ini Yopie dan Emma ingin menyampaikan Terima Kasih atas perhatian dan dukungan Doa buat Yopie. Yopie sudah Tuhan Pulihkan..sudah Sehat !!!!. Sore ini , Dokter telah ijinkan utk meninggalkan Rumah Sakit Cikini. Tuhan Yesus berkati Basudara samua.” Tulis Om Harry di laman facebooknya sore tadi. Sebelumnya, Om Yoppie diperkirakan baru bisa meninggalkan rumah sakit hari Jumat, namun atas perkembangan kesehatan ayng signifikan, dokter membolehkan pulang hari ini.
Om Yopie berniat istirahat hingga sembuh total, dan akhirnya beberapa jadwal manggung yang sudah ada terpaksa ia batalkan. Pada tanggal 3 Oktober mendatang di Medan, juga beberapa daerah lainnya. Mohon doa dari semuanya ya untuk kesembuhan total Om Yopie. God bless you.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H