Sejalan dengan Wagub, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, M. Saleh Tio, mengungkapkan akan memprioritaskan nasib 1.500-an guru kontrak di Maluku dan melakukan pembangunan infrastruktur pendidikan. Menurutnya, langkah konkrit lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Maluku yaitu dengan mengadakan pelatihan kepada para guru. Meski begitu, distribusi guru di Maluku belumlah merata dan terjadi penumpukan. "Ya, distribusi guru hari ini memang kita ketahui bahwa belum secara merata berada di seluruh sekolah. Masih ada penumpukan," ujar M. Saleh.
[caption id="attachment_356233" align="aligncenter" width="300" caption="Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, M. Saleh Tio dalam sesi doorstop di depan panggung utama Lapangan Merdeka, Ambon | Dokumentasi Pribadi"]
Untuk mengantisipasi nasib guru di daerah terluar dan tertinggal di Maluku, pemerintah akan memberikan insentif yang cukup agar para guru tetap semangat bergiat. Saat ditanya berapa besaran jatah yang diterima Provinsi Maluku, M. Saleh langsung menjawab "Waduh, beta kurang tau itu. Nanti beta kasih tau datanya kalau sudah ada." Sebelum pergi, wartawan sempat becanda untuk mengundangnya ngopi, dan ajakan itu langsung disambut dengan tawaran nangkring di kopi Tiam. (Ikutan, ah...ngopi gratis, hehehe).
Saya juga sempat menyusup untuk salaman dan wawancara Pak Wagub DR. Zeth Sahuburua. Sikapnya yang ramah membuat wartawan betah menahannya lama-lama di tangga podium Lapangan Merdeka. Dalam sesi doorstop itu, Pak Zeth mengungkapkan, kompetensi guru di Maluku harus ditingkatkan dalam rangka menyiapkan generasi didik yang berkualitas. Ia berharap, masyarakat dan pihak swasta ikut berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Maluku. "Tanggung jawab pendidikan ini tidak semata-mata ada pada guru dan pemerintah, tapi seluruh masyarakat kita juga punya tanggung jawab. Oleh sebab itu, kita harapkan partisipasi masyarakat dan pihak swasta karena kita ingin meningkatkan SDM untuk membangun daerah ini," tandasnya.
Seusai wawancara, saya sempatkan diri menikmati acara hiburan yang diisi oleh beberapa siswa dari sekolah di Ambon yaitu paduan suara SMP 4 dan SMP 6 Ambon, pembacaan puisi oleh Yoel D Pesiwarissa siswa SMP 6 Ambon, lantunan lagu dari Daud Waas Siswa SMA Ambon dan atraksi marching band SMA Siwalima Ambon. Saya terkesima dengan penampilan Yoel dan Daud. Saat saya wawancarai, ternyata Yoel baru umur 12 tahun, salah satu siswa kelas 3 akselerasi di SMP 6 yang juga pernah menjuarai lomba baca puisi se-Pulau Ambon, lomba baca puisi se-Kota Ambon, dan menjadi Duta Sanitasi Nasional. Begitupun Daud, pernah masuk dalam 8 besar babak spektakuler Idola Cilik 2009, sering menyanyi di acara HUT Kota Ambon, maupun acara-acara yang diselenggarakan pemerintah Maluku, juga mengisi acara Bintang Pelajar Festival di Jakarta. Saat menyanyikan lagu "Maluku Tanah Pusaka" versi bahasa Inggris, seluruh hadirin pun tak kuasa mengganjarnya dengan tepuk tangan meriah.
Hingga pukul 10.30, upacara HUT ke-69 PGRI di Kota Ambon yang dihadiri Wakil Gubernur Maluku, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, dan seluruh guru di Kota Ambon ini, berlangsung khidmat dan lancar. [SR]
[caption id="attachment_356234" align="aligncenter" width="300" caption="atraksi marching band SMA Siwalima Ambon dalam upacara HUT PGRI k3-69 di Kota Ambon | Dokumentasi Pribadi"]
[caption id="attachment_356237" align="aligncenter" width="300" caption="Yoel (12), siswa kelas 3 akselerasi SMP 6 Ambon yang membaca puisi dalam upacara peringatan HUT PGRI ke-69 di Kota Ambon | Dokumentasi Pribadi"]
[caption id="attachment_356238" align="aligncenter" width="300" caption="Daud, mantan 8 besar spektakuler Idola Cilik 2009. Melantunkan lagu Maluku Tanah Pusaka dalam helatan upacara HUT ke-69 PGRI di Kota Ambon | Dokumentasi Pribadi"]