BPIP) Prof  Yudian Wahyudi yang cukup Kontroversial.Â
Hari ini Rabu (12/02/2020) tagar #BubarkanBPIP menjadi trending di Twitter. Hingga artikel ini ditulis, sudah sebanyak 19,2  ribu Tweet. Hal itu disebabkan oleh ungkapan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (Berawal dari ungkapannya dalam sebuah berita media nasional, Wahyudi yang baru sepekan dilantik menahkodai BPIP tersebut, mengatakan musuh terbesar pancasila adalah agama.  Sontak hal itu menuai pro kontra di berbagai pihak.Â
Dari kejadian tersebut, bisa diambil beberpa anggapan. Pertama Wahyudi blunder terhadap apa yang dikatakannya, hingga menjadikan dirinya sebagai bulan-bulanan netizen. Kedua, berdampak pada kemunculan isu pembubaran BPIP. Dalam hal ini bisa dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang berkepentingan. Sebab ada momen. Ketiga, peran media dalam menanggapi sebuah isu.Â
Framing Media
Dalam hal ini media sangat berperan penting. Namun sejak persaingan media begitu ketat di zaman digital ini, mereka (media),terlihat lebih pada mengedepankan industrialisasi media. Seolah-olah media menerapkan prinsip aktual dan kecepatan saja, hingga mengesampingkan prinsip-prinsip jurnalistik yang lain.Â
Hal itu dibuktikan dengan Framing yang dibuat media. Seperti misalnya, media menyajikan sebuah konten, komentar tokoh yang diminta untuk menanggapi pernyataan dari Wahyudi di atas. Hingga membuat judul yang sedikit bombastis, supaya menarik minat pembaca. Atau bahkan secara tidak langsung konten tersebut menggiring opini pembaca.Â
Apakah itu salah?
Menurut saya tidak salah, tapi di sisi lain peran media dalam zaman digital ini menjadi tampak kabur dan bias. Sebisa mungkin media bukan hanya menyalurkan informasi atau membuat konten untuk meningkatkan rating media saja. Melainkan mendidik pembaca, warganet atau masyarakat menjadi cerdas. Tentunya dengan menyajikan berita yang berkualitas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H