Selain melalui kegiatan pembelajaran di kelas, sekolah dapat memanfaatkan program ekstrakurikuler untuk menanamkan nilai-nilai kepahlawanan. Program ekstrakurikuler seperti pramuka, kegiatan sosial, dan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) merupakan sarana yang efektif untuk membangun karakter siswa. Dalam pramuka, misalnya, siswa diajarkan nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, kerja sama, dan keberanian melalui berbagai kegiatan lapangan yang menantang dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
Kegiatan sosial seperti bakti sosial, gotong royong, atau kunjungan ke panti asuhan mengajarkan siswa pentingnya solidaritas, empati, dan rasa tanggung jawab terhadap sesama. Dalam OSIS, siswa diajak untuk terlibat langsung dalam pengelolaan kegiatan sekolah, merancang program, dan mengambil keputusan yang melibatkan kepentingan banyak orang. Semua ini membantu siswa belajar mempraktikkan nilai-nilai kepahlawanan dalam konteks yang nyata, sehingga membentuk karakter yang kuat dan mampu menghadapi tantangan kehidupan.
Program ekstrakurikuler berbasis seni dan budaya, seperti drama, tari, atau seni musik tradisional, juga dapat digunakan untuk memperkenalkan nilai-nilai kepahlawanan melalui cerita-cerita kepahlawanan atau simbol-simbol budaya yang diangkat dalam pertunjukan. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar tentang sejarah, tetapi juga merasakan nilai-nilai tersebut dalam konteks budaya dan kehidupan masyarakat mereka sendiri. Melalui pendekatan praktis yang bervariasi, pendidikan IPS dapat menjadi lebih hidup dan relevan bagi siswa, serta memberikan dampak nyata dalam pembentukan karakter yang berakar pada nilai-nilai kepahlawanan.
KesimpulanÂ
Pembentukan warga negara yang berkarakter menjadi semakin mendesak di era globalisasi ini, di mana pendidikan memegang peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai kepahlawanan. Melalui pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), siswa diajarkan untuk memahami dan menghargai pengorbanan para pahlawan serta nilai-nilai seperti keberanian, disiplin, tanggung jawab, persaudaraan, dan integritas. Proses ini tidak hanya melibatkan pengajaran teori, tetapi juga penerapan praktis melalui metode pembelajaran aktif yang mendorong siswa untuk terlibat secara langsung. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kepahlawanan ke dalam berbagai mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler, pendidikan IPS dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Hal ini penting untuk membentuk individu yang mampu berkontribusi positif terhadap masyarakat dan menghadapi tantangan zaman dengan karakter yang kuat.
Referensi
Anggraeni, D., & Maharani, S. (2024). Strategi penanaman karakter Cinta Tanah Air melalui kegiatan kepesantrenan di Pondok Pesantren Al Khair Wal Barokah. Indonesian Journal of Islamic Religious Education, 2(1), 85--94.
Arliman, L., Arif, E., & SARMIATI, S. (2022). Pendidikan Karakter Untuk Mengatasi Degradasi Moral Komunikasi Keluarga. Ensiklopedia of Journal, 4(2), 143--149.
Fahmi, R., Sundawa, D., & Ramdhani, H. (2022). Integrasi Nilai-Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Dalam Kurikulum Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan PKn, 9(2), 218--231. https://doi.org/10.36706/jbti.v9i2.19413
Hasanah, R. (2016). Peran Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas VIII MTs Hidayatun Nasyiin Pasrepan Pasuruan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Kurniawan, S., & S Th I, M. S. I. (2017). Pendidikan Karakter di Sekolah: Revitalisasi Peran Sekolah dalam Menyiapkan Generasi Bangsa Berkarakter. Samudra Biru.