Mohon tunggu...
SH Tobing
SH Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Ingin berbagi pengalaman dan pemikiran serta terus membaca untuk memperkaya wawasan. Kompasiana menjadi tempat yang ideal untuk berbagi pengalaman dan ide selama saya diberi kesempatan berkarya di dunia | Have a nice day! | https://www.youtube.com/@belajarkoor

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Devide et Impera

27 Januari 2024   20:16 Diperbarui: 27 Januari 2024   20:19 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjijaikan

Mengikuti perkembangan politik terutama disaat kampanye baik ntuk legislatif maupun untuk pemilihan preside, sangatlah memuakan atau bahasa anak-anak zaman now adalah "menjijaikan".

Orang-orang yang awalnya tampil sebagai cendekiawan, tokoh agama, praktisi-praktisi hukum, kesehatan dan sebagainya, mendadak menjadi orang-orang yang suka memmpengaruhi orang lain, baik saudara, keluarga maupun teman, untuk memihak kepada mereka dan memusuhi orang yang tidak mau memihak.

Semua merasa palign benar, dan lucunya walaupuan orang-orang yang berpendidikan tinggi, lebih mengutamakan emosi daripada logika. Dengan taman atau saudarapun mereka langsung berbicara dengan "nada tinggi", mengharapkan lawan bicaranya sepakat dengan pendapatnya.

Pecah-Belah

Sementara para politikus di luar sana mencari berbagai kelemahan lawan politiknya, untuk diterkam dan dicabik-cabik, mempertontonkan keganasan mereka ketika menghancurkan lawan politiknya.

Mereka bahkan dengan semangat tinggi mencari-cari kesalahan lawannya. Sekecil apapun akan mereka goreng dan bumbuhi dengan berbagai istilah buruk, dengan tujuan membuat rakyat ikut membenci lawan politiknya sehingga akan memilih mereka kelak.

Politik yang dilakukan lebih dari sekedar menawarkan gagasan dan ide yang akan membuat Indonesia semakin maju, namun membuat orang saling curiga-mencurigai satu sama lain. Dengan Media Sosial yang sudah ada di genggaman, maka rasa curiga itu masuk sampai ke dalam keluarga, sehingga tidak sedikit keluarga yang terpecah.  

Sangat sedih ketika menyaksikan di Whatsapp group keluarga yang saling menyudutkan, menyalahkan dan menekan keluarga senditi untuk percaya kepada segala propaganda politikus.

Luka Batin Yang Mendalam

Ketika ada pasangan yang dengan gencar menyerempet-nyerempet agama, dan menggunakan berbagai jargon agama untuk menghakimi rakyat Indonesia, maka dampaknya adalah melukai batin rakyat Indonesia.

Bagaimana tidak terluka ketika ada orang yang dinilai berdosa, atau diragukan agamanya atau diragukan ibadahnya bila tidak memilih pasangan tertentu? Sebagai manusia hati kecil mereka akan terluka.

Bisa jadi dia takut atas pendiriannya yang tidak memihak paslon pengasong agama, sehingga dengan berat hari dia meninggalkan paslon yang dia percaya bersih. Atau dia menjadi ragu atas agama yang ia anut, karena melihat demikian mudah agamanya dipermainkan untuk kepentingan politik yang bertujuan untuk mencari kekuasaan semata.

Itu sebagian hal yang menurut saya dapat meninggalkan luka yang cukup dalam di batin rakyat Indonesia.

Devide Et Impera

Hasil dari semuanya adalah saling mencurigai, bertengkar dan menjauh dari keluarga atau teman. Mungkin ada yang segera sadar dan tidak berkepanjangan memusuhi keluarganya demi "orang yang tidak dikenal", namun tidak sedikit yang menjadi putus total dengan keluarga atau teman mereka.

Rakyat yang terpecah adalah rakyat yang mudah dikuasai, sehingga Belanda ketika menjajah Indonesia melakukan strategi itu, "PECAH BELAH DAN KUASAI"

Kita dapat membaca sejarah Indonesia, dimana "Indonesia" yang sudah dipecah belah dengan mudah dikuasai penjajah, sehingga selama 350 tahun menjajah Indonesia, Belanda tidak pernah menghadapi pemberontakan yang berarti, karena setiap pahlawan kita bergerak sendiri-sendiri di tanah mereka. Akibatnya sangat mudah dibasmi.

Jangan Biarakan Divide Et Impera

Kampanye politik memang tidak dapat dicegah, bahkan ada yang menyebutnya sebagai pesta demokrasi. Memang dari sudut kebebasan menentukan senditi pemimpin yang kita ingin istilah demokrasi itu tepat.

Tetapi ketika para penyebar hoax, pemelintir kebenaran, pemalsu data, pemutar balik fakta kelihatan dengan tenang terus ebrkampanye, maka tugas kita adalah meredam itu semua sesuai kapasitas diri kita masing-masing.

Di group Whatsapp keluarga dan teman saya beberapa kali mengingatkan kepada teman atau keluarga agar tidak terpecah karena pilihan politik, namun selalu ada saja seorang teman atau salah satu keluarga yang menghembuskan kecurigaan dan menggunakan kata-kata yang bermusuhan.

Group Whatsapp perumahan saya berhasil menerapkan pencegahan masuknya berita-berita politik di group, dengan melarang siapapun untuk memposting termasuk memforward berita politik ke group RT.

namun cerita sukses tersebut tidak bisa diterpakan di group alumni dan keluarga, karena selalu ada orang yang merasa paling benar mengirimkan segala informasi politik, termasuk caci maki antar paslon dan pendukungnya.

Saya merasa belum berhasil mencegah pembicaraan politik masuk ke keluarga atau teman lalu membuat strategi Devide et Imperra berhasil.

Semoga para pembaca dapat membuat keluarga atau teman-teman anda tidak saling memusuhi hanya karena perbedaan pilihan presiden dan wakil presiden.

TUHAN memberkati Indonesia!


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun