Mohon tunggu...
SH Tobing
SH Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Ingin berbagi pengalaman dan pemikiran serta terus membaca untuk memperkaya wawasan. Kompasiana menjadi tempat yang ideal untuk berbagi pengalaman dan ide selama saya diberi kesempatan berkarya di dunia | Have a nice day! | https://www.youtube.com/@belajarkoor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Memang Tidak Sempurna

20 September 2020   14:53 Diperbarui: 20 September 2020   20:23 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan seringkali apa yang kutanyakan, apa yang kukonfirmasikan, apa yang kudiskusikan membuat anak buahku mencari tambahan data untuk melengkapinya. Akan tetapi tetap saja ketika laporan kukirimkan, ketika pembicaraan dan ketika analisa ku sampaikan ke atasan, ada saja yang salah.

Ada saja yang membuat atasan menjadi tidak puas. Ada saja yang membuat atasan melotot kepadaku. Ada saja yang membuat atasan tidak mau bertemu dengan aku. Ada saja yang membuat atasan kesal dan menggeleng-gelengkan kepalanya kepadaku. Ada saja kesalahan yang membuat aku terbirit-birit dan gemetar untuk memperbaikinya.

Aku mengakui aku memang tidak sempurna. Sehingga segala rasa kesal atasan, yang bagi sebagian orang dinilai adalah sikap berlebihan dan ketidaktahuan atasan, tetap membuatku gelisah. Walaupun kesalahan yang kubuat tidaklah significant, tetapi aku merasa tidak nyaman karena kompain mereka.

Walaupun kesalahan yang kubuat tidak dilihat siapapun kecuali atasanku, aku tetap berlari terbirit-birit memperbaikinya. Aku tetap membacanya lagi berulang-ulang dan menyiapkan penjelasan bila diperlukan. Aku tetap menambahkan data yang kurasa akan membuat atasanku mengerti dan puas.

Aku memang orang tidak sempurna. Urusan pribadipun aku tidak sempurna. Beberapa kali aku tidak berhasil meneliti dengan baik, sehingga aku dirugikan jutaan rupiah. Aku berusaha protes kepada yang merugikan, tetapi aku tahu itu semua karena ketidaksempurnaanku sendiri. Akibatnya ketika sang penipu tidak mengembalikan uangku, aku pasrah karena aku tahu itu semua karena ketidaksempunaanku.

Aku sadar bahwa aku memang tidak sempurna. Selalu ada orang yang tidak puas kepadaku. Hanya anak buahku saja yang tidak pernah memperlihatkan ketidakpuasan mereka, terutama ketika mereka masih menjadi anak buahku. Walau setelah aku mengevaluasinya, aku menemukan beberapa hal yang sebenarnya bisa membuat anak buahku tidak puas. Tapi tidak mereka ungkapkan. Mungkin karena mereka takut.

Kalau anak buahku hormat kepadaku hanya karena rasa takut, itu menunjukan ketidaksempurnaanku. Aku terus belajar menjadi leader yang baik, leader yang walk the talk, leader yang mengayomi mau mendengar keluh kesah dan leader yang berjalan di depan. Jadi, kalau ternyata mereka takut, berarti mereka menilaiku sebagai boss. Posisi yang sangat tidak kusukai. Aku tidak mau menjadi boss, tapi menjadi rekan. Akan tetapi kenyataannya mereka takut kepadaku, berarti mereka menggapku boss bukan leader.

Walaupun beberapa even perpisahanku dari berbagai bagian dan divisi, semua anak buahku memujiku. Tapi kalau ternyata dalam hati kecilnya mereka tidak puas, maka aku bukanlah leader yang baik. Aku memang tidak sempurna.

Walaupun bekas anak buahku memuji aku, walau mereka suhda bukan anak buahku, bahkan beberapa sudah memiliki jabatan yang lebih tinggi dari aku. Tapi kalau masih ada setitik luka yang membekas, semua itu menyadarkan bahwa aku memang bukan orang yang sempurna.

Entah bagaimana caranya aku menjadi orang yang sempurna. Selalu ada orang yang berkeluh kesah tentang aku. Selalu ada orang yang menjadi sedih gara-gara aku. Selalu ada orang yang berteriak marah gara-gara aku. Selalu ada kesalahan yang tidak kusadari tapi melukai orang. Selalu ada kata-kataku yang tidak kusadari telah membuat orang membuang muka. Selalu ada orang yang menyingkir karena kehadiranky.

Selalu ada gesture tubuhku yang membuat orang yang berdiri menjauh dariku, tanpa kusadari apa salahku. Selalu ada orang yang mencibir kepadaku tanpa aku mengingat apa yang telah kuperbuat kepadanya. Selalu ada orang yang mendiamkanku, tidak mau berbicara kepadaku tanpa kusadari apa yang telah kuungkapkan kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun