Mohon tunggu...
SHTL Sarip15TM
SHTL Sarip15TM Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa STAI Alhamidiyah Jakarta Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Pendidikan Adab Bagi Anak Itu Penting?

28 Maret 2023   22:19 Diperbarui: 28 Maret 2023   22:21 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adab merupakan kesopanan,keramahan dan kehalusan budi pekerti. Secara kebahasaan, adab berarti "tingkah laku yang pantas dan baik", "kehalusan budi bahasa", "tata susila", dan "kesusastraan". Bentuk jamaknya adalah al-Adab. Kata ini sudah dikenal pada masa pra-Islam, diperkirakan 150 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sejak zaman itu pengertian adab telah mengalami perkembangan.

Pada zaman Jahiliyah, kata "Adab" berarti "ajakan makan". Makna ini jarang digunakan kecuali kata ma'dubah, yang berasal dari akar kata yang sama dengan adab. Kata ma'dubah berarti "perjamuan atau pengadilan". Verba atau kata kerjanya adalah adaba ya'dibu, yang berarti "menghibur atau memberi makan". Arti lainnya adalah akhlak atau budi pekerti luhur.

Kemudian Pada masa awal Islam, kata Adab berarti pendidikan dan pendidikan yang baik selain akhlak yang baik. Hal ini terlihat misalnya dalam ungkapan Nabi SAW. "Addabani rabbi fa ahsana ta'dibi" (Tuhanku telah mendidikku dengan sebaikbaiknya pendidikan). Pada masa Abbasiyah, kata Adab berarti 'semua pengetahuan yang dihasilkan oleh manusia dan prosedur yang harus diikuti dalam bidang ilmiah atau profesional atau etiket pada masa kini. Ungkapan adab al-katib (etiket menulis), adab al-mujalasah (etiket sosial), adab al-kasb (etiket berusaha) dan adab al-bahs wa al-munazarah (tata cara ucapan). Selain itu, kata "adab" juga digunakan untuk menunjukkan kefasihan dan kehalusan ucapan, pentingnya menghafal syair untuk memuliakan pembicaraan.

Pada masa kebangkitan (nahdhah) bahasa dan sastra Arab dari awal abad ke-19 hingga saat ini, kata 'adab' memiliki arti umum dan khusus. Adab umumnya karya yang dihasilkan cendekiawan, pengarang dan penyair. Adapun dalam arti khusus dari tata krama adalah ungkapan yang tersusun dari tuturan yang indah, dalam bentuk prosa atau puisi. Dalam kitab Hadits dan kitab lain tentang Agama Islam, yang dimaksud dengan adab adalah etiket atau tata cara yang baik dalam melaksanakan pekerjaan baik shalat maupun muamalah. Untuk itu para ulama telah menggariskan tindakan-tindakan tertentu untuk melaksanakan tugas dan kegiatan sesuai tuntunan Al-Qur'an dan Hadits.

Adab tertentu itu, misalnya, adab memberi salam, adab minta izin memasuki sebuah rumah, adab berjabatan tangan dan berpelukan, adab hendak tidur, adab bangun tidur, adab duduk, berbaring, dan berjalan, adab bersin dan menguap, adab makan dan minum, adab berzikir, adab masuk kakus, adab mandi, adab wudu, adab sebelum dan ketika melakukan salat, adab imam dan makmum, adab menuju masjid, adab di dalam masjid, adab Jumat, adab puasa, adab berkumpul, adab guru, dan adab murid.

Dalam kitab Minhaj al-Muslim (Metode Imam Muslim) karya Abu Bakar al-Jazairi, disebutkan 14 macam adab muslim terhadap Tuhan, Nabi Muhammad SAW, sesama manusia, dan terhadap diri sendiri. Adab tersebut adalah

  • Adab berniat.
  • Adab terhadap Tuhan.
  • Adab terhadap Al-Qur'an.
  • Adab terhadap Rasulullah SAW.
  • Adab terhadap diri sendiri berupa tobat, muraqabah (kontrol), muhasabah (penghitungan), dan mujahadah (perjuangan).
  • Adab terhadap sesama makhluk yang terdiri atas: adab kepada kedua orangtua, kepada anak, kepada saudara, adab suami-istri, adab kepada karib kerabat, adab kepada tetangga, adab kepada sesama muslim, adab kepada orang kafir, dan adab kepada binatang.
  • Adab persaudaraan (ukhuwwah) karena Allah SWT, yakni cinta dan benci karena Allah SWT.
  • Adab duduk dan menghadiri majelis pertemuan.
  • Adab makan dan minum.
  • Adab bertamu.
  • Adab safar (bepergian).
  • Adab berpakaian.
  • Adab sifat fitrah.
  • Adab tidur.

Menurut Imam al-Ghazali (450 H/1058 M--505 H/1111 M, adab adalah melatih diri secara lahir dan batin untuk mencapai kesucian, menjadi sufi. Adab itu menurutnya ada dua tingkatan:

  • Adab khidmah, yaitu memandang ibadah yang diperbuatnya hanya semata-mata dengan izin dan anugerah Allah SWT kepadanya.
  • Adab ahli hadrat al-uluhiyyah bagi ahli qurb (orang yang dekat dengan Tuhan), yaitu adab yang mereka lakukan mengikuti adab Rasulullah SAW secara lahir dan batin.

Sufi lainnya, Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi, menyebutkan tiga tingkatan manusia dalam melakukan adab:

  • Para ahli di seluruh dunia yang pada umumnya mampu berbicara dan mengingat ilmu, nama-nama raja dan syair Arab.
  • Ahli agama yang melatih akal dan anggota badan, menjaga sila-sila hukum agama dan meninggalkan hawa nafsu.
  • Ahli khusus (orang khusus/orang tarekat yang telah mencapai tingkatan tertentu), biasanya mensucikan hati (qalb), menjaga kejernihan mata hati (sir), menepati janji, menepati waktu, kurang memperhatikan dan patuh. hati nuranimu sendiri, sopanlah ketika meminta, selalu ingat Allah SWT dan selalu dalam maqam qurb (dekat dengan-Nya).

Setelah kita tahu apa itu adab, mari kita bertanya pada diri kita. Apakah kita sudah mengenalkan dan mengajarkan adab pada anak kita?. Mari juga kita lihat situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Apakah anak-anak sekarang ini sudah memiliki adab atau sudah beradab ?. Rasanya miris sekali ya kita melihat anak-anak sekarang ini karena pada kenyataannya mereka jauh dari adab. Siapakah yang salah dari itu semua dan dimana letak salahnya dari pendidikan kita ? Mari kita merenungi diri kita sebagai orang tua. Jangankan anak-anak, banyak orang dewasa itu sendiripun tidak memakai adab dan tidak paham dengan adab itu sendiri dan terlihatlah bagaimana karakter mereka terbentuk.

Dalam mengenalkan dan mengajarkan adab pada anak, lakukanlah dengan cara mengajak anak diskusi dan berikan mereka contoh adab yang baik pula dari orang tuanya serta dari orang terdekat anak karena perkataan tanpa disertai dengan perbuatan hanyalah kesia-sian.

Ajarkan adab sesuai usia dan kematangan anak. Semakin bertambah usia anak maka pembelajaran adabpun perlu ditingkatkan disesuaikan dengan fitrah anak. Jika kita berhasil mengajarkan adab pada anak maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang beradab karena ia tahu bagaimana memperlakukan Tuhannya, memperlakukan orang tuanya, memperlakukan dirinya sendiri, dan memperlakukan orang lain dengan budi pekerti yang luhur dan dengan sebaik-baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun