Mohon tunggu...
Shovinda Rahmadina
Shovinda Rahmadina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

BIOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lebih Mengenal Salak Pasaman, Salak Asli Sumatera Barat

7 Oktober 2022   22:23 Diperbarui: 8 Oktober 2022   09:40 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Merah Merona Salak Pasaman-Budidaya Tani budidayatani.com

SALAK

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Salah satu prioritas penelitian tanaman buah asli Indonesia adalah buah salak. Tanaman salak termasuk golongan pohon palem rendah yang tumbuh berumpun. Batangnya hampir tidak terlihat karena tertutup pelepah daun yang sangat rapat. Batang, pangkal pelepah, tepi daun dan permukaan buahnya berduri tempel. Daun tersusun roset, bersirip terputus, panjang 2,5-7 m. Anak daun tersusun majemuk, helai daun lanset, ujung meruncing, pangkal menyempit. Bagian bawah dan tepi tangkai berduri tajam. Ukuran dan warna daun tergantung varietas. Buah umumnya berbentuk segitiga, bulat telur terbalik, bulat atau lonjong dengan ujung runcing, terangkai rapat dalam tandan buah di ketiak pelepah daun. Kulit buah tersusun seperti sisik-sisik/genteng berwarna cokelat kekuningan sampai kehitaman. Daging buah tidak berserat, warna dan rasa tergantung varietasnya. Dalam satu buah terdapat 1-3 biji. Biji keras, berbentuk dua sisi, sisi dalam datar dan sisi luar cembung.

ASAL TANAMAN SALAK

Tanaman dari famili Arecaceae ini diduga berasal dari Pulau Jawa. Kemudian, pada masa penjajahan, tanaman ini dibawa ke pulau-pulau lainnya. Daerah sebarannya yang luas menyebabkan banyak ragam varietas salak. Varietas salak umumnya dikenal berdasarkan daerah tumbuhnya. Varietas salak dibedakan berdasarkan tekstur daging buah, warna kulit buah, besar buah, aroma dan rasa daging buah, serta habitus. Varietas salak yang paling terkenal adalah Salak Pondoh.

SALAK PASAMAN 

Di suatu daerah di Sumatera Barat, tepatnya di Kab. Pasaman dan Kab. Pasaman Barat terdapat satu varietas salak, yaitu Salak Pasaman. Sentra penanaman salak ini tersebar di Lubuk Sikaping, Kecamatan Pasaman, Gunung Tuleh, dan Ujung Gading. Penanaman terluas berada di Desa Muara Manggung, Lubuk Sikaping. Oleh masyarakat Lubuk Sikaping, salak ini diberi nama Salak Mangguang. Pohon-pohon ini ditanam di kebun-kebun perorangan dengan rata-rata kepemilikan lahan 1 ha. Dari kebun, buah bersisik itu dibawa ke pasar-pasar lokal di Sumatera Barat. Salak Pasaman memang belum setenar Salak Pondoh. Namun memiliki banyak penggemar di sekitar kawasan penghasil Salak Pasaman. Bila dinas mengadakan jamuan, salak ini akan menjadi hidangan istimewa. Buah inipun menjadi oleh-oleh bagi para pelancong yang datang ke Lubuk Sikaping. Salak Pasaman lebih sering dimakan segar daripada diolah menjadi manisan atau asinan.

KARAKTERISTIK SALAK PASAMAN

Salak asli Pasaman merupakan varietas salak yang berbeda dari Salak Pondoh. Daging buah Salak Pasaman berwarna kuning gading merona merah. Rasanya manis dan  segar karena ada sedikit rasa asam, berair, tanpa rasa sepat, daging buah tebal, getas, dan tidak masir. Yang menarik dari Salak Pasaman ini adalah dalam satu dompolnya kerap kali muncul buah berdaging semburat merah mirip kulit udang. Diduga ada persilangan alami dengan Salak Sidempuan. Dari penampilan ini muncul julukan salak udang. 

PENGOLAHAN SALAK PASAMAN BELUM MAKSIMAL

Sayangnya, Salak Pasaman belum dimanfaatkan atau diolah secara maksimal oleh masyarakat. Padahal, buah salak dapat diolah menjadi berbagai bentuk olahan makanan. Contohnya saja, keripik salak, dodol salak, selai salak, dan manisan salak. Dengan adanya produk-produk olahan buah salak yang menarik, diharapkan juga dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap salak asli Pasaman ini dan agar Salak Pasaman bisa lebih dikenal luas.  

SALAK MENYIMPAN SEGUDANG MANFAAT

Bijinya daripada terbuang menjadi limbah, dapat juga diolah menjadi bubuk kopi. Beberapa tempat di Kab. Pasaman Barat sudah ada yang melakukannya, namun belum diproduksi luas. Produksi kopi biji salak sudah dilakukan dan dinikmati oleh masyarakat Sumatera Utara dan Jawa. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat setelah mengonsumsi kopi biji salak yaitu adanya penurunan tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian Karta et al. (2015) kopi biji salak memiliki kandungan kapasitas antioksidan sebesar 436,91 mg/L GAEAC (gallic acid equivalent antioxidant capacity) dengan IC50% sebesar 9,37 mg/mL. Kandungan antioksidan yang terdapat dalam produk ini nantinya akan memberikan nilai lebih pada produk pertanian yang dihasilkan. Adanya antioksidan pada produk kopi biji salak sama dengan adanya antioksidan pada kopi yang sebenarnya seperti kopi luwak arabika dan kopi arabika dengan IC50 18,38 dan 15,51. Antioksidan yang terdapat dalam kopi yaitu senyawa polifenol. Kopi mengandung senyawa ini sekitar 200-550 mg per cangkir. Kandungan antioksidan pada kopi sekitar 26%, sedangkan buah berry 25%, anggur 13%, dan sayuran 6% dari seluruh total antioksidan. Berdasarkan hal tersebut, kopi biji salak memiliki potensi besar untuk dipasarkan menjadi produk pangan lokal sebagai minuman berantioksidan. Selain itu, juga sebagai upaya pemanfaatan biji salak sehingga bernilai ekonomis. Hal ini karena antioksidan dewasa ini semakin diperlukan oleh masyarakat dalam menjaga kesehatannya dari proses oksidasi dan radikal bebas.

Daging buah salak memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Buah salak dapat mengendalikan kadar kolesterol pada darah. Kandungan buah salak pada 100 gram bagian buah yang dapat dimakan antara lain mengandung air (78,00 mg), protein (0,40 gr), serat kasar, vitamin C (2,00 mg), kalsium (28,00 mg), fosfor (18,00 mg). Vitamin C berkisar antara 1,54-2,93 mg/100 gram dan serat kasar 3,23 mg/gram, serat zat aktif saponin 1,05 mg/100 gram dan flavanoida 1,53 mg/100gram. Kandungan fitokimia dalam buah salak adalah flavanoida yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Fitokimia adalah senyawa-senyawa aktif biologis yang terdapat dalam simplisia tumbuhan. Senyawa aktif flavanoida berguna sebagai antioksidan dalam tubuh yang berfungsi dalam meningkatkan toleransi glukosa, mencegah jantung koroner, meningkatkan fungsi sel beta pankreas dan dapat menekan kolesterol dalam tubuh. Peran dari vitamin C adalah melindungi kesehatan tubuh manuasia, seperti pembentukan kolagen, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan aktivitas fagositosis sel darah putih dan meningkatkan absorbsi zat besi dalam usus. Serat kasar dapat menurunkan kadar kolesterol karena serat kasar dapat mengganggu proses sintesis kolesterol. Manfaat serat antara lain mampu melindungi usus dari gangguan sembelit (kontipasi), diare, divertikulum, wasir, dan kanker usus, selain itu serat makanan juga mencegah terjadinya gangguan metabolisme, sehingga tubuh terhindar dari kegemukan dan kemungkinan serangan penyakit diabetes millitus, jantung koroner, dan batu empedu.

DAFTAR PUSTAKA

Bunga Citraningrum. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak buah Salak (Salacca edulis, R) pada Lipid Darah Mencit yang Diberi Diet Lemak. Skripsi. FMIPA. UNY: Yogyakarta.

Deddy Muchtadi. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Jakarta: pustaka Sinar Harapan.

Hambali, G. 1994. Spesies dan Varietas. Jakarta: Trubus.

Hardjana, T., Pertiwi, K. R., & Rahayu, T. (2016). Potensi buah salak (Salacca edulis, R.) sebagai suplemen hipolipidemik ditinjau dari gambaran histopatologi jantung dan hepar mencit yang diberi diet rendah lemak. Jurnal Sains Dasar, 5(2), 94-106.

Karta, Eva Susila, Mastra, dan Asnawa Dikta. 2015. Kandungan Gizi pada Kopi Biji Salak (Salacca zalacca) Produksi Kelompok Tani Abian Salak Desa Sibetan yang Berpotensi Sebagai Produk Pangan Lokal Berantioksidan dan Berdaya Saing. Jurnal Virgin, 1(2), 123-133.

Kusumo, S., A.B. Farid, S. Sulihanti, K. Yusri, Suhardjo dan T. Sudaryono. 1995. Teknologi Produksi Salak. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultural Badan Peneltian dan Pengembangan Departemen Pertanian.

Latuconsina,N.H. Fatimawali dan Citraningtyas, G. 2014. Uji Efektivitas Diuretik Ekstrak Etanol Biji Salak pada Tikus Putih Galur Jantan Wistar. Jurnal Ilmiah Farmasi. 3 (3) : 176 – 181.

Linder, M. C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemkaian Secara Klinis. Jakarta: UI Press.

Merah Merona Salak Pasaman - Budidaya Tani | budidayatani.com

Nazaruddin dan Kristiawati. 1997. Varietas Salak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Oksatriandhi, B., & Santoso, E. B. (2014). Identifikasi Komoditas Unggulan di Kawasan Agropolitan Kabupaten Pasaman. Jurnal Teknik ITS, 3(1), C8-C11.

Santoso, H.B. 1990. Salak Pondoh. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Steenis, C.G.G.J. van. 1975. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Syahputra, A., Yonariza, & Hasnah. (2020). Analisis Penentuan Pusat-pusat Pertumbuhan dan Komoditi Basis Pertanian di Kabupaten Pasaman. JOSETA: Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture, 2(2), 91-96. DOI:10.25077/joseta.v2i2.231

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun