Mohon tunggu...
Shoufva Andesilalas
Shoufva Andesilalas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pariwisata Pancasila

Hi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kawah Sikidang dan Candi Arjuna, Dieng Banjarnegara

19 September 2022   21:07 Diperbarui: 19 September 2022   21:10 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan merupakan saat dimana kita telah menyelesaikan tugas dan kewajiban yang diberikan dengan baik dan telah mempersiapkan hari esok dengan baik. Liburan bersama keluarga ataupun teman dapat mempererat kebersamaan dan melepaskan beban pikiran sejenak.

Tanggal 4 Juli 2021, saya bersama teman-teman satu jurusan dari sekolah menengah kejuruan  saya berlibur ke Dataran Tinggi Dieng, Jawa Barat. Walaupun tidak semua teman-teman saya ikut dalam liburan tetapi kita semua tetap berlibur dan kami berlibur di dampingi selaku Bapak guru dari jurusan kami yaitu Bapak Ali Akbar Fikri.

Saya dan teman-teman menyewa bus elf dari Jakarta, kami berlibur di Dieng 3 hari 2 malam, kami menginap di sebuah camphouse yang pemiliknya adalah teman dari Bapak guru kami, camphouse kami tidak jauh dari kawasan Candi Arjuna, jadi tidak perlu waktu lama untuk menempuh perjalanan menuju kawasan Candi Arjuna.

Tujuan pertama ketika kita sampai di Dieng kita mengunjungi tempat wisata yang bernama Kawah Sikidang, Kawah Sikidang ini merupakan wisata unggulan Dieng bukan karena view Kawah Sikidang yang indah, di Kawah Sikidang ini kita dapat melihat aktivitas vulkanik yang dapat kita saksikan secara langsung dan dalam jarak dekat. Hal unik dari Kawah Sikidang ini adalah kolam kawah akan berpindah atau seolah-olah melompat dalam satu kawasan.

Disana kita dapat mengambil foto dan video untuk mengabadikan setiap moment di Kawah Sikidang. Kawah Sikidang ini sangat luas dan terdapat jembatan yang menyusuri kolam kawah. Ada hal unik lagi di Kawah Sikidang, untuk pintu keluar kita harus melewati jalan yang panjang dan alur jalannya mendaki dan menurun, di sepanjang jalan banyak sekali penduduk yang berjualan oleh-oleh khas Dieng, bukan hanya oleh-oleh hasil kebun mereka pun dijual oleh penduduk yang berjualan. 

Walaupun kita berjalan sangat panjang, itu tidak terasa karena kita berjalan bersama teman-teman dan membuat canda tawa agar terasa tidak lelah saat berjalan menuju pintu keluar. Di perjalanan meunuju pintu keluar Kawah Sikidang kita dapat melihat anak-anak asli Dieng yang berambut gimbal, keberadaan mereka adalah sebuah legenda Kawah Sikidang. Pada saat Dieng Culture Festival  anak asli Dieng akan mengikuti ritual pemotongan rambut dan ruwatan.

Dokpri
Dokpri
Proses terbentuknya kawah ini pula diabadikan dalam cerita masyarakat atau legenda perihal Pangeran Kidan dan Shinta Dewi. Alkisah, Shinta Dewi artinya seorang gadis yang sangat mengagumkan serta kecantikannya ini sudah terkenal ke semua wilayah.

banyak pemuda yang ingin melamar Shinta Dewi tetapi seluruh ditolak sebab tak mampu menyampaikan mas kawin yang diinginkan. informasi cantiknya Shinta Dewi ini akhirnya sampai ke Pangeran Kidang Garungan yg juga tertarik untuk melamar.

Dengan mengutus pengawalnya, Pangeran Kidang menyanggupi mas kawin yang diminta Shinta Dewi. Mendengar permintaan mas kawin nya dapat dipenuhi seseorang pangeran, Shinta Dewi langsung mendapatkan lamaran tersebut.

Namun ternyata waktu bertemu, Shinta Dewi kaget karena rupa Pangeran Kidang yang mempunyai kepala rusa berbadan manusia. Terlanjur mendapatkan lamaran, Shinta Dewi mencari cara supaya lamaran tersebut batal.

Shinta Dewi pun meminta syarat lagi kepada Pangeran Kidang untuk dibuatkan sumur besar menjadi persediaan air desa. Sumur ini wajib terselesaikan dalam sehari serta dirancang sendiri sang pangeran, lalu Pangeran Kidang pun menyanggupinya lagi.

Melihat Pangeran Kidang berhasil menggali tanah cukup dalam menggunakan tangan serta tanduknya, menghasilkan Shinta Dewi khawatir syaratnya berhasil dipenuhi kembali. Akhirnya Shinta Dewi meminta penduduk untuk menimbun galian sumur ketika pangeran masih berada pada dalamnya.

Pangeran Kidang pun terkubur hidup-hidup di dalam sumur buatannya. tak terima merasa di tipu, amarah berasal Pangeran Kidang inilah yang membuat terbentuknya kawah Sikidang.

Tips berkunjung Kawah Sikidang yaitu jangan lupa untuk memakasi masker atau penutup hidung lainnya dan memaki jaket gunanya agar tidak kedinginan dan menghirup gas belerang dari asap dan lumpur yang sangat  menyengat di kawah.

Lokasi Kawah Sikidang ini terletak di Jalan Kawah Sikidang, Karangsari, Bakal Buntu, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara.  Waktu berkunjung ke Kawah ini bisa dikunjungi dari pukul 07.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB setiap hari. Untuk tiket masuk hanya Rp15.000,-/orang.

Dokpri
Dokpri
Setelah dari Kawah Sikidang kami mengunjungi karena Candi Arjuna dekat dengan kawasan Kawah Sikidang, di kawasan Candi Arjuna sangat banyak candi-candi yang menjadi spot foto bagi wisatawan. Kita dapat mengambil foto, klip video untuk diupload di social media. Di kawasan Candi Arjuna kita dapat bermain bersama dengan teman-teman karena kawasan Candi Arjuna yang sangat luas dan lapang. Di kawasan Candi Arjuna banyak sekali kios-kios yang menjual oleh-oleh khas dieng, tidak menjual oleh-oleh saja terdapat tempat untuk makan di sekitar sana.

Sejarah dari Candi Arjuna ini merupakan salah satu candi peninggalan agama hindu yang beraliran Syiwa. Candi ini juga diperkirakan candi Hindu pertama di Jawa, yang dibangun pada sekitar Abad ke-7 pada masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno. Selain candi Arjuna banyak sekali peninggalan agama Hindu di Indonesia seperti Candi Prambanan, Sejarah Candi Penataran, Sejarah Candi Cetho, Candi Suku, Candi Gedong Songo, Candi Pringapus dll.

Dokpri
Dokpri

Jam sudah menandakan sore hari akhirnya saya dan teman-teman beranjak untuk keluar, saya dan teman-teman saya pun sudah puas berwisata di kawasan Candi Arjuna, ternyata pintu masuk dan pintu keluarnya berbeda, jadi kita harus berjalan terlebih dahulu untuk keluar dari kawasan. Setelah sudah sampai di luar kawasan saya dan teman-teman saya membeli jajanan yang ada disekitar sembari menunggu bus elf jemputan. Saya membeli jagung rebus dengan topping susu, meses dan saus, rasa sangat lezat karena perpaduan mentega susu dan saus.

Lokasi Candi arjuna berlokasi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provnsi Jawa Tengah. Dataran tinggi Dieng memang memiliki dari dua kabupaten yaitu Banjarnegara dan Wonosobo.

Dokpri
Dokpri
Selepas dari Candi Arjuna saya dan teman-teman balik ke camphouse untuk beristirahat dan membersihkan diri untuk makan malam.

Dokpri
Dokpri

Di sekitaran camphouse yang saya tempati banyak rumah makan atau tempat makan lokal, kita dapat mecicipi kuliner khas Dieng Banjarnegara. Waktu dimalam hari saya dan teman-teman saya mengujungi salah satu tempat makan sekitaran Kawah Sikidang, disana terdapat menu makanan yang berbeda-beda dari tempat makan biasanya, dirumah makan tersebut menyediakan khas makanan Dieng yaitu mie ongklok, mie ongklok Dieng ini dibuat dari mie dengan kuah campuran kacang berkanji, gula dan rempah rempah. Tidak hanya itu, mie ini biasanya juga disajikan dengan kol, kubis serta lauk seperti sate kambing, tempe kemul dan keripik tahu. Percampuran mie dengan kuah kacangnya yang pas membuat mie ongklok ini memiliki cita rasa yang lezat dan khas. Oleh karena itu mie ini harus dicoba oleh wisatawan yang berkunjung ke Dieng. Tidak lupa dengan minuman khas Dieng yaitu purwaceng, purwaceng ini adalah tumbuhan yang di budiya oleh petani di Dieng. Purwaceng ini di dapat di jadikan minuman herbal khas, purwaceng juga dapat kita campurkan kedalam kopi, teh, dan susu.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun