tentang rindu dengan kehadiran nya. Namun ini hanya sebuah kegelisahan mendalam terhadap kehidupan yang aku jalani.Â
Ketika musim hujan membasahi kota indah ini. Terkadang aku ikut serta untuk merasakan kesejukan, bukan karena menyukai hujan ? hanya saja, aku suka dengan suasa nya. Ini bukanMerasakan putus asa yang mendalam karena mungkin manusia yang kita ingin kan tidak bisa bersama dengan kita. Tetapi jika mengingat kenangan dada yang merasakan sesak yang teramat sakit hal itu membuat tubuh ikut merasakan kegelisahan. Banyak yang tidak mengetahui  dengan apa yang kita harapkan di fase yang seperti ini. Jika kita membutuhkan seseorang hanya untuk sebagai tempat bercerita, tempat mendengarkan bahkan harus memberikan kita semangat mungkin ada.Â
Mustahil jika dalam kehidupan yang kita jalani ini tidak ada yang merangkul kita. Akan tetapi sebuah rasa kecewa, pengkhianatan yang pernah kita rasakan membuat kita enggan untuk bercerita. Bukan karena kita egois, hanya saja dari rasa kecewa tersebut mungkin membuat kita berfikir kalau dengan apa yang kita rasakan mungkin bisa kita atasi tanpa ada kekhawatiran jika nanti nya kita akan kembali di kecewakan.Â
Ada banyak golongan yang aku temui mulai dari siapa dia, dari mana dia berasal, bagaimana dia berteman, bagaimana dia menyelesaikan masalah nya, bagaimana dia bisa bersikap dewasa dengan keadaan yang tidak kita ketahui.Â
Bahkan ketika kita dipertemukan dengan orang baru, kita cenderung lebih banyak diam atau sebalik nya. Dari perkenalan yang tanpa di sengaja membuat kita merasakan kebahagiaan tersendiri karena kita mempunyai teman baru. Atau mungkin kita merasa sedih karena tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.Â
Merasakan perasaan yang syukur itu memang sangat perlu. Terlebih dengan apa yang pernah kita alami. Yaaa bukan berarti kita tidak pernah merasakan kejenuhan, semua pernah merasakan. Mau itu dari mereka yang berusia muda bahkan sampai dewasa.Â
Kalau di bilang punya perasaan yang ingin balas dendam, hal itu mungkin dari apa yang dia terima atas didikan oleh orang tua nya. Karena kesuksesan kedua orang tua yang berhasil mendidik anak-anak nya bisa di lihat dari dari apa yang mereka katakan dan  bagaimana dia bersikap dalam menghadapi setiap permasalahan.Â
Lalu bagaimana jika dia tumbuh tanpa sesosok Ayah atau Ibu ?
Mungkin tidak ada beda nya, hanya saja yang membedakan ketika merasakan kerinduan pada saat di hari-hari tertentu dan kita merasa lelah dengan keadaan yang mungkin selama kita menjalankan selalu merasakan kekalahan. Banyak yang berandai-andai, jika waktu bisa kita ulang kembali apa mungkin kita akan merasakan hal yang belum tentu orang lain rasakan. Tetapi dari semua apa yang kita pikirkan bahkan dengan apa yang kita rasakan, mungkin bisa di rasakan oleh mereka yang dalam kehidupan keluarga yang dia miliki belum mampu membuat nya merasa nyaman.Â
Kita mencoba melakukan berbagai cara kegiatan positif yang dapat membuat perasaan kita kembali normal, namun masih  ada beberapa dari kita yang mungkin belum terlalu cukup bisa kembali tegar.Â
Dan sebelum aku mengakhiri cerita ini sebagian dari kita saat ini sudah merasakan kebahagiaan yang seutuh nya. Tetapi dari sebagian kita masih ada yang belum menerima kebahagiaan itu, jangan mudah untuk putus asa. Tetap berfikiran baik dan selalu berusaha menjalani dan memperbaiki krikil-krikil kecil yang mungkin masih ada di perjalanan yang akan kita lalui.Â
Selamat menjalankan hari-hari yang indah, semoga di awal tahun ini membuat kita bisa melupakan dan mengikhlaskan perasaan-perasaan sedih dan kenyataan yang mungkin belum menghampiri kita. Dan semoga kita dapat melupakan tentang penyesalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H