Mohon tunggu...
Naufa Rafsanjani
Naufa Rafsanjani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Desember 2021

17 Desember 2021   16:38 Diperbarui: 17 Desember 2021   16:40 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Halo semua nya. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga selalu baik-baik saja ya


Belakangan ini, kita di perlihatkan untuk tetap bersyukur dari beberapa bencana alam yang telah kita dengar maupun kita lihat. Banyak yang merasakan kesedihan, merasakan kebahagiaan bisa bertemu dengan keluarga yang sudah lama tidak berjumpa. 

Bahkan belum puas kita untuk bernafas, beberapa hari yang lalu kita mendapatkan berita bahwa salah satu ibu kota di pulau Jawa dan daerah Timur sedang berduka. 

Banyak dari kita yang turut mendoakan agar semua saudara kita alami selalu tabah dan sabar. Terlebih, dari berbagai macam informasi yang kita ketahui. Mau itu dari Instagram, Twitter, Facebook, bahkan kita sempat mendengar dari siaran Radio. 

Terutama kesedihan yang sempat membuatku untuk istirahat dari dunia menulis di artikel ini. Dua bulan yang lalu, aku harus mengikhlaskan kepergian seorang gadis cantik dan pintar yang selalu berada di samping ku. 

Aku berfikir, mungkin Tuhan lebih menyayangi dia. Aku yang pada saat itu masih terpukul karena kepergiaan nya, terkadang membuatku sedikit lelah untuk melakukan aktivitas.  

Tetapi, dengan support orang terdekat dan niat aku untuk tetap berdiri. Aku mencoba membuka akun ini kembali dan menulis sebuah kata yang sudah lama aku tulis melalui buku harian ku. 

Dari hilang nya sebuah kebanggaan yang menurut kita mampu untuk di pertahankan, bahkan sampai hilang nya hal tersebut membuat kita enggan untuk bisa langsung bangkit. Apa lagi semua itu menyangkut dengan karir kita.

Dalam beberapa bulan ini, aku bertemu teman dari berbagai kalangan. Yang dimana, mereka selalu berusaha untuk mendapatkan pekerjaan melalui laman lowongan kerja yang mereka ketahui. 

Namun, ketika semua yang dia harapkan tidak sesuai dengan ekspektasi nya. Hal tersebut hampir membuat nya sedikit pesimis. Tetapi, teman ku dari karir yang bagus mengatakan. 

"Jangan mudah untuk pesimis, karena kamu belum tau kebahagiaan apa yang sedang menunggumu di sana. Terkadang perjalanan yang tampak terlihat baik-baik saja di depan kita, belum tentu semua yang kita lihat dapat di rasakan secara baik juga oleh mereka. Bahkan, ada juga yang harus merelakan sesuatu yang sudah dia genggam lama untuk menjaga diri nya agar tidak terluka."

Sebelum bulan Desember, banyak dari kita mengharapkan ada sebuah perubahan yang telah kita nanti-nantikan itu. Ternyata, harapan itu pupus sudah. 

Mungkin kita sudah merencanakan nya sebaik mungkin? Tetapi Tuhan berkehendak lain sehingga tidak mampu membuat kita berkata. Namun dapat mampu membuat kita untuk mengolah diri kita tetap bersabar dan menurunkan logika negatif yang hanya memikirkan jalan singkat saja. 

Begitu juga dengan ku, aku yang pernah mempunyai mimpi untuk berkunjung ke rumah saudara ku. Semua itu aku putuskan untuk menunda nya. Karena suatu alasan yang mungkin akan membuat hati sedikit kesal untuk menerima nya. 

Keputusan, pemikiran, bahkan cerita dari masing-masing manusia ada kala nya sama dan ada juga berbeda. Namun, semua itu di kembalikan ke diri kita. 

Memulai semua yang kita tidak pernah menginginkan sesuatu yang buruk terjadi selama proses, terkadang harus bisa membuat kita untuk melakukan nya dengan mengontrol diri agar tidak mudah puas ataupun putus asa. 

Banyak di antara kita memutuskan suatu komitmen hanya karena tidak merasa baik untuk di lanjutkan. Ada juga yang memutuskan untuk tetap melanjutkan komitmen itu namun dengan status yang lebih serius lagi. Bahkan ada juga yang masih bertahan dan kembali bersama untuk menjalankan komitmen tersebut. 

Menjalankan sebuah komitmen memang benar-benar melalui niat yang baik dari diri sendiri. Karena di balik niat baik maupun buruk yang kita ucapkan dan pikirkan. Semua itu dapat kita rasakan tanpa permisi. 

Terkadang, kita banyak memikirkan hal-hal yang tidak perlu kita pikirkan. Namun, sebenarnya kita juga enggan untuk memikirkan nya. Tetapi sel-sel yang ada di pikiran kita terkadang hanya beberapa saja yang mau untuk tidak melakukan nya. 

Bisa jadi, ketika kita tidak menginginkan untuk makan. Tetapi karena hidangan itu terlihat menarik dan enak saat di lihat. Pada akhirnya kita memilih untuk membeli nya. 

Setelah itu, apakah akan habis? Ada yang sebagian habis dan ada yang tidak. Menurunkan gengsi yang ada diri kita memang sangat susah untuk di lakukan. Semua itu fakta, tidak mungkin kita tidak mempunyai sifat gengsi.

Banyak juga yang selalu beradu argumen dalam menjalankan komitmen tersebut. Ketika si perhatian bertemu si gengsi. Semua nya akan seperti tidak stabil jika di pikirkan. Bahkan, ada juga yang enggan untuk menurunkan sedikit saja gengsi nya. Dan ada juga yang berhasil kan membuat si gengsi itu untuk mengalah. 

Proses yang panjang maupun singkat ini, memang mengharuskan seseorang untuk selalu cepat berfikir. Karena, pada dasar nya manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda dengan kita. Melalui proses yang berbeda juga dengan kita. Semua itu akan mengalami terbentuk nya sifat yang ada diri kita tanpa kita menyadari nya.

Sebenarnya mustahil, namun hal seperti bisa di yakinkan karena lingkungan. Mau itu lingkungan  keluarga, pertemanan, bahkan dengan siapa dia bersanding, semua nya akan terlihat oleh kita. Apalagi, ketika kita mempunyai salah satu seorang teman. 

Kemudian yang dulu nya dia terlihat ramah dengan kita, tetapi di saat waktu yang menurut kita pas sedangkan menurut dia kurang pas. Kita akan memiliki argumen dalam pikiran jika dia telah berubah. 

Sebenarnya wajar, tetapi kita belum bisa mengetahui hal tersebut untuk melakukan nya dalam bersikap. Kurang nya komunikasi memang akan sangat berdampak negatif dari kita maupun pihak lain. Karena, mereka mungkin akan menganggap jika kita terlalu bersemangat. Kenyataan nya kita juga mempunyai pemikiran yang sama. 

Di sore hari ini, aku sedikit mengatakan bahwa manusia tidak akan pernah yang namanya merasakan kesalahan di dalam diri dia. Jika dia tidak pernah merasa bahwa dirinya bersalah. Sifat memang bisa di ubah, namun watak tidak akan mampu membuat seseorang untuk bertahan sementara. 

Semoga menuju berakhirnya tahun 2021 ini kita semua di berikan kesehatan, panjang umur, dan rejeki yang baik untuk kita. Amin

Jakarta, 17 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun