Ya sudah karena abang operator tidak ada kepastian dan listrik sudah pasti mati bila tak diberi makan nomor-nomor strom token, akhirnya aku yang mengalah dan langsung mengisi listrik prabayar. Listrik hidup dan aman.
Keesokan harinya tidak sengaja bertemu dua petugas yang mengganti Kwh meter baru saat melakukan penggantian di rumah tetangga depan lainnya. Ia menjelaskan, token akan dikembalikan, dan biasnya paling cepat selama tiga hari. "Hari ini Kamis, hari Senin lah baru dibalekkan, biasanya tiga hari karena beberapa hari ini libur jadi Senin lah," katanya. Aku berharap demikian.
Lewat hari Senin, pesan pendek pengembalian strom token yang dinanti tak juga datang. Hingga akhirnya lupa sendiri dan baru ingat ketika tidak sengaja melihat Kwh meter, token yang dijanjikan, belum juga dikembalikan.
Akhirnya, suara Kwh meter baru kembali berdecit-decit dan bertanda minta makan. Karena oh karena token yang dijanjikan dan hak belum dikembalikan, solusi paling mudah ya menelpon saluran cinta PLN 123.
Pada tanggal 5 Mei, tepatnya hari ke empat belas aku menelpon PLN 123 dan terhubung dengan operator. Bedanya kali ini, bebeb cinta operator setelah memperkenalkan diri tidak langsung menyatakan mengetahui pelanggan yang menghubunginya. Ia menanyakan nama pelanggan dan keluhan. Saat itu karena hujan lebat, saat dijelaskan dan apa yang ditanyakan suara ditelepon agak kurang jelas.
"Iya bapak, apa yang bisa dibantu. Masalahnya apa bapak," katanya dengan intonasi sedikit ngegas. Wah ini lain lagi gaya cintaku operator, bukan lembut dan simpati cak mano itu, kataku dalam hati. Aku menjelaskan duduk perkara dan diberi nomor pengaduan yang harus dicatat.Â
Cintaku operator PLN 123 sedikit berbasa-basi, apakah ada lagi yang ingin disampaikan dengan ucapan dalam intonasi standar dan selesai. Memang kemudian sorenya, pesan pendek pengembalian strom token masuk dan aku mengisinya ke Kwh meter.
Dari pengalaman itu, aku merasa ada yang kurang elok dari pelayanan PLN. Untuk yang listrik mati, sepertinya ada masalah antara penjelasan operator dan petugas di lapangan. Dari satu sisi, operator sudah baik menjelaskan, tetapi tidak sesuai fakta dengan petugas lapangan.Â
Ada rasa bersalah pada operator, karena mengetahui pelanggan sudah berkali-kali menelpon dan mendapat penjelasan yang berbeda dari sebelumya serta tidak sesuai harapan.Â
Untuk yang petugas lapangan, entahlah, hanya PLN, mereka petugas dan tuhan yang tahu, dan aku hanya menduga-duga. Seperti ada yang tidak singkron dan ada masalah yang disembunyikan diantara mereka,
Sedangkan untuk babang dan bebeb cintaku operator PLN 123 yang dua terakhir tadi. Aku merasa tidak dimengerti, dipahami inti keluhan sebenarnya dan seperti tanpa simpati. Yang babang operator satunya enteng nian caronyo, seakan dak ado masalah.Â