Mohon tunggu...
Shopian Hadi
Shopian Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar, membaca dan menulis

Senang membaca, sastra, sosial, politik, budaya, dan menyukai olahraga dan petualangan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menabung di Tengah Pandemi

5 Mei 2020   22:51 Diperbarui: 5 Mei 2020   23:06 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menabung (sumber www.uprint.id)

Bila ada yang tidak terdampak dengan situasi pandemi Covid-19 Corona yang melanda dunia saat ini, mungkin hanya ada segelintir orang. Yaitu orang yang hidup terasing, menyepi atau kelompok kecil yang hidup di pedalaman hutan atau lautan, jauh dari hiruk pikuk interaksi khalayak ramai dan menyatu dengan alam. Wabah ini menyebabkan krisis diberbagai belahan dunia, tidak peduli siapa dan negara mana.

Pedagang kecil hingga pengusaha besar mengeluh. Buruh, pegawai, tenaga kesehatan, apapun profesinya ikut kena imbas. Pemerintah mati-matian mengambil berbagai kebijakan penanggulangan bencana non alam ini. Pandemi Corona telah melahirkan ketidakpastian dan kekhawatiran bagi masyarakat dunia. Perlu sikap bijak bagi kita menghadapinya.

Tetap tenang serta sabar adalah setengah dari kemenangan menghadapi situasi seperti ini. Namun bagi yang tidak tenang serta cemas berlebihan, juga melahirkan kepanikan yang berlebihan pula. Penimbunan barang, penarikan uang tabungan atau investasi secara besar-besaran, maupun tindakan spekalutif menimbun masker misalnya, hanya melahirkan kepanikan-kepanikan baru. Kepanikan berlebihan itu, bisa karena kurangnya pengetahuan, mencari keuntungan sendiri dan termakan isu yang tidak benar alias hoaks.

Di tengah bencana wabah seperti inilah, perlu sikap bijak dan cerdas. Setidaknya ini bisa membantu bagi diri sendiri serta keluarga, maupun negara kita. Yaitu tetap menabung di tengah pendemi Covid-19 Corona. Menabung di tengah pandemi, bisa saja dilakukan semua orang dengan menyesuaikan dengan kondisi masing-masing orang.

Menabung, ya menabung. Tetap menabung dalam situasi saat ini. Menabung tidak juga mesti dalam bentuk uang. Bisa menabung dalam bentuk pangan, tanaman, tulisan, keahlian atau belajar, maupun menabung amal di tengah wabah yang melewati bulan suci Ramadhan kali ini.  Tetap menabung di tengah bencana.

Menabung pada dasarnya mengajarkan kita hidup hemat dan sederhana serta antisipasi akan masa depan. Ada kalanya, sekecil apapun, dalam bentuk apapun tabungan menjadi penyelamat atau penolong dalam kehidupan. Banyak cerita tabungan membantu saat-saat sulit dan kritis. Entah untuk biaya sekolah, berobat hingga memenuhi kebutuhan mendesak seperti saat bencana atau kondisi tidak terduga.

Seorang teman bercerita, pada era sembilan puluhan orang tuanya pernah kebingungan untuk membayar biaya operasi kelahiran adiknya yang ketiga. Di saat itu, orang tuanya yang perantau dan berprofesi tukang becak ingat memiliki "celengan" uang logam yang dikumpulkan di dapur. Ya di dapur, di dapur tanah uang logam tersebut selalu disisihkan usai pulang menarik becak. Setelah dihitung, uang logam yang seakan tidak dipedulikan tersebut lebih dari cukup untuk biaya operasi.

Ya banyak cerita orang tertolong dengan tabungan. Banyak suka, orang mendapatkan cita-cita atau keinginan akan sesuatu dengan tabungan. Penulis sendiri berkali-kali diselamatkan tabungan untuk urusan belajar maupun membeli buku-buku idaman. Uang yang dikumpulkan dari hasil panen pinang yang menjadi tanaman pagar batas tanah dengan tetangga itu menjelma menjadi berbagai buku-buku semasa kuliah. Belajar dari itu, di tengah kondisi seperti ini, tabungan tentu menjadi sangat berarti.

Menabung sudah diajarkan oleh orang tua sejak dini. Contoh sederhana menabung dengan celengan untuk uang recehan. Kita merasa sangat bangga bisa membeli sesuatu dari uang memecah celengan. Pada kearifan lokal, menabung bisa dalam bentuk lumbung pangan. 

Selain untuk memenuhi kebutuhan saat itu, hasil panen padi, jagung, kacang dan lainnya disimpan sebagian untuk makanan ke depan dan sebagai benih. 

Menyisihkan sedikit beras setiap kali memasak sebagai cadangan makanan juga menjadi kearifan lokal pada beberapa masyarakat kita. Bahkan banyak fasilitas umum dan ibadah dari tabungan gotong royong berupa sedikit beras yang disisihkan warga. Kekuatan menabung itu benar-benar luar biasa.

Menabung pada masa dahulu dan sekarang pada prinsipnya sama, hanya berbeda pada sarana. Pada era digital sekarang, menabung sudah banyak pilihan. Menabung bahkan bisa melalui genggaman tangan. 

Saat wabah seperti ini, ada beberapa peluang menabung yang menguntungkan dan ikut menjaga stabilitas nasional. dibandingkan ikut menarik uang tabungan secara besar-besaran, saat ini justru peluang untuk menabung, diantaranya menabung saham dan menabung emas.

Untuk saham, ini saatnya peluang menabung alias investasi saham jangka panjang ditengah turunnya harga-harga saham. Kita tinggal mencermati peluang yang baik dengan cara menyisihkan uang dan membeli saham potensial. Bayangkan, saat kondisi ekonomi baik sebelum wabah, harga saham tinggi dan saat ini turun alias banyak diskon dengan pilihan untuk menabung saham lebih banyak.

Ketika orang dengan pilihan menjual saham dengan pertimbangan perlambatan ekonomi, saatnya kita menabung saham untuk investasi masa depan dan menjaga stabilitas perekonomian. Seandainya semua penduduk Indonesia melek dan sadar menabung saham saat ini, tentu akan baik bagi perekonomian dan akan lain ceritanya. Perlu ada gerakan menabung saham ditengah bencana untuk ekonomi dan masa depan Indonesia.

Untuk tabungan emas juga lebih mudah dengan berbagai fasilitas lembaga keuangan. Mudah karena menabung emas juga bisa melalui aplikasi belanja online maupun langsung dengan nominal uang yang kecil. Bagi yang sudah memiliki tabungan emas, saat ini tentu senang karena harga emas melonjak karena menabung sebelumnya harga emas lebih murah. Sedangkan yang sudah memiliki emas cetakan atau logam mulia, bila membutuhkan dana mendesak bisa menggadaikannya di lembaga keuangan. Pelunasan bisa dengan cara langsung atau mencicilnya terus menerus dan emas kembali dimiliki.

Dahulu sebelum ada tabungan emas, lumayan susah untuk memiliki simpanan atau investasi emas dan caranya harus menabung uang sedikit demi sedikit. Penulis pernah diajarkan cara orang-orang tua dahulu untuk menabung emas. Yaitu menabung uang yang kemudian sudah cukup membeli emas. Cara ini agak berat dan seperti menabung biasa. 

Cara kedua yaitu membeli emas yang lebih kecil seperti cincin, anting, liontin atau lainnya yang diperuntukan bagi bayi dan anak sedikit demi sedikit. Cara ini menyiasati dana pembelian yang terbatas dan tidak membutuhkan uang dalam jumlah besar. Cara ini lumayan baik, tetapi ada resiko dalam penyimpanan.

Sekarang dengan tabungan emas, jauh lebih mudah dan menjadi kesempatan menabung serta investasi. Akhirnya secaranya langsung maupun tidak langsung kita ikut menjaga stabilitas perekonomian negara dan tentunya masa depan kita sendiri. Menabung dengan cara ini menurut penulis sangat mendukung dengan kondisi wabah yang mendorong kita lebih hemat karena sedikitnya pengeluaran dengan aktifitas yang lebih banyak dirumah.

Alasan merekomendasikan saham dan tabungan emas, dengan pertimbangan kedua tabungan ini lebih mudah, murah serta terjamin. Mudah karena bisa dilakukan dari rumah maupun datang langsung. Murah karena untuk menabung tidak memerlukan modal atau uang yang besar. Bagi yang terbatas bisa dengan uang jumlah kecil sudah bisa menabung terus menerus. Keunggulan lain menabung saham dan emas, kendalinya ada pada diri kita sendiri dan terjamin aman.

Sebenarnya menabung seperti ini bisa menggabungkan cara tradisional alias manual dengan modern. Selain menyisihkan sebagai penghasilan secara khusus untuk menabung atau investasi, cara ala celengan sangat berguna. Kalau pribadi penulis dan cara ini yang banyak digunakan pada pedagang-pedagang yaitu menyisihkan uang recehan terus menerus sama halnya celengan dan kemudian dimasukan ke dalam tabungan emas atau saham. Jangan remehkan hasilnya. Uang receh dan logam yang dikumpulkan dalam beberapa waktu semakin lama semakin besar jumlahnya.

Dimasa pendemi ini, dari pada kita panik dan gelisah berlebihan, yuk kita menabung. Sedikit demi sedikit dan terus menerus menabung. Menabung emas, menabung saham, menabung tanaman atau pohon, menabung bahan makanan, menabung tulisan atau belajar online, menabung amal dengan berbagai kepudulian serta sedekah dan ibadah di bulan Ramadhan. Menabung itu bisa dari rumah dan tetap menjaga jarak. Yuk menabung untuk masa depan dan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun