Sayangnya saat ini, berkurangnya sumber rotan Ambung tidak lagi banyak dibuat dari jenis rotan tertentu yang lebih cantik dan indah warnanya serta ketahanannya.
Hingga kini, walaupun zaman sudah modern membawa Ambung ke sawah atau ladang, kebun hingga pasar masih terus dilakukan oleh sebagian masyarakat Melayu di Jambi. Terutama di dusun-dusun. Cuma kalau di pasar, pengalaman penulis di masa kecil hingga kini di Pasar Tradisonal Rantau Panjang, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Ambung kadangkala membuat kesal. Maklum banyak makan tempat dan ruang dan itu, kalau kena senggol lumayan sakit.
Kearifan lokal yang hidup pada masyarakat Melayu ini serupa gerakan-gerakan kecil yang dicanangkan untuk menjaga bumi kita seperti, gerakan menanam pohon, kurangi penggunaan plastik. Terkini adalah gerakan membawa wadah atau botol minuman untuk mengurangi penggunaan botol plastik yang gencar di gaungkan dan menjadi gaya hidup, tentu ada andil perusahaan penyedia peralatan rumah tangga dengan agendanya sendiri.
Sepertinya kita perlu belajar dari kearifan lokal dan Ambung tadi yang ramah lingkungan sebagai sebuah gerakan untuk selamatkan bumi. Ayo Selamatkan Bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H