Mohon tunggu...
Arjoko Setiono
Arjoko Setiono Mohon Tunggu... Guru - Kelana Aksara

Tulisan adalah hasil pengembaraan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkaca pada Pemikiran Ki Hajar Dewantara

28 Mei 2022   12:29 Diperbarui: 28 Mei 2022   12:33 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
Pendidikan merupakan pondasi utama yang harus dibangun dalam sebuah peradaban, dengan pendidikan akan bertahan dan berkembang suatu budaya. Pemikiran KHD terkait dengan pendidikan sangatlah berarti dalam peletakan batu pertama sebuah pendidikan di negara Indonesia. 

Era kolonial menerapkan pendidikan kepada para bangsawan dan keturunan ningrat dengan satu tujuan yaitu mencetak generasi penerus pegawai pemerintahan, dan mempersiapkan para pedagang handal dibawah pemerintahan kolonial. Apakah semua rakyat bisa menikmati manisnya pendidikan? Jawabannya tentu saja tidak.

Perkembangan zaman yang begitu pesat mengharuskan bangsa Indonesia untuk menentukan langkah dalam hal proses pendidikan yang bisa dinikmati oleh setiap lapisan masyarakat. Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara mendobrak sistem pendidikan kolonial yaitu pendidikan sebagai penuntun siswa dalam meniti kehidupan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. 

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia yang merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri (berdikari). 

Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain.

Dalam proses pendidikan, sebagai pendidik kita harus bisa "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. 

Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat)

Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain.

Sebelum mempelajari pemikiran KHD, sebagai pendidik kadang lupa akan tugas utamanya. Saya percaya kepada murid saya bahwa semua siswa harus mampu menyelesaikan materi pelajaran dengan nilai sesuai KKM yang telah ditentukan, sehingga pola pengajaran dikelas adalah kegiatan yang kurang berpihak pada siswa dan terkesan mengekang kemerdekaan belajar siswa.

Setelah mempelajari pemikiran KHD dalam pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman serta pengajaran yang menuntun murid menjadi manusia yang seutuhnya, berbudi pekerti luhur dan menjunjung tinggi adat dan budaya. Hal inilah yang merubah pola pikir dan perilaku sebagai pendidik untuk bisa memberikan pelayan terbaik kepada siswa sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik maupun mental.

Penerapan pemikiran KHD dalam kelas yang akan segera dilaksanakan adalah merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa, menuntun siswa menjadi manusia sutuhnya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Merubah metode mengajar yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa dengan memberikan kemerdekaan belajar secara mandiri dan bertanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun