Semangat Tanpa Batas dalam Keterbatasan

“75-100” Pernahkah mendengar slogan tersebut, bagi insan kelistrikan mungkin sudah tidak asing lagi. 75-100 artinya adalah ketika Memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75 Rasio Elektrifikasi mencapai 100 % atau seluruh masyarakat sudah menikmati listrik baik melalui sistem interkoneksi, sistem isolated atau dengan Solar Home Sistem (PLT Surya).

Semangat untuk melistriki daerah-daerah belum berlistrik terus dicanangkan oleh insan PLN dari Pusat sampai ke Rayon (UPJ) dan terus berupaya agar listrik bisa dinikmati daerah-daerah terpencil yang belum berlistrik.

kondisi geografis berupa pegunungan dan sungai membuat daerah belum berlistrik itu sulit terakses oleh listrik, Beberapa desa bahkan belum ada akses jalannya, hanya jalan setapak dan sungai-sungai kecil. Ini merupakan tantangan PLN untuk memasang pembangkit dan tiang jaringan listrik.

Sungai Barito adalah salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat di Kalimantan selatan dan tengah, ketika menyisir sungai tersebut akan mendapati daerah atau desa bahkan kecamatan yang belum menikmati listrik, untuk survey saja ditempuh 12 jam perjalanan darat dilanjut 6 jam perjalanan sungai kecil menggunakan klotok atau perahu. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk melistriki desa yang belum berlistrik untuk mencapai 100% Ratio Elektrifikasi

Selain daerah belum berlistrik tersebut terdapat desa-desa yang sudah berlistrik baik dengan PLTD kecil dan bakal maupun dengan PLT Surya. PLTD tersebut dikelola oleh beberapa staf alih daya dengan Job Description meliputi Operasi dan Pemeliharaan rutin pembangkit (PLTD) dan Jaringan serta catat meter. Beberapa desa bahkan belum ada jalan darat, untuk menuju ke lokasi ditempuh dengan jalur sungai dari dermaga terdekat.

Menjaga keberlangsungan pasokan listrik di daerah-daerah tersebut adalah sebuah tantangan sebab kondisi sungai barito mengikuti curah hujan, di musim kemarau air surut saat musim hujan air melimpah mengakibatkan banjir. Saat musim kemarau air menjadi surut, tantangan yang dihadapi adalah pasokan bahan bakar sebab BBM solar HSD dikirim melalui sungai dengan Tongkang LCT tidak bisa sandar di pelabuhan ULD hanya bisa sandar di pelabuhan kabupaten terdekat, untuk menjangkau ke ULD harus dilangsir dengan klotok atau perahu kecil menggunakan drum.

Tantangan lain adalah saat musih hujan datang yang mengakibatkan banjir, menyelamatkan aset dari pembangkit sampai kwh meter adalah prioritas utama. Sebelum banjir menggenangi kwh meter harus dilepas sesuai SOP yang sudah ditetapkan agar kwh tidak rusak dan bisa digunakan ketika sudah surut. Mengamankan aset jaringan serta pembangkit dan mengoperasikannya sesuai batas aman yang sudah ditetapkan K3 dan K2.

Saat terjadi gangguan pembangkit atau jaringan tetap berusaha secepatnya melakukan pemulihan, bila tidak memungkinkan berkoordinasi dengan petugas Rayon dan Area, kadang bila terjadi gangguan pembangkit yang mengakibatkan pemadaman cukup lama harus melakukan relokasi mesin pembangkit dari ULD lain untuk mengganti mesin pembangkit yang mengalami gangguan dengan medan yang tak mudah, melewati jalur darat dan sungai tak peduli bagaimanapun kondisi sungai surut atau kondisi normal.

foto-saat-relokasi-2-5800ad84d47e61be178b456c.jpg

Semangat mereka untuk tetap menjaga pasokan listrik serta menjaga aset Perusahaan patut kita apresiasi, di tengah hingar bingar kehidupan kota mereka masih mau dan mampu menjaga aset Perusahaan yang mungkin nilainya hanya beberapa ratus juta dengan tantangan yang sedemikian rupa, kadang harus terpisah dengan keluarga dengan alasan tertentu.

Semangat Pagi

Bekerja… Bekerja… Bekerja

My Job My Adventure

Penulis

Shony Maulana

HP. 085751593700

FB : Shony Maulana

Dokumentasi Pribadi