Keadaan semakin menggila.
Kesalahpahaman tidak bisa di atasi.
Inikah harapan kita?
Sudah tidak ada lagi yang bisa dipercaya.
Semua penuh dengan dusta.
Demi meraup keuntungan tak terhingga.
Aku menghela kecewa.
Akibat melihat ini semua.
Yang jauh dari harapan sedia kala.
Berusaha selalu berpikiran baik adanya.
Buntu, semua itu hanya angan-angan saja.
Karena hati selalu dibohongi tipuan semata.
Jiwa yang bahagia.
Jiwa yang penuh percaya.
Tenggelam dalam tidak menentunya gelora.
Semoga masih ada harapan di benak kita.
Semoga masih ada kebahagiaan di hati kita.
Ya... berangan-angan kembali tidak ada salahnya.
Walau perasaan ini tersiksa.
_____
Shonia Pakpahan.
Tangerang, 21 Mei 2020.
Puisi ditulis saat situasi pandemi masih sangat menikam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H